Ekosistem danau bukan hanya sekumpulan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme hidup, tetapi juga mencakup serangkaian interaksi fisik dan kimia yang tidak hidup. Keunikan ekosistem tersebut terletak pada sifat airnya yang statis, berbeda dengan badan air yang mengalir seperti sungai dan anak sungai. Seiring berjalannya waktu, danau mengalami serangkaian perubahan yang tidak hanya memengaruhi keanekaragaman hayati tetapi juga kesehatan seluruh ekosistem.
Danau memiliki area yang berbeda-beda, mulai dari perairan dangkal hingga perairan dalam, dan fungsi ekologis masing-masing area juga berubah karenanya.
Ekosistem danau dapat dibagi menjadi beberapa wilayah, masing-masing dengan lingkungan fisik dan peran ekologis yang unik. Area ini meliputi wilayah pesisir, perairan terbuka, dan perairan dalam. Zona pesisir adalah area dangkal dekat pantai danau yang sering kali memiliki tanaman lahan basah yang berakar, sedangkan perairan terbuka merupakan tempat tumbuhnya fitoplankton dan zooplankton.
Perairan terbuka merupakan tempat tumbuhnya alga fotosintetik, yang menyediakan sejumlah besar oksigen dan makanan bagi seluruh ekosistem.
Sedimen merupakan komponen penting dasar danau dan memengaruhi banyak aspek ekosistem. Saat bahan organik dan mikroorganisme ditambahkan ke danau, sedimen ini memengaruhi kehidupan di dalam air dalam bentuk nutrisi. Misalnya, ketika sedimen kaya akan fosfor dan nitrogen, sedimen dapat berkontribusi terhadap eutrofikasi danau, proses alami atau buatan manusia yang dapat berdampak serius pada keseimbangan ekosistem.
Proses eutrofikasi dapat menyebabkan pertumbuhan alga, yang pada akhirnya menguras oksigen di dalam air dan memberi tekanan pada ikan dan kehidupan akuatik lainnya.
Aktivitas manusia, seperti pembangunan perkotaan dan perluasan pertanian, sering kali meningkatkan aliran sedimen dan nutrisi ke danau di cekungan danau, yang mempercepat proses eutrofikasi yang disebutkan di atas. Fenomena ini tidak hanya mengubah sifat fisik danau, tetapi juga memengaruhi keanekaragaman hayati dan struktur di dalamnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah alga dan menipisnya oksigen, banyak spesies yang bergantung pada oksigen akan dipaksa bermigrasi atau menghadapi risiko kepunahan.
Kondisi hidrologi, seperti perubahan permukaan air dan debit, memiliki dampak yang signifikan terhadap distribusi sedimen lempung di danau. Pola curah hujan dan fluktuasi suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim juga akan memengaruhi kualitas air danau dan kondisi kehidupan penduduk. Hal ini membuat ekosistem danau menjadi lebih rapuh, terutama selama banjir dan kekeringan.
Dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan keseimbangan ekosistem danau dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan air manusia.
Cara cerdas organisme di danau untuk bertahan hidup saling terkait, membentuk rantai makanan dan hubungan ekologis yang kompleks. Mikroorganisme dan bakteri di sedimen dasar sangat penting untuk penguraian bahan organik, menyediakan nutrisi penting bagi tanaman. Fitoplankton dan tanaman air dangkal menyediakan sumber makanan utama bagi hewan air. Interaksi ini tidak hanya menjaga keseimbangan ekologis tetapi juga meningkatkan produktivitas seluruh sistem danau.
Semuanya tergantung pada kesehatan seluruh danau, terutama kualitas dan jenis sedimen dasar.
Ekosistem danau merupakan hasil interaksi makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Dari sinar matahari hingga permukaan air hingga sedimen di dasar danau, seluruh proses tersebut terhubung dengan banyak mata rantai. Kualitas dan komposisi sedimen sangat penting bagi kesehatan ekologis danau, dan setiap perubahan dalam aktivitas manusia dapat mengganggu keseimbangan ekologis ini. Menghadapi perubahan lingkungan saat ini, kita perlu berpikir mendalam: Bagaimana cara melindungi sumber daya air kita sekaligus melindungi alam?