Dengan dampak perubahan iklim global, lingkungan yang panas telah menjadi tantangan yang tak terelakkan, terutama pada perangkat yang mengonsumsi energi dan sistem penyimpanan energi. Dalam konteks ini, baterai litium titanat (LTO) secara bertahap telah menjadi solusi yang menarik perhatian. Sungguh mengejutkan melihat kinerjanya yang unggul di lingkungan bersuhu tinggi.
Keunggulan utama baterai litium titanat adalah keamanannya yang sangat baik dan ketahanannya terhadap suhu tinggi. Baterai ini dapat menahan suhu hingga 105°C (221°F) sambil mempertahankan kinerja yang stabil, sehingga banyak digunakan dalam aplikasi seperti sistem audio mobil dan perangkat medis bergerak. Saat ini, baterai litium titanat juga telah digunakan dalam beberapa model listrik Jepang, seperti Mitsubishi i-MiEV dan Honda Fit EV.Baterai litium titanat memiliki potensi besar dalam berbagai aplikasi karena kecepatan pengisiannya yang cepat dan siklus masa pakainya yang panjang.
Misalnya, Microsoft menggunakan baterai ini di bus listrik kooperatifnya dan memanfaatkan keunggulan pengisian cepatnya untuk mendukung kebutuhan kendaraan listrik guna mengisi daya secara efisien dalam waktu singkat. Selain itu, seri S-Pen Galaxy Note Samsung juga menggunakan teknologi baterai ini.Baterai litium titanat tidak hanya tahan terhadap suhu tinggi, tetapi juga memiliki masa pakai yang panjang, yang membuat penerapannya di wilayah bersuhu tinggi seperti India awalnya efektif.
Aplikasi ini tidak terbatas pada mobil, tetapi juga mencakup kereta api dan sistem penyimpanan dan transmisi energi lintas batas. Melalui kemajuan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan ini, potensi komersial dan tantangan teknis baterai litium titanat mulai terjalin menjadi gambaran baru.Baterai Ion Super Charge (SCiB) Toshiba dapat mengisi daya hingga 90% hanya dalam sepuluh menit, yang merupakan kinerja yang sangat mengagumkan.
Di era pencarian teknologi baterai dengan efisiensi tinggi ini, dapatkah baterai litium titanat menjadi arus utama di masa depan?