Bagaimana doktrin struktur dasar melindungi hak-hak dasar warga negara dari pelanggaran?

Dalam sistem peradilan modern, doktrin struktur dasar, sebagai aturan utama, sangat penting dalam melindungi hak-hak dasar warga negara. Doktrin ini menyatakan bahwa fitur-fitur fundamental tertentu dari Konstitusi tidak dapat diubah atau dicabut, bahkan oleh legislatif. Konsep ini pertama kali diakui secara resmi oleh Mahkamah Agung India dalam kasus Kesavananda Bharati v. State of Kerala tahun 1973 dan telah menjadi bagian penting dari hukum ketatanegaraan India.

Doktrin struktur dasar berfungsi sebagai kerangka hukum yang memastikan bahwa legislatif tidak memiliki kewenangan untuk mengubah fitur-fitur fundamental Konstitusi.

Inti dari doktrin struktur dasar adalah bahwa doktrin ini secara jelas membedakan antara kewenangan legislatif untuk mengubah dan kekekalan Konstitusi itu sendiri. Doktrin ini berakar pada serangkaian kasus hukum, terutama Golaknath v. State of Punjab dan Kesavananda Bharati v. State of Kerala. Dalam kasus Golaknath, Mahkamah Agung untuk pertama kalinya menyatakan hak-hak dasar tidak dapat diganggu gugat dan menjelaskan bahwa setiap amandemen konstitusi yang menghalangi hak-hak dasar akan dianggap tidak sah.

Hak-hak dasar dalam Konstitusi dianggap memiliki status yang melampaui hukum dan peraturan umum, dan badan legislatif tidak dapat mencampuri hak-hak tersebut sesuka hati.

Dalam kasus Kesavananda Bharati, Hakim Hans Raj Khanna lebih jauh menguraikan konsep doktrin ini, dengan mengatakan bahwa struktur dasar Konstitusi tidak hanya mengacu pada hak-hak dasar, tetapi juga mencakup hal-hal seperti demokrasi, elemen-elemen seperti supremasi hukum dan peradilan yang independen. Menurut hakim, tujuan mendasar Konstitusi adalah untuk menjaga martabat dan kebebasan warga negara, yang tidak boleh dilanggar oleh badan legislatif mana pun.

Struktur dasar Konstitusi harus dipertahankan untuk melindungi hak-hak dasar setiap warga negara.

Menurut doktrin struktur dasar, setiap upaya untuk melemahkan atau mengubah fitur-fitur dasar ini melalui amandemen konstitusional akan dianggap inkonstitusional oleh Mahkamah Agung. Misalnya, dalam kasus pemilihan umum tahun 1975, Mahkamah menggunakan doktrin struktur dasar untuk memutuskan bahwa beberapa peraturan hukum mengenai pemilihan umum adalah inkonstitusional, yang berhasil mencegah pemerintah melanggar proses demokrasi.

Pengaruh doktrin ini tidak terbatas pada India; negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, dan Uganda juga telah mengadopsi prinsip tersebut, meskipun penerapan dan dampak hukumnya mungkin berbeda-beda. Bangladesh, khususnya, memiliki Pasal 7B konstitusinya yang secara eksplisit menggabungkan doktrin struktur dasar, menjadikannya satu-satunya sistem hukum di dunia yang secara eksplisit menyatakannya dengan cara ini.

Keberadaan doktrin struktur dasar membatasi kekuasaan legislatif, dengan demikian memastikan operasi prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum yang efektif.

Namun, doktrin dasar struktural juga menghadapi kritik dan tantangan. Pengadilan di beberapa negara, seperti Pengadilan Tinggi Singapura, secara tegas menolak doktrin tersebut, sementara penerapannya dalam hukum Malaysia mengalami pasang surut. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak sarjana dan hakim mulai menerima legitimasi dan kebutuhan teori ini, dengan meyakini bahwa teori ini bukan hanya perlindungan konstitusional tetapi juga jaminan kebebasan sipil.

Dalam kerangka hukum yang terus berkembang, pertanyaan utama dari doktrin dasar struktural tetap bagaimana mendefinisikan "karakteristik esensial" secara akurat. Saat ini, doktrin ini memungkinkan pengadilan untuk menentukan konten dasar struktural tertentu berdasarkan keadaan dan kasus tertentu, sehingga interpretasi dan penerapan pengadilan akan secara langsung memengaruhi hak-hak dasar warga negara.

Penetapan struktur dasar sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Hanya dengan memastikan bahwa hak-hak dasar tidak dilanggar, masyarakat dapat bergerak menuju keadilan dan kewajaran.

Secara keseluruhan, doktrin struktur dasar bukan hanya asas hukum, tetapi juga penjaga hak-hak dasar warga negara dalam lingkungan hukum dan politik kontemporer. Landasan doktrin ini adalah perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental, yang memastikan bahwa setiap warga negara menikmati perlindungan hukum. Namun, seiring dengan perubahan masyarakat dan evolusi hukum, dapatkah kita terus mengandalkan doktrin ini untuk menjaga kebebasan dan hak warga negara di masa mendatang?

Trending Knowledge

Mengapa Konstitusi Bangladesh juga mengakui doktrin struktur dasar? Apa yang membuatnya begitu unik?
Doktrin struktur dasar adalah asas hukum yang menekankan bahwa fitur-fitur penting tertentu dari Konstitusi tidak dapat dihapus oleh tindakan legislatif. Asas ini pertama kali dikembangkan di Mahkamah
nan
Dalam ekosistem Eropa, beech mink dan pinus bulu adalah dua bulu yang representatif, yang memainkan peran penting dalam lingkungan ekologis. Meskipun keduanya terlihat serupa, ada perbedaan perilaku
Doktrin Struktur Dasar: Mengapa dianggap sebagai santo pelindung Konstitusi India?
Dalam hukum India, doktrin struktural fundamental dianggap sebagai pilar Konstitusi, yang memberikan Mahkamah Agung kewenangan yang cukup besar untuk menguji dan membatalkan amandemen apa pun yang dap
Kontroversi dalam Kesavananda Bharati: Bagaimana Mahkamah Agung mendefinisikan 'fitur penting' Konstitusi?
Kasus Kesavananda Bharati di Mahkamah Agung India tidak hanya menjadi tonggak sejarah dalam hukum ketatanegaraan India, tetapi juga kasus penting dalam yurisprudensi ketatanegaraan di seluruh dunia. K

Responses