Angka Yunani Kuno, yang juga dikenal sebagai angka Ionia, adalah sistem penulisan angka menggunakan alfabet Yunani. Hingga saat ini, dalam bahasa Yunani modern, huruf-huruf ini masih digunakan dalam angka urut dan dalam konteks yang mirip dengan angka Romawi. Namun, untuk angka dasar umum, orang Yunani menggunakan angka Arab. Asal usul dan evolusi sistem angka ini mencerminkan bagaimana manusia kuno mengandalkan huruf Cina untuk mengekspresikan angka.
Sistem alfabet linear A dan B yang digunakan oleh peradaban Aegea kuno menunjukkan cara penulisan angka yang berbeda dan meletakkan dasar bagi pengembangan angka Yunani kuno.
Sistem angka awal, seperti Linear A dan Linear B dari peradaban Minos dan Mycenaean, menggunakan apa yang disebut angka Aegea. Sistem ini memainkan peran penting dalam pembentukan peradaban Yunani kuno. Bilangan linear menggunakan simbol unik untuk mewakili pangkat sepuluh: misalnya, 𐄇 untuk 1, 𐄐 untuk 10, 𐄙 untuk 100, dan seterusnya.
Sistem alfanumerik Yunani didasarkan pada sistem desimal, yang menetapkan sembilan huruf pertama alfabet Ionia Yunani kuno dari 1 hingga 9, dengan huruf terpisah untuk setiap puluhan dan ratusan.
Seiring berjalannya waktu, sistem bilangan Yunani berubah dari sistem Akrofonik asli menjadi sistem alfanumerik saat ini. Bentuk penulisan numerik paling awal di Yunani kuno berasal dari abad kelima SM, dan secara bertahap menggantikan sistem alfabet lama di Athena. Sistem bilangan ini didasarkan pada prinsip penjumlahan, yang memungkinkan nilai huruf dijumlahkan bersama untuk membentuk bilangan baru. Misalnya, 241 direpresentasikan sebagai (200 + 40 + 1), dengan setiap huruf berasal dari posisi yang berbeda dalam alfabet Yunani.
Orang Yunani kuno juga menggunakan simbol khusus untuk mengidentifikasi pecahan dan angka yang lebih besar, yang menambahkan banyak lapisan dan kedalaman pada sistem angka.
Selain itu, sistem angka Yunani kuno juga dapat menyatakan pecahan, biasanya dengan simbol khusus setelah penyebut. Seiring dengan perkembangan zaman, simbol posisi (keraia) dalam dokumen Yunani juga telah berubah, yang selanjutnya meningkatkan metode representasi numerik. Simbol-simbol ini tidak hanya membuat angka lebih akurat, tetapi juga membuatnya lebih mudah diidentifikasi dalam literatur.
Evolusi sistem angka bukan hanya perubahan angka, tetapi juga evolusi ide. Penggunaan angka Yunani dan hubungan huruf mencerminkan pemahaman mendalam kuno tentang pengetahuan dan logika.
Pengungkapan angka spektakuler seperti ratusan atau ribuan juga menyebabkan eksplorasi tak berujung orang Yunani kuno. Seperti Archimedes, mereka mencoba menggunakan angka untuk menggambarkan ukuran alam semesta, yang memungkinkan matematikawan kuno untuk mulai melampaui batasan angka tunggal dan melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap berbagai kuantitas melalui sistem angka baru. Seiring berjalannya proses ini, sistem angka Yunani secara bertahap mengambil bentuk yang kita lihat saat ini.
Bahkan dalam penggunaan angka saat ini, ekspresi numerik huruf Yunani kuno masih ada di beberapa bagian, misalnya, beberapa rumus matematika atau dokumen sejarah masih akan melihatnya. Menjelajahi hubungan antara angka dan huruf ini tidak hanya merupakan refleksi terhadap peradaban kuno, tetapi juga refleksi terhadap sistem matematika saat ini.
Di balik angka Yunani kuno terdapat perubahan dalam pemikiran manusia selama ribuan tahun, yang sangat penting untuk memahami evolusi angka dan maknanya.
Ketika kita menelusuri angka-angka kuno ini, dapatkah kita menemukan hubungan yang lebih dalam, yang mengungkapkan bahwa angka tidak hanya mewakili kuantitas, tetapi juga perluasan pemikiran? Mungkin ini adalah perspektif baru dalam memahami sistem digital?