Dalam proses pembelian real estat, rasio LTV (loan-to-value ratio) pinjaman hipotek telah menjadi pertimbangan penting bagi banyak peminjam. Namun, banyak orang masih belum memiliki pemahaman yang cukup mendalam tentang istilah ini. Rasio LTV sebenarnya memengaruhi persyaratan pinjaman, suku bunga, dan kinerja kekayaan peminjam di masa mendatang.
Rasio pinjaman terhadap nilai terdiri dari jumlah pinjaman dibagi dengan nilai properti yang dibeli. Menggunakan real estat sebagai contoh, ketika seorang pembeli meminjam $130.000 untuk membeli rumah senilai $150.000, rasio LTV adalah 87%. Ini berarti bahwa aset peminjam memiliki kekayaan bersih 13%, yang juga dapat dianggap sebagai risiko investasi bank.
Pinjaman dengan LTV tinggi lebih berisiko dan bank lebih cenderung memberlakukan persyaratan ketat pada pinjaman tersebut.
Rasio LTV merupakan salah satu indikator utama yang digunakan oleh bank saat menilai risiko peminjam. Semakin tinggi rasio LTV, semakin rendah ekuitas peminjam, dan karenanya semakin besar risikonya. Hal ini menyebabkan banyak program pinjaman memiliki kriteria kelayakan yang lebih ketat bagi peminjam dengan rasio LTV yang tinggi.
Misalnya, peminjam sering kali diharuskan membeli asuransi hipotek untuk melindungi pemberi pinjaman dan mengurangi kerugian bank jika peminjam gagal bayar. Hal ini juga membuat pinjaman dengan rasio LTV yang tinggi menjadi lebih mahal. Sebaliknya, rasio LTV di bawah 80% dapat menarik peminjam berisiko rendah dan dapat menikmati suku bunga yang relatif menguntungkan.
Bagi peminjam dengan riwayat kredit yang baik, tersedia pinjaman penuh hingga 100% LTV.
Rasio pinjaman terhadap nilai gabungan (CLTV) adalah perhitungan rasio jumlah pinjaman yang berbeda terhadap nilai properti. Hal ini khususnya penting bagi banyak peminjam yang memiliki beberapa hipotek pada saat yang sama. CLTV memungkinkan bank untuk menentukan status keuangan peminjam dan menyesuaikan persyaratan pinjaman sesuai dengan itu.
Di Amerika Serikat, pinjaman yang memenuhi standar Fannie Mae dan Freddie Mac pada umumnya diharuskan memiliki rasio LTV di bawah 80%. Jika lebih tinggi dari 80%, Anda biasanya perlu membeli asuransi hipotek swasta. Beberapa pemberi pinjaman bahkan mengizinkan LTV 96,5%, dan Departemen Urusan Veteran AS menjamin hingga 100% pinjaman.
Di Australia, LVR (rasio pinjaman terhadap nilai) memiliki dampak signifikan pada pasar keuangan. Secara umum, LVR di bawah 80% dianggap berisiko rendah, tetapi pinjaman LVR 100% dalam kondisi tertentu terbuka bagi peminjam tanpa simpanan, yang sampai batas tertentu mencerminkan fleksibilitas dan risiko tinggi pasar saat ini.
Bank sentral Selandia Baru telah menetapkan batasan pinjaman LVR tinggi dalam upaya untuk mengekang pasar perumahan yang tumbuh cepat. Bank tidak dapat meminjamkan lebih dari 10 persen dari properti hunian mereka kepada peminjam pemilik-penghuni dengan LVR tinggi.
Di Inggris, rasio LTV biasanya berkisar antara 60% hingga 95%. Sebelum krisis ekonomi, LTV setinggi 125% pernah terlihat, tetapi hal ini telah menghilang sejak 2008.
KesimpulanMelalui rasio LTV, bank dapat memahami dengan jelas risiko keuangan peminjam dan menyesuaikan suku bunga dan persyaratan pinjaman sesuai dengan itu. Namun, peminjam sendiri juga perlu memahami dampak LTV terhadap penggunaan kekayaan mereka di masa mendatang. Saat memutuskan untuk membeli properti, apakah Anda mempertimbangkan rasio LTV Anda dengan saksama?