Sisi tersembunyi dari dementia praecox: Mengapa demensia frontotemporal sering menyerang antara usia 45 dan 65 tahun?

Demensia lobus frontal (FTD) adalah penyakit neurodegeneratif yang terutama ditandai oleh degenerasi progresif lobus frontal dan kutan otak. Baik pria maupun wanita dapat terkena, dan gejalanya biasanya pertama kali muncul antara usia 45 dan 65 tahun. Meskipun timbulnya penyakit ini terkadang dapat terjadi pada usia 35 tahun atau paling lambat di atas 70 tahun, timbulnya penyakit ini pada usia dini membuatnya sangat terkenal dan berfokus pada perubahan perilaku sosial dan keterampilan berbahasa, menjadikannya bentuk demensia dini yang paling umum. Suatu bentuk perhatian.

Saat ini tidak ada obat atau pengobatan simtomatik yang disetujui untuk FTD, meskipun beberapa obat off-label dan pendekatan perilaku digunakan pada pasien.

Ciri-ciri dan gejala FTD

Ciri-ciri utama FTD adalah gangguan perilaku atau gangguan bahasa, yang biasanya muncul secara bertahap. Gejala umum meliputi penekanan emosi, maladjustment sosial, hilangnya empati, regulasi emosi yang tidak memadai, dan defisit dalam bahasa ekspresif dan reseptif. Secara klinis, banyak pasien FTD mungkin mulai menunjukkan penurunan bertahap dalam kemampuan perilaku atau bahasa beberapa tahun lalu, dan bahkan mungkin mengalami penurunan kualitas hidup yang signifikan sebelum mencari perhatian medis.

Subtipe dan penyakit terkait

Ada beberapa subtipe FTD, di antaranya varian perilaku (bvFTD) dan dua afasia progresif utama (PPA), semantik (svPPA) dan non-fasih (nfvPPA) adalah yang paling umum. FTD yang terkait dengan demensia lateral amiotrofik (ALS) juga sering dibahas. Subtipe yang berbeda ini mewakili keragaman klinis penyakit dan memengaruhi strategi diagnostik dan manajemen.

Demensia tetanus frontal varian perilaku (bvFTD) adalah bentuk FTD yang paling umum, yang ditandai dengan hambatan sosial dan keterasingan emosional.

Faktor genetik dan patologi

Banyak kasus FTD yang terjadi dalam keluarga, dan komponen genetik tampaknya lebih menonjol daripada gangguan neurodegeneratif lainnya. Para ilmuwan telah mengonfirmasi bahwa beberapa mutasi gen terkait dengan perkembangan penyakit ini, terutama gen MAPT yang terletak pada kromosom 17, yang mengkode protein tau dan terkait erat dengan karakteristik patologis FTD. Terutama, hal ini dapat memengaruhi apoptosis neuron dan perubahan serat.

Pada tahap selanjutnya, manifestasi klinis FTD dapat tumpang tindih, sehingga diagnosis menjadi lebih sulit, dan keragaman gejala dapat berubah seiring perkembangan penyakit.

Diagnosis dan Penilaian

Karena gejala FTD beragam dan bervariasi, mungkin sulit untuk mendiagnosis penyakit dengan benar. MRI struktural sering kali menunjukkan atrofi lobus prefrontal dan/atau prefrontal. Namun, pada kasus awal, pemeriksaan pencitraan mungkin tampak normal. Seiring kemajuan teknologi, berbagai kriteria dan metode diagnostik baru telah diusulkan untuk membantu dokter mengidentifikasi FTD lebih dini.

Untuk mendiagnosis FTD secara lebih komprehensif, para peneliti telah memperkenalkan berbagai tes neuropsikologis, termasuk tes fungsi kognitif dan emosional, yang dapat membuat penilaian FTD yang sensitif tetapi tidak spesifik pada tahap awal.

Penanganan dan prognosis

Saat ini, pengobatan untuk FTD berfokus pada penanganan gejala perilaku, meskipun saat ini belum ada obat untuk penyakit tersebut. Memanfaatkan terapi suportif dan intervensi psikososial dapat disesuaikan untuk membantu pasien dalam fungsi sehari-hari mereka. Selain itu, obat-obatan dapat digunakan untuk mengendalikan gejala pasien, tetapi waspadai efek samping dan potensi risiko dari obat-obatan ini. Prognosis pasien sering kali bervariasi dari individu ke individu, dengan waktu bertahan hidup berkisar antara 2 hingga 20 tahun, dan setiap pasien memerlukan dukungan klinis dan layanan perawatan yang berbeda.

FTD merupakan gabungan gejala yang kaya dan kompleks, dengan interaksi faktor sosial, mental, dan fisiologis, yang membuat kita bertanya-tanya: Bagaimana kita dapat menguraikan penyakit yang tersembunyi di antara sel-sel saraf ini dalam penelitian di masa mendatang?

Trending Knowledge

Persimpangan aneh antara perilaku dan bahasa: Apa saja ciri unik dari gejala demensia frontotemporal?
<header> </header> Gangguan ketegangan dahi (FTD) adalah sekelompok gangguan yang melibatkan degenerasi lobus frontal dan temporal otak secara bertahap. Perubahan perilaku dan bahasa sering kali dra
Berbeda dengan penyakit Alzheimer: Apa saja tantangan diagnostik demensia frontotemporal?
Demensia frontotemporal (FTD) merujuk pada sekelompok demensia yang melibatkan degenerasi progresif lobus frontal dan temporal otak dan ditandai dengan timbulnya gangguan perilaku atau bahasa secara

Responses