Dengan kemajuan teknologi medis, penggantian katup jantung transkateter (TAVI) telah menjadi pilihan utama bagi semakin banyak pasien dalam beberapa tahun terakhir, terutama ketika menghadapi stenosis aorta yang parah. Keuntungan terbesar dari metode bedah ini adalah tidak memerlukan pembedahan terbuka, sehingga mengurangi risiko dan waktu pemulihan pasien selama operasi.
Fitur utama penggantian katup jantung transkateter adalah menanamkan katup jantung buatan ke dalam jantung melalui pembuluh darah tanpa membuang katup jantung asli.
TAVI pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 2002 oleh dokter Prancis Alain Cribier, menandai lahirnya metode pengobatan baru untuk pasien dengan stenosis aorta berisiko tinggi. Prosedur ini cocok untuk pasien dengan prognosis buruk dan gejala parah, karena angka kematian dalam waktu dua tahun dapat mencapai 50% pada pasien ini tanpa intervensi. Intervensi bedah tradisional terlalu berisiko bagi pasien berisiko tinggi tertentu, tetapi TAVI telah menunjukkan hasil yang baik, yang secara signifikan mengurangi angka kematian dan gejala kardiovaskular.
Saat ini, penerapan TAVI telah diperluas untuk pasien dengan risiko sedang, dan penelitian telah menunjukkan bahwa efeknya tidak kalah dari penggantian katup bedah tradisional. Pasien sering memutuskan apakah akan memilih TAVI berdasarkan usia mereka: pasien di bawah 75 tahun biasanya lebih suka operasi, sedangkan mereka yang berusia di atas 75 tahun lebih suka TAVI.
Penggantian katup jantung transkateter telah menarik banyak pasien, terutama pasien yang lebih tua, dengan keuntungannya yang unik, karena operasinya kurang invasif dan waktu istirahat serta pemulihannya relatif singkat.
Mengenai pilihan kateter, ada berbagai metode untuk memasang katup aorta, termasuk arteri transfemoral, arteri transapikal, dan arteri transsubklavia. Selama operasi, dokter akan memilih titik masuk yang tepat berdasarkan situasi spesifik pasien.
Setelah menyelesaikan prosedur TAVI, pasien harus menjalani pemeriksaan medis dan tes pencitraan secara teratur, serta menggunakan antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah. Selain itu, karena katup jantung prostetik rentan terhadap infeksi bakteri, pasien mungkin perlu mengonsumsi antibiotik sebelum menjalani prosedur gigi tertentu untuk mencegah infeksi.
Meskipun TAVI dianggap sebagai pilihan pengobatan yang aman dan efektif, tindakan ini masih memiliki potensi risiko komplikasi, termasuk kebocoran paravalvular, pendarahan hebat atau komplikasi vaskular, cedera ginjal akut, dan stroke. Selain itu, perhatian khusus tetap harus diberikan pada kemungkinan kelainan konduksi jantung setelah operasi, dan dalam beberapa kasus alat pacu jantung permanen mungkin perlu ditanamkan.Setelah operasi, menjaga kebersihan gigi yang baik dan pembersihan gigi secara teratur merupakan cara yang efektif untuk mencegah infeksi katup jantung.
Setelah operasi, pasien dapat mulai berjalan dalam waktu 24 jam dan biasanya perlu tinggal di rumah sakit selama satu malam. Seiring dengan kemajuan pemulihan, mobilitas pasien akan berangsur-angsur membaik, dan kebanyakan orang dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu dua minggu. Namun, beberapa pasien mungkin merasa lemah karena kelelahan pada tahap awal setelah operasi, dan tingkat pemulihan bervariasi dari orang ke orang.
Masih kurangnya data tindak lanjut jangka panjang tentang daya tahan TAVI, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa dengan kemajuan teknologi, produk katup modern memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal daya tahan. Penelitian di masa mendatang akan membantu kita memahami bagaimana katup TAVI bekerja dalam jangka panjang, terutama pada pasien yang lebih muda yang mungkin memerlukan operasi ulang di masa mendatang karena mereka hidup lebih lama.
TAVI tidak hanya membawa harapan baru bagi pasien, tetapi juga memberikan lebih banyak kemungkinan untuk pengobatan penyakit jantung, yang menunjukkan kemajuan pengobatan modern.
Dengan semakin populernya dan berkembangnya operasi TAVI, banyak pasien mulai beralih ke metode perawatan yang lebih lembut ini, terutama pasien lanjut usia yang tidak sanggup menanggung risiko operasi tradisional. Pilihan mereka bukan hanya pengakuan terhadap teknologi medis, tetapi juga mencerminkan keinginan mereka untuk meningkatkan kualitas hidup. Di masa mendatang, dengan semakin banyaknya inovasi teknologi, apakah Anda juga akan memilih perawatan non-invasif ini untuk meningkatkan kesehatan jantung Anda?