Saat dunia menghadapi krisis perubahan iklim, eksploitasi sumber daya secara berlebihan, dan tekanan urbanisasi, menciptakan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan telah menjadi tujuan penting bagi kita. Urbanisme Berkelanjutan bukan hanya studi tentang kota, tetapi juga integrasi praktik terkait, yang didedikasikan untuk mengurangi konsumsi sumber daya, limbah, dan dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam desain perkotaan yang berkelanjutan, kualitas lingkungan hidup manusia dan keberlanjutan ekosistem saling terkait, yang mendorong pembangunan masyarakat, ekonomi, dan kesehatan secara keseluruhan.
Inti dari desain perkotaan yang berkelanjutan terletak pada keseimbangan kebutuhan ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Hanya dengan mencapai koeksistensi yang harmonis dari ketiganya, kita dapat menciptakan kota yang aman dan sejahtera.
Filosofi desain ini berlaku untuk semua jenis permukiman manusia, dari kota kecil hingga kota metropolitan. Kepentingannya tidak hanya terletak pada keindahan gaya arsitektur atau perencanaan kota, tetapi juga pada cara memenuhi kebutuhan warga secara berkelanjutan. Tujuan pembangunan berkelanjutan global 9211 menempatkan kota dan komunitas berkelanjutan pada posisi penting, yang menunjukkan pentingnya komunitas internasional dalam hal urbanisasi dan perlindungan lingkungan.
Desain perkotaan berkelanjutan menekankan keberagaman dan inklusivitas, yang secara khusus tercermin dalam aspek-aspek berikut:
Meningkatkan kepadatan kota dapat mengurangi ketergantungan kita pada mobil dan mendorong warga untuk berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum. Pembangunan yang kompak tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, tetapi juga meningkatkan vitalitas masyarakat secara keseluruhan. Namun, hal ini juga harus diimbangi dengan penggunaan ruang untuk menghindari terciptanya masalah baru akibat kepadatan penduduk. Misalnya, menggabungkan fasilitas komersial, perumahan, dan rekreasi secara efektif sehingga warga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dalam jarak yang lebih dekat.
2. Kota BiofilikKonsep desain perkotaan biofilik menekankan pada peningkatan ruang hijau dan elemen alami, serta mendorong hubungan antara manusia dan alam melalui penghijauan dan desain koridor ekologis. Hal ini tidak hanya menyediakan lingkungan hidup yang harmonis bagi warga, tetapi juga membantu menjaga keanekaragaman hayati dan menjadikan kota sebagai habitat bagi berbagai ekosistem.
3. Bangunan berkinerja tinggiMunculnya bangunan berkinerja tinggi meminimalkan dampak lingkungan dan berfokus pada efisiensi energi dan efisiensi material, seperti penggunaan energi terbarukan dan teknologi hemat energi untuk mengurangi emisi karbon bangunan. Bangunan-bangunan ini tidak hanya akan berfokus pada biaya operasionalnya sendiri, tetapi juga akan terintegrasi ke dalam ekosistem secara keseluruhan untuk menciptakan ruang hidup yang lebih sehat bagi warga.
Melihat beberapa kasus yang berhasil di seluruh dunia, kita dapat melihat bagaimana berbagai wilayah telah mengintegrasikan konsep desain berkelanjutan ini.
Hammarby Sjöstad dirancang untuk sepenuhnya mewujudkan semangat pembangunan berkelanjutan, menggunakan transportasi air dan energi hijau untuk menciptakan lingkungan hidup yang selaras dengan alam. Kawasan ini menggunakan teknologi pengolahan air limbah dan sumber daya daur ulang untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.
Keberhasilan Freiburg menunjukkan kombinasi sempurna antara transportasi berkelanjutan dan kehidupan masyarakat. Sistem trem kota melengkapi jaringan jalur sepeda, menciptakan pola perjalanan harian yang nyaman bagi penduduk dan mendorong interaksi di antara masyarakat.
Meskipun desain perkotaan yang berkelanjutan telah menunjukkan manfaat potensialnya, masih banyak tantangan yang harus diatasi. Misalnya, masalah ketimpangan ekonomi dan inklusivitas sosial masih memerlukan regulasi dan pengawasan khusus di tingkat kebijakan. Bagaimana menyeimbangkan perlindungan lingkungan dan pembangunan perkotaan masih menjadi masalah yang perlu ditangani.
Apakah kota-kota kita di masa depan akan menjadi kota hijau yang lebih makmur, atau kota-kota yang hancur karena lingkungan yang keras? Pilihannya ada di tangan kita.
Desain perkotaan di masa depan harus berorientasi pada manusia, dengan mempertimbangkan pembangunan masyarakat, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, kita harus merenungkan apakah kota tempat kita tinggal dapat menjadi model bagi koeksistensi yang harmonis antara manusia dan alam.