Strain Ames merupakan salah satu dari 89 strain Bacillus anthracis yang diketahui. Strain ini pertama kali diisolasi pada tahun 1981 dari seekor anak sapi berusia 14 bulan yang sakit di Sarita, Texas. Setelah serangkaian pengujian dan misinformasi, strain tersebut akhirnya dikirim ke Institut Penelitian Penyakit Menular Angkatan Darat AS (USAMRIID). Perhatian yang luas terhadap strain Ances dimulai setelah serangan antraks tahun 2001, ketika tujuh surat yang berisi strain tersebut dikirim ke berbagai media dan senator AS.
Alasan mengapa strain Ansi digunakan oleh Amerika Serikat untuk mengembangkan vaksin dan menguji efektivitasnya adalah karena patogenisitasnya yang sangat tinggi.
Patogenisitas strain Ans terutama berasal dari dua plasmid virulensi spesifik, yaitu pXO1 dan pXO2. Kedua plasmid ini menunjukkan patogenisitas yang lebih kuat daripada galur lain di antara galur Ans. pXO2 mengkode kapsul asam poli-D-glutamat yang tahan terhadap fagositosis, yang memungkinkan B. anthracis menghindari sistem imun inang, sementara pXO1 mengkode tiga protein toksin: faktor edema (EF), faktor letal (LF), dan antigen protektif (PA).
Ketika bakteri tidak memiliki pXO1 atau pXO2, bakteri tersebut dianggap dilemahkan, yang berarti bakteri tersebut tidak dapat menyebabkan infeksi serius.
Perbedaan patogenisitas antara galur dapat dijelaskan oleh ada atau tidaknya plasmid. Misalnya, bahkan galur dengan hanya plasmid Ames pXO2 tetap sangat patogen terhadap tikus, yang menunjukkan bahwa pXO2 berkontribusi secara signifikan terhadap patogenisitas. Sebaliknya, galur Sterne bersifat avirulen dan tidak dapat menyebabkan penyakit utama pada hewan atau manusia.
Mengenai resistensi antibiotik, strain Antraks rentan terhadap rejimen pengobatan yang direkomendasikan CDC, mirip dengan sebagian besar strain antraks lainnya. Meskipun strain Sterne memiliki β-laktamase yang berfungsi, ekspresi gen seringkali tidak cukup untuk menimbulkan resistensi. Menurut standar dosis yang dipublikasikan dalam dokumen M45 Clinical Laboratory Standards Institute, Ciprofloxacin adalah obat yang direkomendasikan untuk pengobatan antraks pernapasan. Penelitian terkini telah menunjukkan bahwa gatifloksasin, antibiotik fluorokuinolon baru lainnya, dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup tikus yang rentan terhadap strain Ansi.
Meskipun vaksin PA tidak seprotektif vaksin spora hidup, vaksin ini masih menjadi salah satu pilihan yang saat ini sedang dikembangkan.
Saat ini, pengembangan vaksin terhadap B. anthracis terutama bergantung pada strain yang dilemahkan, terutama strain yang plasmid virulensinya telah dihilangkan. Strain Sterne secara alami tidak memiliki pXO2 dan karenanya dapat digunakan dengan aman untuk meningkatkan respons imun. Vaksin yang ada mencakup vaksin spora hidup yang dirancang khusus untuk hewan, tetapi vaksin tersebut berbahaya bagi manusia, sehingga vaksin yang didasarkan pada antigen pelindung juga sedang dieksplorasi.
Saat ini, satu-satunya vaksin antraks manusia berlisensi di Amerika Serikat, vaksin Anthrax yang diserap (AVA), didasarkan pada antigen pelindung, tetapi efektivitasnya terhadap strain Ames bervariasi tergantung pada model hewan. Hasil yang tidak konsisten ini menyoroti perlunya studi komprehensif pada beberapa organisme model untuk menguji kemanjuran vaksin pada manusia. Para peneliti saat ini juga secara aktif mencari cara untuk menonaktifkan spora antraks dengan formaldehida dan zat lain untuk memberi manusia alternatif baru untuk spora hidup dan vaksin PA.
Identifikasi polimorfisme nukleotida (SNP) dari strain Ansinus dapat membantu melacak wabah.
Enam SNP yang sangat spesifik telah diidentifikasi untuk galur Anse, yang memungkinkan pengujian diagnostik pada flora tersebut. SNP ini tidak hanya dapat membedakan galur Ames dari 88 spesies Bacillus anthracis lainnya, tetapi juga memberikan informasi penting untuk studi epidemiologi. Tingkat perubahan genetik yang rendah pada galur Ans semakin memastikan stabilitasnya sebagai penanda diagnostik. Dengan menggunakan kombinasi SNP ini dan PCR waktu nyata, para peneliti dapat mengonfirmasi atau mengesampingkan ribuan sampel sebagai galur Andersen.
Stabilitas galur Ans dan potensi risiko senjata biologisnya membuat kita berpikir ulang: Tindakan apa yang harus diambil manusia untuk memperkuat pertahanan saat menghadapi ancaman patogen yang mematikan tersebut?