Dalam konteks percepatan digitalisasi saat ini, sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) telah menjadi komponen utama dalam industri modern. Sistem ini bukan sekadar alat kontrol sederhana, tetapi arsitektur kompleks yang mengintegrasikan pemantauan, pengumpulan data, dan kontrol proses untuk memastikan pengoperasian proses produksi yang efisien. Fungsi utama sistem SCADA adalah untuk mencapai pemantauan dan kontrol peralatan dan proses tingkat lanjut melalui komputer, komunikasi data jaringan, dan antarmuka pengguna grafis, yang tidak diragukan lagi memiliki dampak mendalam pada produksi, keselamatan, dan efisiensi industri.
Sistem SCADA adalah contoh penggabungan pengawasan tingkat lanjut dengan kontrol di tempat, yang menyediakan solusi akses jarak jauh universal untuk modul kontrol lokal dari berbagai produsen.
Fitur utama sistem SCADA adalah kemampuannya untuk mengawasi beberapa perangkat milik sendiri, yang memungkinkan kontrol proses skala besar yang efisien dalam volume dan cakupan. Sistem ini biasanya mencakup empat tingkat: perangkat lapangan tingkat nol seperti sensor aliran dan suhu; modul input/output (I/O) industri tingkat pertama; komputer pemantauan tingkat kedua yang mengumpulkan data dari setiap simpul sistem dan menyediakan antarmuka kontrol operator; tingkat ketiga adalah kontrol produksi, yang tidak secara langsung mengontrol proses, tetapi berfokus pada pemantauan produksi; dan tingkat keempat adalah tingkat penjadwalan produksi.
Bahkan jika data komunikasi hilang, RTU dan PLC masih dapat beroperasi secara otonom dalam waktu hampir nyata, yang berarti bahwa stabilitas sistem tidak akan terpengaruh.
Inti dari sistem SCADA adalah komputer pemantauannya, yang terutama bertanggung jawab untuk mengumpulkan data dan mengirimkan instruksi kontrol ke perangkat lapangan. Sistem SCADA yang lebih kecil mungkin hanya terdiri dari satu komputer, sementara sistem yang lebih besar sering kali terdiri dari beberapa stasiun kerja dan server, yang dirancang untuk memastikan pemantauan dan kontrol berkelanjutan setiap saat. Jika server gagal, konfigurasi redundansi ganda dapat memastikan pengoperasian sistem yang berkelanjutan dan meningkatkan keandalan secara keseluruhan.
Selain pengaturan perangkat keras, infrastruktur komunikasi sistem SCADA juga penting. Infrastruktur ini menghubungkan sistem komputer pemantauan dengan RTU dan PLC. Protokol komunikasi umum meliputi Modbus, DNP3, dan seri IEC 60870. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan munculnya Internet industri, konektivitas dan keamanan sistem ini semakin ditingkatkan.
Pengembangan sistem SCADA telah melalui empat generasi, dari sistem independen paling awal hingga interkoneksi jaringan saat ini, yang menunjukkan evolusi dan popularisasi teknologi.
Masalah keamanan sistem SCADA tidak dapat diremehkan. Seiring dengan semakin terbuka dan terstandarisasinya sistem, sistem tersebut semakin menjadi target serangan siber. Banyak sistem yang dirancang dan diimplementasikan dengan pertimbangan keamanan yang tidak memadai, sehingga rentan terhadap risiko serangan siber yang semakin meningkat saat ini. Para ahli terus menyebutkan bahwa strategi keamanan informasi untuk sistem SCADA harus ditangani dengan menggunakan pendekatan perlindungan berlapis seperti halnya keamanan informasi.
Hal ini membuat orang bertanya-tanya, sebelum otomatisasi dan digitalisasi semakin dekat, tantangan dan peluang apa yang akan dihadapi sistem SCADA di masa mendatang?