Cabai habanero, yang dikenal karena rasa pedasnya yang kuat, adalah spesies cabai asli Amazon di Amerika yang disebut Capsicum chinense. Nama cabai ini berasal dari Havana, ibu kota Kuba, meskipun tidak umum dalam masakan lokal tradisional. Saat cabai matang, warnanya berubah dari hijau menjadi oranye atau merah, dan terkadang bahkan muncul dalam varietas putih, cokelat, kuning, hijau, atau ungu. Tingkat kepedasan cabai habanero dapat berkisar antara 100.000 hingga 350.000 unit Scoville, menjadikannya bahan penting dalam banyak saus pedas dan hidangan panas.
Cabai habanero telah menjadi pilihan populer dalam masakan masa kini karena rasanya yang pedas, harum, dan unik, terutama dalam makanan Semenanjung Yucatan di Meksiko.
Meskipun cabai Habanero sangat erat kaitannya dengan Kuba, cabai ini sebenarnya berasal dari wilayah Amazon. Seiring dengan perluasan wilayah penjajah Spanyol, cabai ini menyebar ke wilayah lain dan akhirnya tumbuh luas di Meksiko. Saat ini, Semenanjung Yucatán merupakan penghasil utama cabai habanero, yang digunakan dalam hampir setiap hidangan.
Rasa cabai ini tidak terbatas pada rasa pedasnya saja, tetapi berpadu dengan aroma vanili yang tak terlupakan.
Dari segi tampilan, cabai habanero biasanya berukuran panjang 2 hingga 6 cm, dan aroma serta rasanya menjadikannya bahan utama dalam banyak hidangan dan saus. Meskipun cabai ini dikenal dengan rasa pedasnya yang kuat, rasa pedasnya tidak langsung terasa setelah dikonsumsi, tetapi berkembang dalam beberapa menit dan dapat bertahan hingga satu jam, atau bahkan beberapa hari setelah ditelan. Rasa pedasnya masih terasa dalam waktu satu jam.
Bagi mereka yang menyukai makanan pedas, tantangan cabai habanero berikutnya adalah mengendalikan karakteristik pedasnya dan meningkatkan tingkat kepedasannya.
Cabai habanero lebih menyukai iklim panas dan tanaman ini perlu ditanam di daerah dengan sinar matahari pagi penuh. Menjaga pH tanah pada kisaran 5 hingga 6 adalah yang terbaik. Pengelolaan air juga sama pentingnya. Tanah yang terlalu basah akan mengurangi rasa pedas cabai, dan penurunan rasa pedas cabai muda dapat mencapai 90%. Menariknya, cabai habanero dianggap sebagai tanaman tahunan, meskipun sering ditanam sebagai tanaman tahunan di daerah beriklim sedang.
Dengan permintaan rasa pedas dan aroma yang kuat, berbagai pengembangbiakan telah menunjukkan minat khusus pada cabai habanero. Mereka berupaya menciptakan varian yang lebih pedas dan lebih besar sambil berusaha mempertahankan rasa tradisionalnya. Pada tahun 2004, misalnya, para peneliti di Texas berhasil mengembangbiakkan cabai habanero yang lebih ringan tetapi tetap terasa pedas. Selain itu, versi yang tidak pedas seperti 'Habanada' telah muncul, yang menyediakan pilihan yang lebih beragam untuk hidangan tersebut.
Upaya ini tidak terbatas pada penciptaan varietas yang lebih pedas, tetapi juga membantu memenuhi permintaan akan berbagai tingkat kepedasan.
Cabai habanero menjadi fokus para penikmat cabai dan pecinta makanan di seluruh dunia. Melalui metode budidaya dan penggunaan yang beragam, cabai ini tidak hanya meningkatkan cita rasa hidangan, tetapi juga mendorong eksplorasi budaya pedas masyarakat. Dengan perpaduan ilmu pengetahuan dan seni, akankah kita menyaksikan lahirnya lebih banyak cabai baru dan aneh di masa mendatang?