Leukemia limfoblastik akut sel T (T-ALL) adalah jenis leukemia limfoblastik akut yang ditandai dengan keganasan di sumsum tulang yang biasanya berkembang dengan cepat. Penyakit ini menyebabkan sel darah putih yang belum matang menumpuk di sumsum tulang dan menggantikan sel darah putih yang normal. T-ALL memengaruhi sekitar 20% pasien dengan leukemia limfoblastik akut dan lebih umum terjadi pada orang dewasa.
Insiden penyakit ini menurun seiring bertambahnya usia, terutama pada anak kecil, dengan usia paling umum untuk timbulnya penyakit ini adalah 9 tahun, dan meningkat secara signifikan pada remaja. T-ALL biasanya disebabkan oleh kelainan sitogenetik dan molekuler tertentu yang mengganggu jalur perkembangan yang mengendalikan perkembangan timosit dan perkembangan penekan tumor.
Gejala klinis T-ALL pada orang dewasa dan anak-anak sering kali meliputi infiltrasi sistem saraf pusat dan keterlibatan ekstrameduler dari beberapa organ lainnya.
Gejala pada orang dengan T-ALL dapat bervariasi dan tidak sama persis. Gejala umum meliputi infeksi berulang, pendarahan dan memar yang tidak normal, kelelahan ekstrem, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala spesifiknya adalah sebagai berikut:
T-ALL adalah penyakit yang sangat agresif dan heterogen, dan pasien sering kali menunjukkan gejala terkait sumsum tulang yang luas.
T-ALL bukanlah penyakit menular dan tidak diwariskan. Faktor risiko utamanya meliputi usia dan jenis kelamin, dengan risiko pria terkena penyakit ini tiga kali lebih besar daripada wanita, terutama pada anak-anak, dengan insidensi puncak antara usia 2 dan 5 bulan. Sementara jenis leukemia lain menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia, T-ALL lebih umum terjadi pada anak-anak.
Faktor genetik, paparan radiasi, dan paparan bahan kimia dapat meningkatkan risiko terkena T-ALL.
Jika diduga menderita T-ALL, dokter akan melakukan sejumlah tes seperti tes darah, biopsi sumsum tulang, dan rontgen berdasarkan riwayat medis dan gejala untuk memastikan apakah itu T-ALL. Hitung darah lengkap (CBC) membantu dokter mengevaluasi jenis dan kematangan sel darah putih dan dengan demikian memastikan keberadaan sel leukemia.
Pengobatan T-ALL biasanya melibatkan kemoterapi jangka panjang dan obat-obatan lain dan dibagi menjadi tiga fase: induksi, konsolidasi, dan pemeliharaan. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar dua tahun, dengan fase pemeliharaan berlangsung paling lama.
Terapi multimoda telah menunjukkan perbaikan yang signifikan pada pasien T-ALL, terutama pasien yang lebih muda.
Pada anak-anak, tingkat kelangsungan hidup bebas kejadian 5 tahun untuk T-ALL adalah sekitar 70%, sedangkan tingkat kelangsungan hidup keseluruhan adalah 80%. Seiring dengan meningkatnya tingkat kekambuhan, prognosis menjadi lebih buruk, terutama untuk kasus yang parah. Meskipun penyebab T-ALL belum sepenuhnya dipahami, penelitian genomik yang sedang berlangsung secara bertahap mengungkap mutasi yang terkait dengan perkembangan penyakit.
Keunikan dan tantangan T-ALL tidak hanya terletak pada agresivitasnya tetapi juga pada keragaman pendekatan diagnostik dan pengobatan. Kompleksitas penyakit ini telah mendorong komunitas medis untuk terus mengeksplorasi pilihan medis yang lebih efektif untuk meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup. Orang-orang tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya: Bagaimana teknologi medis masa depan akan menembus hambatan pengobatan T-ALL dan membawa harapan baru bagi pasien?