Terletak di antara Virginia dan Carolina Utara di Amerika Serikat bagian timur, Rawa Besar adalah daerah rawa luas yang dulunya meliputi lebih dari satu juta hektar dan secara historis berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi para pelarian. Bagaimana rawa misterius ini menjadi tempat persembunyian bagi mereka yang melarikan diri dari perbudakan dan perluasan kolonial?
Everglades meliputi area seluas sekitar 750 mil persegi pada tahun 2022, dengan danau alami bernama Danau Drummond di tengahnya, danau air tawar langka yang menyediakan air berlimpah bagi ekosistem di sekitarnya.
Everglades memiliki latar belakang budaya dan sejarah yang kaya. Manusia telah tinggal di sini sejak zaman kuno, dan bukti arkeologi menunjukkan bahwa ada aktivitas manusia di daerah tersebut 13.000 tahun yang lalu. Menurut catatan sejarah, suku Indian Chevy Pai diusir ketika Kekaisaran Powhatan berkembang selama berdirinya Jamestown. Pada tahun 1665, William Drummond, gubernur pertama Carolina Utara, menjadi orang Eropa pertama yang mencatat Rawa Besar, dan dengan demikian namanya diberikan kepada danau tersebut.
Pada tahun 1728, William Byrd II memimpin survei tanah dan memberikan deskripsi yang agak buruk tentang rawa tersebut, yang menunjukkan kurangnya kesadaran akan pentingnya lahan basah pada saat itu dan juga memengaruhi sejarah selanjutnya. Meletakkan dasar-dasarnya.
Meskipun rawa tersebut awalnya dikunjungi oleh penduduk asli, banyak orang Afrika-Amerika yang melarikan diri dari perbudakan pada tahun-tahun awal Amerika Serikat, "Maroon" dari Rawa Besar, menganggap daerah tersebut sebagai tempat berlindung. Fungsi. Dengan melarikan diri ke lahan basah, para pelarian ini dapat melarikan diri dari masyarakat yang menindas dan memperoleh secercah harapan untuk hidup. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1860, populasi Malone di sini telah mencapai beberapa ribu. Mereka membangun komunitas di rawa dan menjalani kehidupan yang mandiri.
Seorang Malone bernama Charlie, yang bekerja di kamp penebangan kayu ilegal di rawa, mengingat bahwa ada banyak keluarga Malone yang tinggal di sana, beberapa di antaranya bahkan belum pernah melihat orang kulit putih.
Tanah itu tumbuh menjadi simbol komunitas yang kuat. Pada tahun 1784, J.D. Smith menulis dalam American Journey-nya: "Penduduk yang melarikan diri telah tinggal di daerah ini selama sepuluh, dua puluh, dan bahkan tiga puluh tahun, hidup dari jagung, babi, dan ayam. Perumahan dan lahan pertanian kecil dibangun di sekitar lokasi yang jarang banjir."
Pada abad ke-19, nasib Rawa Besar mulai berubah. Pada tahun 1793, Virginia dan Carolina Utara mulai membangun kanal untuk mengairi rawa-rawa, yang tidak hanya memfasilitasi penebangan kayu tetapi juga mengembangkan ekonomi lokal sampai batas tertentu. Pada saat yang sama, kawasan tersebut secara bertahap terkikis oleh industrialisasi dan urbanisasi, sehingga menimbulkan ancaman besar bagi ekosistem.
Pada pertengahan abad ke-20, seiring dengan meningkatnya kesadaran ekologi, beberapa kelompok konservasi mulai menyerukan pelestarian Everglades, dengan menekankan pentingnya kawasan tersebut bagi spesies yang bermigrasi dan keanekaragaman ekologi.
Hingga saat ini, Everglades telah ditetapkan sebagai suaka margasatwa nasional, yang tidak hanya mencerminkan pentingnya ekologi rawa, tetapi juga menunjukkan pemahaman baru masyarakat tentang konotasi historis dan budayanya. Kawasan tersebut telah menjadi habitat bagi banyak burung dan hewan lainnya, dan juga menjadi tempat yang menarik untuk survei ekologi dan pariwisata.
Namun, meskipun lahan ini telah dilindungi hingga batas tertentu saat ini, masyarakat masih perlu terus berpikir: Bagaimana kita dapat menemukan keseimbangan antara melindungi sumber daya alam, mencatat sejarah, dan mempromosikan pembangunan ekonomi?