Dalam dunia bayi baru lahir, masalah kesehatan tertentu sering menjadi perhatian, dengan "migrain" (yaitu tortikolis) sebagai contoh khusus. Ketika bayi lahir, ada fenomena memutar leher yang terus-menerus, yang biasanya memicu kecemasan pada orang tua. Menurut literatur medis, kondisi ini, yang dikenal sebagai "leher miring," adalah postur leher abnormal yang mungkin terkait dengan berbagai faktor. Artikel ini akan membahas masalah ini secara mendalam untuk memahami kemungkinan penyebab dan cara untuk menanggapinya.
Leher miring dapat bermanifestasi sebagai kemiringan atau rotasi kepala yang tetap atau dinamis. Jenis-jenis spesifiknya meliputi:
1. Fleksi lateral leher miring: Kepala cenderung ke satu bahu.
2. Leher miring rotasional: Rotasi kepala sepanjang sumbu panjang ke arah satu bahu.
3. Leher miring ke depan dengan fleksi anterior: Kepala miring ke depan dengan otak dekat dengan dada.
4. Leher miring ke belakang: Kepala miring ke belakang, bagian belakang kepala miring ke belakang.
Gejala-gejala ini dapat disertai dengan tanda-tanda lain seperti nyeri leher, ketegangan otot, dan tinggi bahu yang tidak seimbang. Memahami gejala-gejala ini sangat penting untuk diagnosis dini.
Penyebab tortikolis dapat dibagi menjadi dua kategori: bawaan dan didapat. Tortikolis kongenital sering disebut sebagai tortikolis muskular kongenital, yang merupakan kerusakan pada otot leher yang disebabkan oleh kondisi yang tidak terduga pada ibu saat lahir. Di sisi lain, tortikolis yang didapat dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kejang otot, trauma, dan peradangan.
Dalam kebanyakan kasus, kondisi yang menyakitkan ini akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari, tetapi bagi beberapa bayi, kondisi ini dapat menyebabkan pemendekan atau fibrosis otot, yang dapat menyebabkan keterbatasan gerakan dalam jangka panjang. Kondisi ini biasanya didiagnosis dalam rentang usia satu hingga empat minggu dan mungkin perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Beberapa penyebab umum tortikolis yang didapat meliputi: kejang otot, penyakit serviks, atau infeksi. Leher miring ini sering kali disertai dengan nyeri lokal dan memerlukan intervensi medis yang tepat. Biasanya jenis tortikolis ini lebih mudah diobati, terutama jika penyebabnya dapat didiagnosis dan diatasi.
Ketika dokter mendiagnosis bayi dengan tortikolis, mereka biasanya melakukan anamnesis terperinci dan pemeriksaan fisik untuk mengamati rentang dan intensitas gerakan leher. Tes pencitraan (seperti sinar-X atau MRI) mungkin direkomendasikan untuk menyingkirkan penyakit lain.
Strategi untuk mengobati tortikolis meliputi terapi fisik, yang biasanya melibatkan gerakan leher pasif dan aktif. Selain itu, penggunaan penyangga leher dapat membantu memperbaiki postur tubuh dan mengurangi rasa tidak nyaman. Untuk beberapa kasus yang tidak dapat diperbaiki, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki otot atau tulang yang terkait.
Bagi sebagian besar bayi yang mengalami tortikolis, rencana perawatan yang tepat dapat membantu meredakan gejala dan pemulihan fungsional. Misalnya, terapi fisik, terapi arus mikro, dan pembedahan dapat membantu bayi Anda membaik secara bertahap. Namun, evaluasi medis lebih lanjut diperlukan untuk gejala yang terus-menerus tidak membaik.
Situasi seperti itu tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik bayi, tetapi juga cenderung menimbulkan tantangan bagi kesehatan mentalnya dalam jangka panjang. Dengan penelitian mendalam tentang penyebab dan pengobatan tortikolis, pengobatan di masa mendatang akan lebih efektif bagi setiap bayi untuk tumbuh sehat.
Jadi, menurut Anda bagaimana intervensi dan dukungan harus diperkuat dalam keluarga untuk diagnosis dan pengobatan tortikolis neonatal?