Dalam bidang ilmu material saat ini, komposit matriks polimer (PMC) telah menarik perhatian luas karena sifat-sifatnya yang luar biasa. Komposit ini terdiri dari berbagai serat pendek atau panjang yang diikat bersama oleh matriks polimer organik yang dirancang untuk mentransfer beban antar serat secara efisien. Dengan meningkatnya permintaan teknik modern, PMC semakin banyak digunakan dalam berbagai industri seperti kedirgantaraan, transportasi, dan konstruksi, dan semakin populer.
PMC memiliki keunggulan signifikan berupa bobot yang ringan, ketahanan aus yang tinggi, ketahanan korosi yang tinggi, kekakuan dan kekuatan yang tinggi.
Pada PMC, fungsi matriks adalah untuk mengikat serat-serat dan mentransfer beban di antara serat-serat tersebut. Bahan matriks PMC biasanya berupa resin termoseting atau resin termoplastik. Yang paling banyak digunakan adalah resin termoseting, yang memerlukan penambahan bahan pengawet atau pengeras, yang kemudian diinfiltrasikan ke dalam bahan penguat di bawah tekanan dan kemudian diawetkan untuk membentuk bagian yang sudah jadi.
Resin termoset mendominasi industri komposit dan mencakup berbagai sistem resin seperti epoksi, fenolik, poliuretan, dan poliamida. Di antara semuanya, resin epoksi telah digunakan dalam industri AS selama lebih dari 40 tahun. Resin ini memiliki kinerja yang stabil dan banyak digunakan dalam berbagai bahan komposit berkinerja tinggi.
Resin epoksi adalah produk resin sintetis yang dapat menyesuaikan dan memperluas model ikatan sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan, dengan fokus pada peningkatan kinerja secara keseluruhan.
Tidak seperti resin termoseting, resin termoplastik relatif lebih jarang digunakan, tetapi memiliki keunggulan karena dapat dibentuk ulang. Bahan-bahan ini biasanya tersedia dalam bentuk padat non-reaktif dan dapat dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan hanya dengan menerapkan panas dan tekanan. Hal ini memungkinkan resin termoplastik memiliki fleksibilitas dan efisiensi yang lebih besar dalam aplikasi tertentu.
PMC yang diperkuat serat biasanya mengandung sekitar 60% serat penguat dan dikenal karena sifat mekanisnya yang sangat baik. Serat yang umum digunakan meliputi serat kaca, serat karbon, dan serat aramid. Serat kaca banyak digunakan karena biayanya yang rendah dan kemudahan pembuatannya. Meskipun kekakuannya relatif rendah, kekuatan tariknya masih kompetitif.
Selain material serat tradisional, PMC yang diperkuat oleh nanomaterial juga telah mendapat perhatian luas dalam beberapa tahun terakhir, dengan karbon nanotube menjadi contoh yang paling representatif. Karbon nanotube dapat meningkatkan sifat mekanis secara signifikan bahkan pada beban volume di bawah 2%, membuatnya semakin populer untuk digunakan dalam material berkinerja tinggi.
Karbon nanotube memiliki kekuatan tarik dan kekakuan yang sangat tinggi, yang bergantung pada ikatan kovalen yang kuat antara atom-atomnya.
Untuk sepenuhnya memanfaatkan sifat mekanis karbon nanotube, perlu dipastikan bahwa transfer beban antara nanotube dan matriks sangat baik. Ini memerlukan fungsionalisasi permukaan karbon nanotube agar lebih terikat dengan substrat. Proses ini dapat dibagi menjadi dua strategi: modifikasi non-kovalen dan modifikasi kovalen.
Seiring dengan kemajuan teknologi, masa depan PMC akan semakin cerah. Pengembangan komposit polimer graphene 3D menunjukkan sifat mekanis yang menjanjikan dan berpotensi mengubah lanskap manufaktur. Penelitian lanjutan terhadap nanomaterial juga akan mengungkap potensi kinerja yang lebih baik.
Seiring dengan eksplorasi kita tentang bagaimana penerapan PMC dapat merevolusi solusi rekayasa di masa depan, pernahkah Anda memikirkan cara industri Anda dapat memperoleh manfaat darinya?