Pendidikan adalah landasan kemajuan manusia, dan Yunani dan Roma kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu pendiri awal landasan ini. Penekanan yang diberikan kedua peradaban besar ini pada pendidikan membuka jalan bagi sistem pendidikan generasi berikutnya. Artikel ini akan memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana Yunani dan Roma kuno memandang pendidikan, sistem pendidikan mereka, dan dampaknya terhadap pendidikan modern.
Di Yunani kuno, pendidikan dianggap sebagai hak setiap warga negara, terutama di Athena. Sistem pendidikan di sana dirancang untuk menumbuhkan kebajikan dan kebijaksanaan pada warganya, sebuah filosofi yang membentuk fondasi budaya masyarakat Yunani. Para filsuf yang diwakili oleh Socrates menekankan pentingnya spekulasi dan percaya bahwa pendidikan bukan hanya penyampaian pengetahuan, tetapi juga proses merangsang pemikiran dan mengeksplorasi kebenaran.
Pendidikan bukan hanya penyampaian pengetahuan, tetapi juga proses menginspirasi pemikiran.
Sistem pendidikan di Athena pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian: pendidikan jasmani dan sastra. Di sekolah dasar, anak-anak menerima pendidikan dalam bidang musik, puisi, dan matematika dasar, yang merupakan landasan masuknya mereka ke dalam masyarakat. Setelah memasuki masa remaja, mereka menerima pendidikan yang lebih ketat, seperti debat, filsafat, dan matematika, yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi lebih penuh dalam kehidupan publik.
Dibandingkan dengan Yunani kuno, pendidikan di Roma kuno lebih praktis. Bangsa Romawi menekankan pengabdian kepada negara dan masyarakat dengan pengetahuan praktis. Sistem pendidikan mereka memberi penekanan khusus pada retorika dan hukum, yang membuat pendidikan terkait erat dengan masalah politik dan hukum. Pendidikan Romawi juga dipengaruhi sampai batas tertentu oleh budaya Yunani dan melengkapi sistem hukum dan militernya.
Bangsa Romawi mengakui pentingnya pendidikan dalam mengembangkan rasa tanggung jawab sipil dan menjaga ketertiban sosial.
Di Roma, pendidikan sebagian besar disediakan oleh keluarga dan guru privat. Di beberapa keluarga kaya, anak laki-laki cenderung menerima pendidikan yang lebih baik, sementara anak perempuan dibatasi. Situasi ini berangsur-angsur berubah seiring waktu. Di akhir Roma kuno, dengan perluasan kekaisaran, pendidikan mulai memasuki ranah publik dan sistem sekolah standar didirikan.
Konsep dan sistem pendidikan Yunani dan Roma kuno sangat memengaruhi sistem pendidikan Eropa berikutnya. Selama Abad Pertengahan, gereja memainkan peran penting dalam pendidikan, tetapi ini berubah selama Renaisans. Dengan bangkitnya humanisme, pendidikan mulai kembali ke jalur sekuler, yang bertujuan untuk menumbuhkan bakat yang lebih komprehensif.
Renaisans bukan hanya sebuah inovasi dalam seni, tetapi juga perubahan penting dalam konsep pendidikan.
Di zaman modern, dengan Pencerahan, hak atas pendidikan mulai diakui secara lebih luas. Kebijakan pendidikan wajib diperkenalkan untuk memastikan bahwa semua pria dan wanita memiliki akses ke pendidikan dasar, suatu situasi yang masih berkembang hingga saat ini.
Kita dapat mempelajari banyak pelajaran penting tentang pendidikan dari konsep pendidikan Yunani dan Romawi kuno. Pertama-tama, pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga harus menekankan pemikiran kritis dan pendidikan moral. Konsep ini tetap penting dalam sistem pendidikan saat ini.
Kebijaksanaan bukan hanya akumulasi pengetahuan, tetapi juga kombinasi antara pemikiran dan tindakan.
Kedua, pendidikan kewarganegaraan juga harus menjadi bagian penting dari pendidikan kontemporer, sehingga generasi muda dapat memahami hak dan tanggung jawab mereka sehingga mereka dapat berpartisipasi lebih baik dalam kehidupan sosial.
Penekanan pada pendidikan di Yunani dan Romawi kuno tidak hanya memengaruhi masyarakat saat itu, tetapi juga secara mendalam membentuk wajah pendidikan modern. Nilai dan makna pendidikan akan berkembang seiring waktu, tetapi apa pun yang terjadi, selalu ada pertanyaan yang layak direnungkan: Di dunia yang berubah dengan cepat, apa seharusnya sifat dan tujuan pendidikan?