Face impingement of the hip (FAI) adalah kelainan pinggul umum yang melibatkan kelainan anatomi sendi pinggul yang tampaknya lebih umum, khususnya pada atlet. FGI terjadi ketika bola tulang pinggul membuat kontak abnormal dengan alur sendi pinggul, yang dapat menyebabkan osteoartritis, kerusakan pada tulang rawan sendi, dan gejala lainnya, paling sering terjadi pada orang dewasa muda dan setengah baya.
Nyeri akibat impingement pinggul biasanya terjadi di selangkangan, punggung bawah, dan sisi pinggul yang terkena dan dapat secara signifikan memengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang.
Gejala impingement pinggul yang paling umum adalah nyeri, yang sering memengaruhi kemampuan pasien untuk bergerak. Awalnya, nyeri dapat muncul secara akut atau bertahap, dengan banyak orang mengalami penurunan rentang gerak di pinggul. Aktivitas tertentu, seperti jongkok atau duduk dalam waktu lama, sering kali disertai dengan rasa tidak nyaman. Penting untuk dicatat bahwa banyak pasien mengalami nyeri pangkal paha tanpa riwayat trauma masa lalu.
Penyebab pasti dari impingement pinggul masih belum diketahui, tetapi sebagian besar kasus terkait dengan kelainan anatomi pada kepala pinggul atau tepi sendi pinggul. Penelitian menunjukkan bahwa atlet mengalami kelainan ini karena gerakan pinggul yang berulang selama latihan intensitas tinggi. Aktivitas yang mungkin terpengaruh termasuk rotasi lutut yang berulang, putaran cepat, atau jongkok yang sering, yang dapat meningkatkan risiko cedera.
Ada tiga jenis utama impingement pinggul: deformitas cam, deformitas penjepit, dan kombinasinya.
Untuk mendiagnosis impingement pinggul, penilaian klinis adalah langkah pertama. Namun, proses ini tidak mudah karena sifat nyeri yang tidak konsisten. Sinar-X biasanya diambil untuk mencari kelainan sendi panggul, biasanya dari depan, belakang, dan samping. Namun, MRI juga dapat memberikan informasi lebih lanjut, khususnya untuk mengevaluasi cedera jaringan lunak.
Pilihan perawatan untuk impingement panggul dapat dibagi menjadi penanganan non-bedah dan bedah. Perawatan non-bedah biasanya meliputi terapi fisik dan obat antiinflamasi nonsteroid. Jika metode ini tidak memberikan respons yang baik, pembedahan merupakan pilihan lain, yang bertujuan untuk memperbaiki bentuk tulang panggul dan soket yang tidak normal. Penelitian terkini menunjukkan bahwa pembedahan artroskopi memiliki tingkat keberhasilan yang relatif tinggi dan dapat secara efektif mengurangi nyeri serta meningkatkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Impingement panggul tampaknya terjadi pada tingkat yang lebih tinggi pada atlet, khususnya mereka yang berpartisipasi dalam olahraga yang memerlukan rentang gerak yang luas pada panggul. Olahraga seperti hoki es, sepak bola, dan atletik memberikan beban yang lebih besar pada otot dan sendi, sehingga mempercepat deformasi pinggul. Kondisi ini berkembang lebih signifikan seiring bertambahnya usia atlet, sehingga meningkatkan risiko mereka terkena osteoartritis.
Penelitian tentang impingement pinggul masih berlangsung, terutama di bidang pencegahan dan diagnosis. Seiring kemajuan teknologi medis, metode skrining dan pengobatan yang lebih baik mungkin tersedia di masa mendatang untuk membantu pasien mengurangi kerusakan pinggul dan menunda perkembangan osteoartritis.
Dalam olahraga dan kehidupan sehari-hari, bagaimana kita dapat mengidentifikasi masalah pinggul secara efektif dan melakukan pencegahan dan intervensi dini untuk melindungi kesehatan atlet dalam jangka panjang?