Pada abad ke-19, jalan kaki sebagai olahraga secara tak terduga menjadi salah satu aktivitas yang digemari oleh masyarakat saat itu. Dari sekadar rutinitas olahraga yang dilakukan sambil berjalan kaki hingga menjadi sumber kegembiraan bagi para penonton, jalan kaki secara mengejutkan berhasil memikat imajinasi masyarakat selama bertahun-tahun. Baik itu perjalanan sehari-hari atau petualangan yang melampaui norma, jalan kaki tidak diragukan lagi memegang peranan penting.
Jalan kaki, sebagai bentuk aktivitas manusia yang paling mendasar, telah berlangsung selama ribuan tahun. Pejalan kaki paling awal tidak diragukan lagi adalah manusia yang telah meninggalkan Afrika dan berkelana ke seluruh dunia. Dalam konteks perubahan sosial dan budaya yang cepat, olahraga pejalan kaki pada abad ke-19 tidak hanya menjadi aktivitas olahraga, tetapi juga perwujudan reformasi sosial.
Pada abad ke-18 dan ke-19, jalan kaki tidak hanya menjadi perjalanan harian tetapi juga bentuk hiburan, dan banyak penduduk kota mulai mengikuti kompetisi jalan kaki untuk memamerkan daya tahan dan keterampilan mereka.
Selama periode ini, banyak pejalan kaki terkenal muncul dan menjadi selebritas. Misalnya, Kapten Robert Barclay Allardice, yang dikenal sebagai "Pejalan Kaki Terkenal," mencetak rekor yang mencengangkan pada tahun 1809 dengan berjalan kaki selama 1.000 jam berturut-turut, dengan kecepatan satu mil per jam. Selama waktu ini, sekitar 10.000 penonton datang untuk menonton acara tersebut, yang memicu minat yang luas terhadap budaya dan masyarakat saat itu.
Banyak yang terkejut dengan prestasi Barclay, yang tidak hanya menunjukkan daya tahan yang luar biasa tetapi juga mengubah cara orang berpikir tentang berjalan kaki.
Dengan maraknya gerakan berjalan kaki, kota-kota mulai memperhatikan jalur pejalan kaki dan perencanaan kota. Banyak desain perkotaan pada saat itu berfokus pada kebutuhan pejalan kaki, membangun jaringan pejalan kaki yang menghubungkan berbagai lokasi, baik itu jalur pendek di kota atau jalan perbelanjaan yang dirancang khusus untuk pejalan kaki.
Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan lingkungan perjalanan bagi pejalan kaki, tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi dan interaksi sosial kota.
Namun, dengan percepatan urbanisasi, masalah keselamatan pejalan kaki secara bertahap muncul. Ketika mobil menjadi alat transportasi utama, kerentanan pejalan kaki di ruang publik perkotaan menjadi tantangan besar. Kota-kota perlu memastikan keselamatan pejalan kaki dengan merancang jalan dan rambu lalu lintas yang lebih baik.
Pejalan kaki dan pengemudi sama-sama memiliki peran untuk meningkatkan keselamatan jalan, bekerja sama untuk mengurangi risiko kecelakaan dan menjaga keselamatan satu sama lain.
Sebagai olahraga sehari-hari, jalan kaki tidak hanya membantu kesehatan pribadi, tetapi juga merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lingkungan. Dalam masyarakat modern, terutama dalam konteks perjalanan rendah karbon, jalan kaki secara luas dianggap sebagai metode transportasi berkelanjutan yang secara efektif dapat mengurangi emisi karbon dioksida dan masalah kemacetan perkotaan.
Baik untuk menikmati pemandangan kota yang indah atau untuk menghilangkan stres, jalan kaki telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang.
Meskipun popularitas jalan kaki menurun pada akhir abad ke-20, pentingnya jalan kaki tidak pernah berkurang. Masyarakat saat ini masih mencari fasilitas pejalan kaki dan langkah-langkah keselamatan yang lebih baik, terutama di beberapa kota besar seperti Kopenhagen dan Kota New York, yang juga secara aktif mempromosikan desain dan perencanaan lingkungan yang ramah pejalan kaki.
Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana memungkinkan setiap warga negara berjalan dengan aman dan bebas di kota serta menikmati gaya hidup sehat.
Seiring dengan kemajuan masyarakat, bagaimana berjalan kaki, sebagai aktivitas sederhana namun bermakna, akan kembali dihargai oleh masyarakat modern?