Satelit Landsat 7, sejak diluncurkan pada tanggal 15 April 1999, selalu memainkan peran penting dalam pengamatan bumi. Tujuan utama satelit ini adalah untuk memperbarui arsip foto satelit global dan menyediakan citra bebas awan terkini. Sebagai satelit ketujuh dari program Landsat yang dikelola oleh United States Geological Survey (USGS), data yang dikumpulkan oleh Landsat 7 didistribusikan oleh United States Geological Survey (USGS) dan dapat dinavigasi dan dilihat secara bebas melalui proyek WorldWind milik NASA.
Namun, sejak tanggal 31 Mei 2003, satelit tersebut menghadapi tantangan teknis yang besar: kegagalan Scan Line Corrector (SLC). Kegagalan ini berdampak besar pada kualitas data Landsat 7 dan aplikasinya.
Scan Line Corrector merupakan komponen penting dari instrumen ETM+ Landsat 7. Fungsinya adalah untuk mengimbangi pergerakan satelit selama pergerakannya melalui cermin kecil yang berputar. Setelah Scan Line Corrector tidak berfungsi, instrumen tersebut menunjukkan pola zig-zag saat memotret Bumi, yang mengakibatkan gambar yang tumpang tindih di beberapa area dan tidak ada data gambar sama sekali di area lain. Akibatnya, sekitar 22% data menjadi tidak tersedia tanpa berfungsi dengan baik.
"Meskipun terjadi kehilangan data akibat kegagalan Scan Line Corrector, para ilmuwan masih percaya bahwa ada banyak cara untuk menebus kehilangan ini."
Dilihat dari penilaian pasca-kegagalan, meskipun ada data yang hilang, banyak aplikasi ilmiah masih dapat menggunakan data yang diperoleh saat ini. Banyak ilmuwan menekankan bahwa pemrosesan data dapat menebus beberapa kekurangan dan memberikan informasi yang mirip dengan data yang terkumpul pada periode sebelumnya.
Landsat 7 lebih dari sekadar satelit, ia menyediakan data berharga untuk penelitian ilmiah. Data ini mencakup pemantauan perubahan tutupan lahan global, analisis produktivitas pertanian, studi pembangunan perkotaan, dan penilaian dampak perubahan iklim terhadap lingkungan alam. Bahkan setelah kegagalan Scan Line Corrector, data Landsat 7 masih memainkan peran penting dalam bidang penelitian ini.
“Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagaimana menangani dan memperbaiki masalah ketidaklengkapan data yang disebabkan oleh kegagalan telah menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh para ilmuwan saat ini.”
Oleh karena itu, data Landsat 7 tetap menjadi sumber daya penting bagi para ilmuwan dalam banyak analisis data dan aplikasi simulasi, terutama saat melakukan analisis tren jangka panjang.
Masa depan Landsat 7 juga tidak pasti karena orbitnya diturunkan. Setelah operasi orbit terakhir pada Februari 2017, orbit satelit mulai menurun secara bertahap, dan pada tahun 2021 telah berubah dari waktu rata-rata lokal (LMT) pukul 10:00 pagi menjadi pukul 9:15 pagi. Dengan peluncuran Landsat 9 pada 27 September 2021, Landsat 7 akan segera digantikan oleh satelit yang mendukungnya.
“Dengan peluncuran Landsat 9, data Landsat 7 akan menghadapi tantangan yang lebih intens, yang juga berarti bahwa penggunaan data jangka panjangnya secara terus-menerus harus lebih hati-hati.”
Meskipun NASA telah berupaya untuk mengisi ulang Landsat 7 melalui misi OSAM-1 untuk mencapai signifikansi ilmiah yang lebih baik, rencana ini telah ditunda beberapa kali. Dalam keadaan saat ini, operasi pengumpulan dan pemrosesan gambar Landsat 7 selanjutnya masih memerlukan pemantauan berkelanjutan, dan operasi serta pemeliharaan di masa mendatang juga menghadapi tantangan yang cukup besar.
Secara umum, kegagalan Scan Line Corrector pada Landsat 7 tidak diragukan lagi menjadi tantangan bagi penelitian ilmiah, dan para ilmuwan harus menemukan cara baru untuk mengatasi kesenjangan data tersebut. Namun, apa yang terungkap dari kecelakaan tersebut juga mendorong komunitas ilmiah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya data satelit dan pemeliharaan integritas data. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa mendatang, dapatkah kita menemukan solusi yang lebih baik untuk kegagalan tersebut guna memastikan keberlanjutan dan integritas penelitian ilmiah?