Infark serebral, yang juga dikenal sebagai stroke iskemik, adalah proses patologis yang mengakibatkan terbentuknya area jaringan nekrotik (infark serebral) di otak. Di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi, stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan penyebab kematian kedua. Akibat terputusnya suplai darah (iskemia) dan terbatasnya suplai oksigen (hipoksia), jaringan otak mulai mengalami degenerasi dan akhirnya mati. Mengetahui tanda-tanda tersembunyi infark serebral sangat penting untuk identifikasi dan penanganan dini.
Stroke dapat terjadi secara tiba-tiba dalam hitungan menit, jadi setiap orang harus waspada.
Stroke dapat diidentifikasi melalui skrining dengan berbagai tes. Tes yang umum termasuk Cincinnati Prehospital Stroke Scale (CPSS) dan Face-Arm-Speech Test (FAST). Tes-tes ini berfokus pada gejala-gejala seperti wajah terkulai, lengan bergerak-gerak, dan perubahan bicara. Kesebelas tanda stroke tersebut tidak hanya memengaruhi keselamatan jiwa pasien, tetapi juga menunjukkan area otak yang terpengaruh.
Gejala khas stroke meliputi kelemahan unilateral, kelumpuhan atau mati rasa wajah, masalah penglihatan, dan kesulitan bicara.
Gejala stroke biasanya muncul dalam hitungan menit dan dapat meliputi masalah keseimbangan dan kesulitan berjalan. Jika pasien mengalami penurunan kesadaran, itu mungkin berarti beberapa area otak rusak. Jika tidak dirawat dengan benar, konsekuensinya bisa serius, jadi sangat penting untuk mengenali gejalanya dengan segera.
Faktor risiko utama untuk infark serebral sama dengan faktor risiko untuk arteriosklerosis, meliputi hipertensi, diabetes, merokok, obesitas, dan dislipidemia. Selain itu, usia, riwayat keluarga, dan ras merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. American Heart Association dan American Stroke Association menganjurkan pasien untuk mengontrol faktor risiko ini guna mencegah stroke.
PatofisiologiAkar penyebab infark serebral adalah gangguan suplai darah. Iskemia yang berkepanjangan cukup dapat menyebabkan kematian jaringan otak. Penyebab gangguan suplai darah meliputi trombosis, emboli, dll. Jika tidak segera ditangani, akan menyebabkan kematian sel saraf secara luas.
Diagnosis infark serebral biasanya dilakukan melalui pemindaian CT atau MRI. Pemindaian CT tersedia dan murah di sebagian besar rumah sakit serta dapat menyingkirkan stroke hemoragik. MRI dapat mengidentifikasi infark serebral akut dengan lebih cepat.
Dalam dekade terakhir, pengobatan infark serebral secara bertahap menjadi serupa dengan infark miokard, dan obat-obatan yang dapat menghilangkan trombosis telah diperkenalkan. Pasien yang datang ke unit stroke dalam waktu tiga jam dapat dipertimbangkan untuk pengobatan intravena dengan rtPA. Jika infark otak disebabkan oleh bekuan darah, bekuan darah harus dihilangkan sesegera mungkin melalui pengobatan atau pembedahan. Meningkatkan suplai darah sejak dini meningkatkan peluang keberhasilan dalam melindungi sel-sel otak.
Setiap orang harus mengetahui tanda-tanda tersembunyi dari stroke untuk mengurangi risiko dan menyelamatkan nyawa.
Selama proses pengobatan, berbagai terapi seperti terapi fisik, terapi kognitif, dan terapi wicara sangat penting untuk membantu pasien mendapatkan kembali fungsinya. Dapatkah kita meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan dengan meningkatkan kesadaran dan mengurangi kejadian penyakit?