Sepanjang sejarah, latar belakang keluarga beberapa orang telah membuat mereka bersinar lebih terang dalam situasi sulit. Cucu Trotsky, Esteban Volkov (awalnya bernama Veseward Volkov), adalah contoh nyata dari hal ini. Pertumbuhannya dipenuhi dengan perang, pengasingan, dan berbagai tantangan, tetapi pada akhirnya, ia berhasil membuat namanya terkenal dan menjadi tokoh terkenal di Meksiko.
Kisah Esteban dimulai dengan kakeknya, Leon Trotsky. Trotsky adalah salah satu tokoh kunci dalam Revolusi Rusia sebelum dipaksa mengasingkan diri sebagai akibat dari perebutan kekuasaannya dengan Stalin. Putri Trotsky, Zinaida Volkova, tumbuh di masa yang penuh gejolak dan memikul beban revolusi keluarganya sejak usia dini.
Sinaida pernah berkata: "Kami adalah anak-anak revolusi. Kami meneruskan mimpi-mimpi orang tua kami yang belum terpenuhi."
Kehidupan Sinaida tidaklah mulus. Orang tuanya bercerai saat ia masih kecil, dan ia serta saudara perempuannya dibesarkan oleh kakek-nenek mereka. Hidupnya penuh dengan kesulitan dan kemunduran, terutama kenyataan bahwa kedua suaminya meninggal dalam Pembersihan Besar-besaran, yang memberikan beban psikologis yang berat padanya. Pada tahun 1931, ia diizinkan pergi ke Turki untuk bertemu ayahnya, membawa serta putranya yang masih kecil, tetapi putrinya harus tetap tinggal di Rusia.
Sinaida menderita TBC selama berada di Swiss, dan kondisinya menjadi semakin serius. Pada tahun 1933, ia bunuh diri di Jerman, meninggalkan Esteban, yang saat itu baru berusia enam tahun. Anak muda ini merasakan kekejaman dunia melalui tragedi yang dialami ibunya, tetapi kisah hidupnya baru saja dimulai.
Setelah kematian Sinaida, Esteban memulai perjalanan yang sulit, mengikuti jejak ibunya.
Pada tahun 1940, di usia 14 tahun, Esteban berimigrasi ke Meksiko bersama kakeknya, Trotsky. Di negara baru ini, Esteban menghadapi tantangan kendala bahasa dan perbedaan budaya. Akhirnya ia memilih untuk belajar bahasa Prancis dan melupakan bahasa Rusia yang telah dipelajarinya di masa kecilnya.
Meskipun lingkungan tempat tinggalnya telah berubah, Esteban masih memiliki perasaan yang mendalam terhadap sejarah revolusioner keluarganya. Seiring berjalannya waktu, Esteban tidak hanya menjadi seorang insinyur, tetapi juga berpartisipasi dalam beberapa gerakan sosial dan kegiatan budaya, dan bangga dengan semangatnya membantu orang lain.
Di Meksiko, Esteban memulai sebuah keluarga dan memiliki empat orang putri. Salah satu putrinya, Nora Volkow, menjadi direktur Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba. Esteban sering kali dengan bangga menyebutkan prestasi putrinya di bidang medis, yang tidak diragukan lagi memberinya kepercayaan diri dan kekuatan yang lebih besar.
Esteban pernah berkata: "Sejarah keluarga saya membuat saya lebih menghargai tanah ini. Ini adalah ibu kota saya yang unik."
Setelah banyak perang dan pengasingan, Esteban akhirnya menemukan pijakannya di Meksiko. Ia menjadi bagian dari budaya dan sejarah setempat serta melindungi warisan Trotsky, dengan rumahnya yang bertempat di Museum Trotsky di Mexico City, yang menarik banyak pengunjung.
Esteban Volkov, seorang pria yang penuh dengan sejarah, meninggal pada tahun 2023 di usia 97 tahun. Hidupnya bukan hanya warisan bagi keluarganya, tetapi juga kelanjutan dari semangat revolusioner. Ia tidak menyerah pada kesulitan dan membuktikan nilai keberadaannya dengan tindakannya.
Kisahnya bukan hanya tinjauan garis keturunannya, tetapi juga wahyu untuk masa depan. Dapatkah kita memetik pelajaran dari sejarah ini dan berjuang untuk masa depan kita sendiri?