SBS, jaringan televisi publik multikultural Australia, resmi diluncurkan pada 24 Oktober 1980. Tanggal ini dipilih sebagai tanggal peluncuran bukan karena kebetulan, tetapi karena memiliki makna simbolis yang mendalam. Pertama-tama, tanggal 24 Oktober kebetulan adalah Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang melambangkan aliansi dan kerja sama negara-negara di seluruh dunia dan bertepatan dengan misi SBS untuk mempromosikan multikulturalisme.
Saat itu, Bruce Gyngell, CEO SBS, mengatakan: "Tujuan kami adalah memungkinkan setiap pemirsa melihat refleksi budaya mereka dan membangun pemahaman dan rasa hormat di antara budaya yang berbeda."
Saat itu, Australia sedang menghadapi transisi dari satu budaya menjadi budaya multikultural. Pada hari peluncurannya, SBS tidak hanya menyebarkan beragam konten lokal, tetapi juga menyajikan program TV asing dari perspektif baru. Langkah tersebut menunjukkan pentingnya jaringan tersebut bagi masyarakat Australia, khususnya imigran dan kelompok minoritas.
Program pertama pada hari peluncuran adalah dokumenter berjudul "Who Are We?", yang mengeksplorasi identitas multikultural Australia dan semakin memperkuat signifikansi peluncuran jaringan SBS. Hari ini bukan hanya awal berdirinya SBS, tetapi juga langkah penting bagi Australia secara keseluruhan dalam perjalanan menuju multikulturalisme.
Gyngell menekankan: "Setiap kelompok etnis memiliki suaranya sendiri di sini. Ini adalah tanggung jawab dan misi kami."
Peluncuran SBS memungkinkan penutur bahasa Inggris dan komunitas bahasa lain untuk menikmati konten televisi yang lebih kaya, dan mendorong pertukaran bahasa dan budaya. Dilihat dari proporsi awal, sekitar 98% pemirsa dari semua kelompok etnis akan menonton program TV yang terkait dengan budaya mereka sendiri. Data ini terus diverifikasi dalam banyak penelitian berikutnya.
Seiring dengan perluasan jaringan SBS di seluruh Australia, SBS terus menyesuaikan konten programnya dan berupaya memenuhi kebutuhan berbagai pemirsa. Dari liputan berita yang dinamis hingga program komedi yang menghibur hingga beragam siaran olahraga langsung, SBS menunjukkan fleksibilitas dan inklusivitasnya sebagai jaringan televisi publik. Dalam konteks ini, keputusan untuk mulai mengudara pada 24 Oktober 1980 tidak diragukan lagi merupakan keputusan yang dipertimbangkan dengan saksama.
Dalam beberapa dekade berikutnya, SBS terus berinovasi, berupaya memenuhi kebutuhan pemirsa dari berbagai kelompok etnis, dan menanggapi perubahan sosial dan budaya sambil secara bertahap menjadi jaringan televisi terbesar kelima di Australia.
Evolusi semacam itu menunjukkan misi SBS untuk berupaya membangun dialog dan konsensus dalam konteks multikultural. Titik awal dari semua ini dimulai dengan tanggal peluncuran khususnya. Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak hanya mewakili kerja sama global dan kemakmuran bersama, tetapi juga menggemakan niat awal SBS sebagai platform multikultural.
Latar belakang budaya inilah yang menciptakan keunikan SBS dan membuatnya menonjol di tengah gelombang multikulturalisme Australia.
Seiring dengan perubahan lingkungan media, SBS terus menyesuaikan programnya untuk beradaptasi dengan kebutuhan baru, seperti meluncurkan layanan streaming daring dan menambahkan opsi audio multibahasa agar lebih mudah bagi lebih banyak pemirsa untuk mengakses Program untuk berbagai budaya.
Namun, menghadapi masa depan, SBS tidak pernah berhenti. SBS terus menantang dirinya untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya dengan visi yang lebih inklusif dan cara yang lebih inovatif, yang sangat penting bagi perkembangan budaya Australia dan pertumbuhannya sendiri.
Dalam konteks ini, ada baiknya memikirkan bagaimana SBS dapat lebih jauh memengaruhi struktur sosial dan identitas budaya Australia dalam proses mempromosikan multikulturalisme?