Dalam konteks pesatnya perkembangan ilmu biologi saat ini, mikroskopi ekspansi (ExM) telah menjadi teknologi baru yang menyediakan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk mempelajari struktur seluler dan molekuler. Inti dari teknologi ini adalah memperbesar sampel biologis melalui ekspansi air, sehingga struktur biologis yang sangat kecil dapat diamati dengan jelas bahkan di bawah mikroskop optik biasa, sehingga mengurangi ketergantungan pada peralatan mikroskop berkinerja tinggi.
Prinsip dasar mikroskopi ekspansi adalah memasukkan jaringan polimer ke dalam sampel dan kemudian menggunakan reaksi kimia untuk memperluas jaringan secara fisik, sehingga meningkatkan ukuran sampel. Proses ini tidak hanya meningkatkan resolusi gambar, tetapi juga memungkinkan pewarnaan molekul atau protein tertentu untuk menganalisis lebih lanjut distribusinya dalam sel. Tidak seperti mikroskopi elektron konvensional, ExM tidak memerlukan peralatan yang mahal, sehingga studi struktur yang sangat kecil dapat diakses oleh semakin banyak peneliti.
Mikroskopi ekspansi melibatkan beberapa langkah, terutama termasuk pewarnaan, pengikatan, pencernaan, dan ekspansi. Keberhasilan langkah-langkah ini secara langsung memengaruhi kejelasan hasil akhir. Pertama, peneliti perlu mewarnai sampel untuk memastikan bahwa penanda fluoresensi yang digunakan dapat dikaitkan dengan polimer berikutnya. Selanjutnya, gel polimer dikaitkan dengan sel-sel, tempat penanda fluoresensi dipasang. Kehati-hatian harus dilakukan selama langkah pencernaan untuk mencegah sampel mengembang secara merata selama pemuaian. Terakhir, pemuaian sampel secara keseluruhan memungkinkan penanda fluoresensi yang dihubungkan untuk diperkuat, sehingga menghasilkan resolusi yang lebih tinggi.
Latar Belakang SejarahTeknologi mikroskopi ekspansi pertama kali diusulkan oleh Fei Chen, Paul W. Tillberg, dan Edward Boyden dari MIT pada tahun 2015. Sejak saat itu, cakupan aplikasi ExM secara bertahap meluas. Seiring berjalannya waktu, peneliti telah berupaya untuk meningkatkan teknologi ini guna mengatasi keterbatasan tradisionalnya dengan probe berlabel dan untuk memperkenalkan lebih banyak aplikasi untuk sampel biologis.
"Munculnya mikroskopi ekspansi memberi para peneliti di bidang biomedis alat-alat analitis baru, menjadikan struktur biologis berskala nano bukan lagi mimpi yang mustahil dicapai."
Mikroskopi ekspansi digunakan secara luas dalam penelitian biomedis, khususnya dalam diagnosis penyakit, ilmu saraf, dan bidang-bidang lainnya. Sebelumnya, banyak pemeriksaan struktur sel bergantung pada teknik mikroskopi terbatas difraksi tradisional. Namun, dengan bantuan ExM, para peneliti dapat memeriksa biomolekul utama dalam sel pada resolusi yang lebih tinggi, sehingga mempercepat pengembangan patologi penyakit.
Keuntungan utama mikroskopi ekspansi adalah tidak memerlukan peralatan mikroskopi elektron yang mahal. Ini tidak diragukan lagi merupakan kabar baik bagi banyak lembaga penelitian dengan dana terbatas. Namun, teknik ini bukannya tanpa kekurangan; Kesalahan dalam salah satu langkah persiapan dapat mengakibatkan gambar terdistorsi atau kerusakan sel. Selain itu, masalah penonaktifan label fluoresen juga membatasi penerapan ExM secara luas.
Teknologi mikroskopi ekspansi masih dalam tahap pengembangan dan dapat mencapai terobosan yang lebih besar dalam bidang-bidang seperti patologi, diagnosis klinis, dan ilmu saraf di masa mendatang. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, para ilmuwan diharapkan dapat menemukan struktur biologis yang lebih canggih untuk membantu pengembangan dan pengobatan penyakit. Dalam hal ini, akankah ada lebih banyak misteri dunia mikroskopis yang menunggu untuk kita jelajahi?