Ayam piaraan (Gallus domesticus) adalah burung besar, bulat, bersayap kecil, yang dijinakkan dari burung pegar semak merah di Asia Tenggara sekitar 8.000 tahun yang lalu. Menurut laporan tersebut, jumlah total ayam piaraan di dunia telah mencapai 26,5 miliar, dan lebih dari 50 miliar diproduksi setiap tahun. Sebagian besar ayam dipelihara hanya untuk diambil daging dan telurnya, tetapi beberapa dipelihara sebagai hewan peliharaan atau ayam balap. Unggas yang mencolok ini tertanam dalam cerita rakyat, agama, dan sastra di berbagai budaya dan telah menjadi bagian dari kehidupan kita.
"Asal usul ayam kampung bukan hanya eksplorasi ilmiah, tetapi juga perjalanan budaya yang berlangsung selama beberapa abad."
Sejumlah istilah digunakan dalam penamaan ayam, termasuk "ayam betina", "anak ayam", "ayam jantan", dll. Istilah-istilah ini membantu kita lebih memahami klasifikasi ayam berdasarkan usia dan jenis kelamin. Dari segi morfologi, ayam biasanya memiliki tubuh bulat, kaki tanpa bulu, dan sayap pendek. Sementara burung pegar liar mampu terbang, ayam kampung sangat berat sehingga mereka hanya bisa terbang sebentar. Ayam sangat bervariasi dalam ukuran dan warna tergantung pada jenisnya.
Proses perkembangbiakan ayam kampung cukup menarik. Ayam betina biasanya mencari makan di sarang untuk mendapatkan lingkungan yang lebih aman untuk bertelur. Selama proses perkembangbiakan, ayam jantan akan menampilkan tariannya untuk menarik perhatian ayam betina, perilaku yang sering kali melibatkan ayam jantan yang mengitari ayam betina. Setelah masa kawin, ayam betina dapat mengerami telur hingga 21 hari, setelah itu anak ayam akan menetas.
Nenek moyang langsung ayam adalah burung pegar semak merah (Gallus gallus). Gen burung ini 71% hingga 79% mirip dengan gen ayam domestik. Sekitar 8.000 tahun yang lalu, mutasi menjadikan burung pegar semak merah sebagai dasar ayam domestik. Pemberian makan dan pengembangbiakan selama periode ini sebagian besar merupakan eksperimen manusia untuk meningkatkan kemampuan reproduksinya. Menurut bukti arkeologi, domestikasi ayam domestik mungkin berasal dari Asia Tenggara dan secara bertahap menyebar ke Tiongkok, India, dan tempat-tempat lain.
"Bukti ilmiah menunjukkan bahwa semua ayam domestik di dunia berasal dari peristiwa domestikasi burung pegar semak merah."
Seiring dengan migrasi manusia, penyebaran ayam juga meningkat. Dari Taiwan 3.000 tahun yang lalu, ayam mengikuti migrasi laut orang Ostenia ke Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Beberapa studi akademis bahkan mengusulkan bahwa ayam Amerika awal mungkin berasal dari Asia. Meskipun pendapat berbeda, perdagangan ayam tidak diragukan lagi telah meningkatkan pengaruh globalnya.
Saat ini, ayam telah menjadi hewan yang paling umum dalam industri makanan, dengan lebih dari 5 miliar ayam dipelihara setiap tahun untuk memenuhi permintaan pasar. Di Amerika Serikat, peternakan ayam pabrik merupakan sumber utama daging. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak penduduk kota yang memilih memelihara ayam, tidak hanya karena permintaan telurnya yang tinggi, tetapi juga karena kecintaan mereka terhadap kepribadian dan perilaku sosialnya.
Dalam budaya dan seni, citra ayam sering dikutip. Ayam dapat menjadi subjek karya sastra atau bagian dari ritual keagamaan. Misalnya, dalam mahakarya Gabriel García Márquez, Seratus Tahun Kesunyian, ayam secara tidak langsung menjadi simbol spiritualitas dan kegilaan. Baik dalam cerita rakyat maupun lukisan, citra ayam sangat mengesankan dan menunjukkan warisan budayanya yang mendalam.
Meskipun jumlah ayam sangat mengesankan, mereka juga menghadapi berbagai tantangan. Karena modernisasi pertanian, banyak ras tradisional terancam punah, dan model pengembangbiakan intensif dapat menyebabkan perubahan dalam lingkungan pengembangbiakan dan masalah kesehatan. Bagaimana menyeimbangkan produksi dan kesejahteraan telah menjadi isu penting yang perlu segera diselesaikan di masa depan.
"Dalam waktu dekat, apakah kita benar-benar akan menemukan cara beternak unggas yang menghargai hal tersebut?"