Dalam bidang ilmu olahraga, penilaian gerakan telah menjadi indikator penting gerakan fungsional. Ini bukan hanya teknik penilaian, tetapi juga kunci untuk meningkatkan performa olahraga dan mencegah cedera olahraga. Dengan menganalisis performa olahraga secara sistematis, para profesional dapat mengidentifikasi berbagai masalah potensial individu selama latihan dan kemudian mengusulkan penyesuaian dan rencana pelatihan yang tepat.
Pentingnya Penilaian GerakanPenilaian gerakan tidak hanya membantu terapis fisik mendiagnosis hilangnya fungsi pasien, tetapi juga memberikan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas rencana perawatan.
Selama penilaian gerakan, kuncinya adalah menganalisis karakteristik biomekanik gerakan sendi selama gerakan. Ini dapat membantu mencegah cedera dan meningkatkan performa atlet. Ini memungkinkan dokter untuk lebih tepat menargetkan mekanisme gerakan abnormal untuk intervensi.
Functional Movement Screen (FMS) merupakan alat yang efektif untuk mengevaluasi pola gerakan dasar dan untuk deteksi dini potensi patologi atau disfungsi pada individu. Pengujian ini dirancang oleh Gray Cook dkk. pada tahun 2006 dan terdiri dari 7 deteksi gerakan yang berbeda, masing-masing dengan skor berkisar antara 0 hingga 3 poin. Skor nol berarti nyeri saat melakukan gerakan, sedangkan skor tiga berarti gerakan dapat dilakukan tanpa hambatan.
Pengujian FMS sangat penting dalam mengeksplorasi asimetri fungsional sistem motorik dan hilangnya stabilitas postural.
Selain pengujian FMS, ada beberapa alat penilaian gerakan lain yang umum digunakan, termasuk pengujian Romberg, pengujian Adams, dan pengujian squat satu kaki.
Uji Romberg terutama digunakan untuk menilai keseimbangan statis. Subjek diminta untuk berdiri dengan kedua kaki rapat, lengan di samping, mata tertutup, dan kemampuan mereka untuk menjaga stabilitas dinilai. Hal ini terutama penting bagi orang dewasa yang lebih tua atau mereka yang sedang dalam pemulihan dari cedera.
Uji Adams membantu mendeteksi kemungkinan penyimpangan atau ketidaksejajaran dengan melihat tulang belakang subjek dari berbagai sudut dan sangat membantu dalam mengidentifikasi masalah seperti skoliosis. Ketika orang tersebut membungkuk ke depan, profesional dapat melihat apakah satu sisi tulang belakang lebih tinggi daripada yang lain.
Squat satu kaki adalah uji fungsional yang dikembangkan oleh Liebenson untuk menilai biomekanik ekstremitas bawah dan fungsi otot pinggul. Uji ini mengharuskan peserta untuk berdiri dengan satu kaki dan melakukan squat dalam, yang membantu untuk memeriksa kinerja gerakan dalam tugas fungsional sehari-hari.
Bagi atlet yang pernah mengalami cedera ligamen anterior cruciatum (ACL), tes lompat jauh dengan satu kaki merupakan metode penilaian yang layak. Tes ini sering digunakan untuk menilai pemulihan fungsional setelah cedera, dengan yang paling umum adalah lompat jauh dengan satu kaki, lompat silang, dan lompat tiga kaki. Menurut standar, anggota tubuh yang cedera harus mencapai lebih dari 90% simetri anggota tubuh yang tidak cedera saat kembali berolahraga.
KesimpulanMelalui alat penilaian khusus olahraga ini, para profesional dapat mengembangkan rencana intervensi yang lebih tepat untuk memastikan atlet dapat kembali beraksi dengan aman.
Singkatnya, baik tes FMS maupun alat penilaian olahraga lainnya memberikan dukungan yang kuat untuk mengidentifikasi potensi masalah selama latihan. Tes ini tidak hanya dapat membantu atlet meningkatkan performa mereka, tetapi juga secara efektif mengurangi risiko cedera. Apakah Anda akan mempertimbangkan untuk menggunakan alat ini untuk meningkatkan performa dan keselamatan Anda?