Keberagaman pernikahan: Mengapa budaya yang berbeda mendefinisikan pernikahan secara berbeda?

Pernikahan, yang juga disebut pertunangan atau perkawinan, adalah ikatan yang diakui secara budaya antara pasangan. Meskipun pernikahan merupakan fenomena universal di sebagian besar budaya di seluruh dunia, definisinya bervariasi di berbagai budaya, agama, hukum, dan waktu. Hal ini telah mendorong para sarjana untuk mengusulkan berbagai definisi dengan harapan dapat mencakup praktik pernikahan di berbagai budaya.

"Pernikahan bukan hanya hubungan hukum, tetapi juga simbol budaya dan sosial."

Di banyak masyarakat, pernikahan dipandang sebagai komitmen hukum yang menetapkan hak dan tanggung jawab antara pasangan. Upacara yang meresmikan hubungan ini disebut pernikahan, sementara beberapa pernikahan rahasia dapat disebut kawin lari. Seiring dengan perubahan masyarakat, pemahaman tentang pernikahan juga berkembang, terutama dalam beberapa tahun terakhir dengan penekanan pada hak yang sama dan penghapusan diskriminasi terhadap pasangan antar ras, antar ras, antaragama, dan sesama jenis.

Namun, budaya, suku, dan latar belakang agama yang berbeda memiliki makna yang sangat berbeda tentang apa itu pernikahan. The History of Human Marriage menyatakan bahwa "pernikahan adalah ikatan abadi antara seorang pria dan seorang wanita." Cendekiawan lain mungkin berfokus pada pengakuan pasangan atas keabsahan anak.

Pernikahan anak perempuan dan perjodohan masih umum di beberapa masyarakat, sementara di masyarakat lain hal itu mungkin dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Ini bukan hanya perbedaan dalam bentuk pernikahan, tetapi juga cerminan budaya dan struktur sosial.

"Pernikahan memiliki peran dan pengaruh yang unik dalam budaya yang berbeda."

Misalnya, di beberapa daerah, selain hubungan suami-istri tradisional, poligami dan poliandri juga ada. Poligami, juga dikenal sebagai poligami, biasanya berarti bahwa seorang pria dapat memiliki beberapa istri pada saat yang sama, sedangkan poliandri adalah kebalikannya. Berbagai bentuk perkawinan ini masing-masing membawa sejarah dan struktur sosial budaya mereka dan mencerminkan perbedaan dalam kesetaraan gender, sumber daya ekonomi, dan status sosial.

Di beberapa budaya, nilai-nilai tradisional belum mengarah pada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, di beberapa suku di Afrika dan Asia, perjodohan masih dipraktikkan, yang merampas hak perempuan untuk memilih. Ini mungkin tampak seperti praktik budaya di permukaan, tetapi dapat menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia perempuan yang cukup besar.

"Seseorang yang mengakhiri perkawinan dalam satu budaya dapat memulai perkawinan baru di budaya lain."

Fenomena menarik lainnya adalah cara budaya yang berbeda menjalin perkawinan. Bagi orang yang hidup dalam masyarakat modern, perkawinan masih merupakan pilihan yang didasarkan pada cinta, sedangkan dalam budaya tradisional, perkawinan mungkin lebih didasarkan pada kontrak keluarga atau kepentingan ekonomi. Ini berarti bahwa bagaimana budaya membentuk emosi dan perilaku individu menjadi sangat penting.

Mengapa pernikahan pluralistik ditoleransi di beberapa negara, sementara monogami tradisional dijunjung tinggi di negara lain? Hal ini memiliki implikasi sosial, ekonomi, dan politik yang lebih dalam. Perubahan dalam peran sosial dan evolusi struktur keluarga merupakan indikator penting yang mencerminkan perubahan ini.

Selain itu, usia saat menikah juga merupakan indikator yang dapat diamati. Semakin muda usia pernikahan seorang wanita, semakin rendah otonominya. Fenomena ini tercermin dalam studi sejarah ekonomi. Definisi budaya dan harapan tentang pernikahan dapat lebih memengaruhi struktur ekonomi masyarakat kontemporer.

"Di beberapa masyarakat, pernikahan adalah alat politik dan ekonomi, bukan simbol cinta."

Dengan percepatan globalisasi, orang-orang secara bertahap mulai mementingkan pemahaman dan rasa hormat lintas budaya. Dalam proses ini, membahas budaya yang berbeda dan berbagai bentuk pernikahan sangat penting untuk mempromosikan inklusivitas dan pemahaman sosial. Kita dapat memikirkan tentang standar dan arah apa yang akan dimiliki oleh definisi pernikahan di masa depan ketika konsep pernikahan dari berbagai budaya bercampur?

Trending Knowledge

Legalisasi pernikahan sesama jenis: Negara mana di seluruh dunia yang mempromosikan kesetaraan pernikahan?
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesetaraan gender, banyak negara mulai mempromosikan kesetaraan pernikahan, yang memberikan hak kepada kaum homoseksual untuk menikah secara sah. Perubah
Menelusuri sejarah pernikahan: Dari zaman dahulu hingga sekarang, mengapa manusia menghargai pernikahan?
Pernikahan, yang sering disebut sebagai kontrak sosial yang mengikat secara hukum, telah lama menjadi elemen inti budaya manusia. Hubungan ini bukan hanya penyatuan dua orang, tetapi juga mencakup ber
nan
Driver Magneto-Optical Disc (MO) adalah drive disk optik yang dapat menulis dan menulis ulang data pada cakram magneto-optik.Meskipun teknologi ini telah mengalami pengembangan sejak tahun 1983, dala

Responses