Dalam novel klasik Jane Austen, Sense and Sensibility, dua saudara perempuan Deshawood, Elinor dan Marianne, menampilkan ciri-ciri karakter yang sangat berbeda. Hal ini tidak hanya menjadi dasar alur cerita, tetapi juga perwujudan penting dari tema novel yang lebih dalam. Elinor mewakili akal sehat dan ketenangan, sementara Marianne mewakili emosi dan gairah. Latar karakter dualistik ini menjadikan karya tersebut tidak hanya sebagai kisah cinta, tetapi juga eksplorasi sifat manusia dan ujian tentang cara menyeimbangkan akal sehat dan emosi dalam masyarakat.
"Akal sehat berarti penilaian yang baik, kebijaksanaan, atau kehati-hatian, sementara emosi berarti kepekaan, simpati, atau emosionalitas."
Cerita dimulai dengan kedua saudara perempuan tersebut kehilangan warisan mereka karena kematian ayah mereka dan tidak punya pilihan selain pindah ke Barton Cottage di Devon. Dalam situasi seperti itu, Elinor dan Marianne menghadapi ujian emosional mereka sendiri. Eleanor menunjukkan kesetiaan dan rasionalitasnya dalam tanggung jawab keluarganya. Dia tahu bahwa dia perlu memainkan peran untuk mengurus ibu dan saudara perempuannya, jadi dia sering kali menekan emosinya. Sebaliknya, Marianne mengejar cinta dengan cara yang lebih bebas dan tak terkendali. Dia mendambakan cinta yang penuh gairah dan pengalaman emosional yang ekstrem.
"Eleanor adalah contoh dari akal sehat, dia memahami kompleksitas hubungan interpersonal, sementara Marianne sepenuhnya berkomitmen pada emosi dan harapannya akan cinta hampir buta."
Kontras ini terungkap dengan jelas dalam cerita tersebut. Perasaan romantis Marianne menarik perhatian John Willoughby, namun, ketika dia terperangkap dalam pusaran emosi, dia terpukul keras oleh pengkhianatan Willoughby. Penekanan Marianne pada emosi menyebabkan dia mengabaikan pentingnya rasionalitas, yang akhirnya memaksanya untuk menghadapi kehilangan dan rasa sakit. Semua ini membuat kita merenung: Haruskah kita tetap rasional dalam mengejar cinta?
Peran Eleanor memungkinkannya untuk mengatasi situasi sulit dalam hidupnya dengan lebih baik. Ketika mengetahui bahwa Edward Ferrars yang dicintainya dijebak oleh Lucy Steele, dia tidak menjadi emosional seperti Marianne, tetapi memilih untuk bertahan dan beradaptasi dalam diam. Selama proses ini, hati Eleanor juga penuh dengan perjuangan dan rasa sakit, tetapi dia mengerti bahwa kesulitan hidup memaksanya untuk menunjukkan sisi rasionalnya. Cara mengatasi ini akhirnya memberinya kebahagiaan.
"Kontras tajam antara ketenangan Elinor dan gairah Marianne membuat kita berpikir tentang keseimbangan antara moralitas dan emosi."
Pada akhirnya, pilihan para saudari itu menjadi simbol karakter mereka: Elinor menikahi Edward di bawah bimbingan akal sehat, sementara Marianne memilih Kolonel Brandon yang dapat memahaminya setelah mengalami pasang surut emosi. Bagaimana memadukan emosi dan akal sehat. Melalui pengembangan karakter tersebut, Austen tidak hanya menunjukkan harapan dan tekanan masyarakat terhadap perempuan, tetapi juga mengeksplorasi secara mendalam bagaimana perempuan sendiri harus memposisikan emosi dan akal sehat mereka.
Secara keseluruhan, "Sense and Sensibility" tidak hanya menceritakan kisah cinta, tetapi juga mengungkap konflik antara dua sifat kepribadian dan norma sosial yang khas. Ini adalah karya yang menggugah pikiran yang membuat kita merenungkan bagaimana menyeimbangkan akal sehat dan emosi dalam hidup untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan sejati?