Penyakit paru-paru hitam, juga dikenal sebagai pneumokoniosis pekerja batu bara, adalah penyakit paru akibat kerja yang disebabkan oleh penghirupan debu batu bara dalam jangka panjang. Penyakit ini paling umum terjadi pada penambang batu bara dan pekerja terkait batu bara lainnya. Seiring waktu, debu batu bara yang terhirup secara bertahap terakumulasi di paru-paru, yang menyebabkan radang paru-paru, fibrosis, dan bahkan nekrosis pada kasus yang parah. Penyakit ini mirip dengan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh penghirupan debu silika dan asbes.
Penyakit paru-paru hitam merupakan masalah kesehatan yang kompleks yang memengaruhi ratusan ribu pekerja dan keluarga mereka.
Tahap awal penyakit paru-paru hitam adalah pneumokoniosis pekerja batu bara tanpa gejala. Dengan akumulasi debu batu bara, penyakit ini dapat berkembang menjadi pneumokoniosis pekerja batu bara sederhana dan pneumokoniosis pekerja batu bara kompleks. Di Amerika Serikat, sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute for Occupational Safety and Health pada tahun 2018 menemukan bahwa tingkat penyakit paru-paru hitam di antara para penambang batu bara veteran berada pada titik tertinggi dalam hampir dua dekade.
Debu batu bara mengganggu fungsi fisiologis paru-paru. Debu batu bara yang terhirup ke dalam paru-paru tidak dapat dihancurkan atau dihilangkan oleh tubuh. Partikel-partikel ini difagositosis oleh makrofag alveolar dan tetap berada di paru-paru untuk jangka waktu yang lama. Keberadaan debu batu bara mendorong makrofag untuk melepaskan berbagai komponen, termasuk enzim, sitokin, dan faktor pro-fibrotik, yang berperan penting dalam perkembangan penyakit. Akhirnya, lesi hitam dapat berkembang di paru-paru dan menyebabkan masalah paru-paru yang serius.
Dampak penyakit paru-paru hitam dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru yang signifikan, yang akan sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari pasien.
Kriteria utama untuk mendiagnosis penyakit paru-paru hitam meliputi analisis rontgen dada dan riwayat medis. Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara tuntas, gejalanya dapat diredakan melalui terapi pernapasan bantuan dan penghentian merokok. Dalam kasus yang paling parah, transplantasi paru-paru dapat dipertimbangkan untuk memperpanjang hidup pasien.
Baik komunitas medis maupun komunitas industri, masih banyak yang harus dilakukan untuk memperhatikan dan mempelajari penyakit paru-paru hitam.
Cara terbaik untuk mencegah penyakit paru-paru hitam adalah dengan menghindari paparan debu batu bara. Mengenakan masker pelindung yang tepat, melakukan tes fungsi paru-paru secara teratur, dan mewaspadai bahaya kesehatan di tempat kerja merupakan tindakan pencegahan yang efektif. Selain itu, partikel mineral selain batu bara seperti aluminium, grafit, dll. juga dapat menyebabkan pneumokoniosis.
Pada tahun 2013, terdapat 25.000 kematian akibat penyakit paru-paru hitam di seluruh dunia, dibandingkan dengan 29.000 pada tahun 1990. Prevalensi penyakit paru-paru hitam di antara penambang batu bara AS mencapai 32% antara tahun 1970 dan 1974. Meskipun disahkannya Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Tambang Batu Bara Federal pada tahun 1969 secara signifikan mengurangi kejadian penyakit paru-paru hitam, data terkini menunjukkan bahwa tren tersebut mulai berbalik.
Menurut laporan NIOSH, mekanisasi tambang batu bara selama dekade terakhir telah memperburuk kondisi kerja dan kasus penyakit paru-paru hitam kembali meningkat. Penelitian baru juga menunjukkan penambang batu bara permukaan juga berisiko terkena penyakit paru-paru hitam. Hal ini mengingatkan kita bahwa apa pun bentuk pekerjaan tambang yang kita lakukan, bahaya debu batu bara tidak dapat diabaikan.
Penelitian terkini yang meneliti hubungan antara paparan batu bara bubuk dan pneumokoniosis pekerja batu bara telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus paru-paru hitam dan kematian di beberapa komunitas. Hal ini juga mendorong lebih banyak perubahan kebijakan untuk meningkatkan kondisi kerja bagi penambang batu bara.
Penyakit paru-paru hitam bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial, yang memengaruhi kehidupan ribuan penambang batu bara dan keluarga mereka. Menghadapi masalah ini, bagaimana kita dapat melindungi pekerja dari debu batu bara dengan lebih baik?