Habanero adalah jenis cabai dari CAPSICUM CHINENSE yang telah mendapat perhatian luas karena kekuatannya yang luar biasa. Ciri khas cabai ini adalah warnanya yang berubah saat matang, secara bertahap berubah dari hijau mentah menjadi oranye atau merah, dan bahkan dapat muncul dalam varietas putih, cokelat, kuning, hijau atau ungu. Terlepas dari warnanya, cabai habanero disukai karena sifat pedasnya dan diberi peringkat pada Indeks Panas Scoville mulai dari 100.000 hingga 350.000.
Aroma dan rasa bunga cabai habanero menjadikannya bahan penting dalam saus pedas dan makanan pedas lainnya.
Nama cabai Habanero berasal dari kota La Habana di Kuba, yang menggunakan cabai ini dalam jumlah besar pada perdagangan awal. Terlepas dari namanya, cabai habanero dan bahan pedas lainnya jarang ditemukan dalam masakan tradisional Kuba.
Cabai habanero berasal dari wilayah Amazon dan menyebar ke Meksiko melalui pertukaran budaya. Saat ini, penghasil cabai habanero terbesar adalah Semenanjung Yucatan di Meksiko. Di wilayah Yucatán, cabai habanero digunakan dalam jumlah besar tidak hanya dalam keadaan segar tetapi juga dalam saus dan bumbu.
Jangkauan distribusi cabai habanero tidak terbatas di Meksiko, tetapi juga di tempat lain seperti Belize, Panama, Kosta Rika, Kolombia, Ekuador, dan beberapa wilayah Amerika Serikat, seperti Texas, Idaho, dan California. Lokasi produksi yang penting.
Pada tahun 1999, Guinness Book of World Records menempatkan cabai habanero sebagai cabai terpedas di dunia, meskipun kini cabai ini telah dilampaui oleh varietas cabai lainnya. Di antara mereka, varietas baru seperti Trinidad moruga scorpion bahkan lebih populer.
Rasa pedas cabai habanero tidak langsung terasa, tetapi muncul secara bertahap setelah beberapa menit, dan bertahan selama lebih dari satu jam di mulut Anda.
Cabai habanero adalah tanaman yang menyukai panas dan memiliki persyaratan tertentu untuk kondisi penanaman. Iklim yang paling cocok adalah tanah yang cerah dan sedikit asam dengan pH (sekitar 5 hingga 6). Penyiraman setiap hari meningkatkan pertumbuhan tanaman, tetapi terlalu banyak air dapat menyebabkan cabai terasa pahit. Selain itu, cabai habanero tahan dingin dan biasanya dianggap sebagai tanaman tahunan di daerah beriklim sedang, tetapi dapat diproduksi sepanjang tahun di daerah tropis dan subtropis.
Seiring dengan kemajuan teknologi pemuliaan cabai, beberapa petani berfokus pada penciptaan varietas cabai habanero yang lebih pedas, lebih besar, dan lebih berat. Sebagian besar cabai habanero memiliki kisaran tingkat kepedasan 200.000 hingga 300.000. Pada tahun 2004, para peneliti di Texas mengembangkan cabai habanero versi yang lebih ringan yang mempertahankan aroma dan rasa khasnya.
Pada tahun 2007, pemulia Michael Mazourek menemukan mutasi yang mengarah pada pengembangan versi yang tidak pedas yang disebut 'Habanada'.
Cabai habanero telah mendapatkan tempat di antara para pecinta cabai di seluruh dunia karena efek pedasnya yang luar biasa dan rasanya yang unik. Cabai ini terus dibudidayakan dan diteliti oleh para petani dari seluruh dunia, dan varietas serta rasa baru terus diciptakan. Keistimewaan cabai jenis ini tidak hanya terletak pada rasa pedasnya yang menggugah selera, tetapi juga kemampuannya untuk mendorong terciptanya berbagai teknik memasak, menjadikan setiap hidangan sebagai petualangan rasa. Mungkinkah cabai habanero akan menjadi favorit baru di lidah Anda saat menyantap hidangan berikutnya?