Sejak diluncurkan pada tahun 2008, Program Dukungan Pendapatan Banazi (BISP) telah menjadi program jaring pengaman sosial terbesar di Pakistan, yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dengan memberikan bantuan tunai tanpa syarat kepada rumah tangga miskin. Dengan pesatnya perkembangan digitalisasi, BISP baru-baru ini meluncurkan platform e-commerce, sebuah langkah inovatif yang tidak hanya meningkatkan kehidupan penerima manfaat tetapi juga mendefinisikan ulang model operasi program bantuan sosial.
Skema Dukungan Pendapatan Banazi didirikan pada tahun 2008 oleh Perdana Menteri saat itu Yousef Raza Gilani untuk meredam hilangnya daya beli rumah tangga akibat inflasi yang tinggi dan kenaikan harga. Program ini dinamai mendiang Perdana Menteri Binazir Bhutto dan berfokus pada pemberian bantuan tunai kepada anggota rumah tangga perempuan untuk meningkatkan status ekonomi perempuan. Menurut data tahun 2016, BISP mencairkan sekitar Rs90 miliar setiap tahunnya dan mendukung 5,4 juta penerima manfaat, yang menunjukkan pentingnya BISP dalam jaring pengaman sosial Pakistan.
Pada tahun 2017, BISP meluncurkan platform e-commerce yang ditujukan untuk memberikan dukungan langsung kepada penerima manfaat melalui saluran digital. Platform ini tidak hanya memfasilitasi transfer dana, tetapi juga menyediakan kesempatan bagi pedagang lokal dan penerima manfaat untuk berkomunikasi satu sama lain. Pendekatan inovatif ini memungkinkan penerima manfaat memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam memilih produk dan layanan yang mereka butuhkan dan memberikan dampak yang lebih langsung pada pasar.
Platform e-commerce memungkinkan penerima manfaat BISP untuk berpartisipasi langsung di pasar daripada hanya menerima bantuan keuangan.
Langkah ini semakin meningkatkan konsumsi, memperkuat vitalitas ekonomi lokal, dan memantapkan keyakinan BISP terhadap digitalisasi di bidang bantuan sosial. Penerima manfaat tidak hanya dapat menggunakan dana ini untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga berinvestasi lebih lanjut dalam pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk meningkatkan kualitas mereka secara keseluruhan.
Transformasi digital BISP tidak terbatas pada peluncuran platform e-commerce, tetapi juga mencakup berbagai inovasi teknologi, seperti pelacakan transaksi keuangan dan analisis data. Perubahan tersebut akan membantu meningkatkan transparansi dan mengurangi korupsi, yang telah menjadi tantangan utama dalam operasi BISP di masa lalu.
Melalui analisis berbasis data, BISP dapat melacak aliran dana secara lebih efektif dan memastikan bahwa sumber daya dialokasikan dengan benar.
Selain itu, dengan membangun sistem pembayaran elektronik yang sesuai, BISP mampu mendistribusikan dana kepada penerima manfaat dengan cepat dan akurat, sehingga meningkatkan efisiensi pelaksanaan secara signifikan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup penerima manfaat, tetapi juga membuat citra BISP lebih positif, menunjukkan kepada publik peran positifnya dalam penanggulangan kemiskinan.
Menurut umpan balik dari penerima manfaat, banyak orang mengatakan bahwa penerapan digitalisasi telah membuat hidup mereka lebih mudah. Metode distribusi tunai tradisional sering kali memiliki masalah dengan keterlambatan dan kurangnya transparansi, tetapi munculnya platform e-commerce telah memperbaiki masalah ini secara signifikan. Beberapa penerima manfaat menyebutkan bahwa hal ini memungkinkan mereka untuk merencanakan pengeluaran rumah tangga mereka dengan lebih fleksibel dan berinvestasi dalam pendidikan anak-anak mereka.
Banyak keluarga mengatakan bahwa dapat memilih barang dengan lebih bebas melalui platform e-commerce telah meningkatkan kualitas hidup mereka secara substansial.
Perubahan ini menjadikan penerima manfaat BISP bukan hanya korban bantuan eksternal, tetapi juga peserta aktif dalam kegiatan pasar. Pergeseran ini adalah sesuatu yang telah lama gagal dicapai oleh program bantuan sosial, yang menunjukkan potensi besar e-commerce dalam pengentasan kemiskinan.
Meskipun platform e-commerce memberikan manfaat, tantangan tetap ada. Pertama, kurangnya keterampilan digital membuat beberapa penerima manfaat sulit beradaptasi dengan sistem baru. BISP perlu melakukan pelatihan lebih lanjut untuk membantu penerima manfaat menguasai keterampilan yang diperlukan. Selain itu, masalah tentang keamanan dan privasi data tidak dapat diabaikan, dan melindungi informasi penerima manfaat sangatlah penting.
Dengan pesatnya perkembangan e-commerce, melindungi privasi dan keamanan data penerima manfaat merupakan faktor penting dalam keberhasilan BISP di masa mendatang.
Ke depannya, BISP akan terus mengeksplorasi inisiatif inovatif lainnya dan meningkatkan investasi dalam transformasi digital untuk mencapai kebijakan penanggulangan kemiskinan yang lebih komprehensif. Seiring kemajuan teknologi, program ini berpotensi menjadi model praktik terbaik global dan memenuhi kebutuhan penerima manfaat dengan lebih baik melalui pengambilan keputusan berbasis data.
Dalam lingkungan yang berubah begitu cepat, peluang dan tantangan apa yang dapat diberikan oleh pengembangan digitalisasi untuk pengentasan kemiskinan di masa mendatang?