Menurut laporan, lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia minum air berfluorida setiap hari, dan dampak kesehatan dari praktik ini masih kontroversial. Tujuan utama air berfluorida adalah untuk mencegah kerusakan gigi, dan banyak penelitian telah menunjukkan bahwa penambahan tersebut dapat secara signifikan mengurangi tingkat kerusakan gigi di masyarakat. Namun, keamanan dan efek samping air berfluorida telah menjadi topik perdebatan hangat di komunitas ilmiah dan kesehatan masyarakat.
Kunci fluoridasi adalah dosisnya. Fluorida yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk fluorosis gigi dan kerusakan sumsum tulang.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa manfaat air berfluorida untuk kesehatan gigi tidak dapat diremehkan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, penggunaan air berfluorida dianggap sebagai salah satu pencapaian kesehatan masyarakat terbesar di abad ke-20. Fluorida secara efektif memperkuat email gigi dan mengurangi risiko kerusakan gigi. Terutama selama perkembangan gigi anak-anak, asupan air berfluorida dalam jumlah sedang dapat membantu mendorong pertumbuhan gigi yang sehat.
Meskipun air berfluorida memiliki manfaatnya, asupan fluorida yang berlebihan juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan. Fluorida yang berlebihan dapat menyebabkan fluorosis gigi, fenomena yang terjadi selama perkembangan gigi dan menyebabkan perubahan warna gigi dan noda kosmetik. Selain itu, paparan jangka panjang terhadap konsentrasi tinggi air berfluorida dapat berdampak buruk pada kesehatan tulang, terutama pada anak-anak dan remaja.
Dosis rendah fluorida di mulut membantu mengurangi gigi berlubang, sementara dosis tinggi dapat menimbulkan risiko kesehatan.
Perdebatan mengenai fluoridasi air berfokus pada kebutuhan dan keamanannya. Para pendukung berpendapat bahwa fluoridasi air merupakan cara yang efektif untuk mengurangi tingkat kerusakan gigi, sementara para penentang menyatakan bahwa praktik tersebut dapat melanggar pilihan pribadi. Beberapa pihak khawatir tentang potensi toksisitas fluorida dan menyerukan penelitian dan transparansi lebih lanjut. Hal ini telah menyebabkan beberapa negara dan kawasan mengambil sikap yang lebih hati-hati terhadap penerapan air berfluoridasi, dan bahkan menghentikan perawatan fluoridasi di sumber air.
Penggunaan air berfluoridasi bervariasi di berbagai negara di seluruh dunia. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Selandia Baru, fluoridasi air telah menjadi tindakan kesehatan masyarakat yang rutin. Di beberapa negara Eropa, seperti Austria dan Jerman, mereka memiliki keraguan tentang fluoridasi air dan memilih untuk memperoleh fluorida melalui makanan dan saluran lainnya. Secara relatif, banyak negara berkembang masih menghadapi kekurangan fluorida, yang menyebabkan tingginya tingkat kerusakan gigi di masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, manfaat air berfluorida untuk kesehatan gigi sudah jelas, tetapi pengendalian dosis sangatlah penting. Risiko yang mungkin terkait dengan paparan fluorida yang berlebihan tidak dapat diabaikan, terutama di antara kelompok rentan tertentu. Kompleksitas topik ini memerlukan dialog dan kolaborasi berkelanjutan antara komunitas ilmiah dan kesehatan masyarakat serta pembuat kebijakan. Menurut Anda, apakah dalam konteks ini, fluoridasi air harus dilanjutkan, atau kebutuhannya harus dievaluasi ulang?