Dalam teknologi komputer saat ini, permintaan untuk sistem multiprosesor terus meningkat, di antaranya Symmetric Multiprocessing (SMP) yang banyak digunakan. Sistem SMP secara efektif memungkinkan beberapa prosesor beroperasi secara bersamaan, yang sangat penting untuk memenuhi persyaratan kinerja tinggi komputasi modern. Jadi, bagaimana tepatnya sistem ini bekerja? Artikel ini akan membahas arsitektur, sejarah, pro dan kontra, dan potensi masa depan SMP.
Dalam arsitektur SMP, semua prosesor setara dan dapat mengakses memori utama bersama pada saat yang sama, sehingga memastikan kinerja komputasi yang efisien.
Desain dasar sistem SMP adalah menghubungkan dua atau lebih prosesor yang identik ke memori utama bersama, yang memungkinkan mereka beroperasi secara paralel. Komunikasi antara prosesor terjadi terutama melalui bus sistem atau sakelar crossbar. Setiap prosesor biasanya memiliki cache sendiri untuk mempercepat akses data dan mengurangi kemacetan pada bus sistem.
Seiring dengan terus berkembangnya kebutuhan komputasi, sistem SMP terus berevolusi dalam hal arsitektur. Sistem SMP tradisional relatif tersentralisasi. Namun, dengan munculnya prosesor multi-inti, arsitektur SMP telah diperluas ke setiap inti yang beroperasi sebagai prosesor independen.
Sistem produksi pertama yang memuat beberapa prosesor identik adalah Burroughs B5000, lebih dari enam puluh tahun yang lalu. Burroughs D825 berikutnya menjadi sistem SMP sejati, yang merupakan aplikasi pertama SMP. Seri komputer System/360 IBM semakin meningkatkan popularitas SMP. Sistem ini tidak hanya mampu menjalankan beberapa proses, tetapi setiap prosesor dapat melakukan operasi input dan output secara paralel.
Menurut data yang tidak lengkap, sistem pertama dalam sejarah yang menjalankan SMP adalah DECSystem 1077. Ini bukan hanya kemajuan teknologi, tetapi juga revolusi dalam daya komputasi.
Sistem SMP sangat cocok untuk sistem pembagian waktu dan server, yang sering kali menjalankan beberapa proses secara bersamaan dan dengan demikian dapat memanfaatkan sepenuhnya beberapa prosesor. Namun, pada PC, aplikasi yang tidak dimodifikasi mungkin tidak berfungsi sebagaimana diharapkan pada SMP. Untuk benar-benar mewujudkan potensi multi-core, aplikasi harus dimodifikasi agar dapat digunakan secara multi-threaded.
Di satu sisi, sistem SMP dapat meningkatkan kinerja pemrosesan secara signifikan, terutama ketika beberapa tugas perlu diproses, karena beberapa program dapat berjalan secara bersamaan pada CPU yang berbeda. Namun, seiring bertambahnya jumlah prosesor, SMP juga menghadapi tantangan skalabilitas, seperti konsistensi cache dan objek bersama.
SMP dirancang agar prosesor apa pun dapat menjalankan tugas apa pun. Fleksibilitas ini memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang lebih tinggi dan memungkinkan sistem operasi untuk menyeimbangkan beban kerja secara efektif.
Meskipun SMP memiliki keunggulan yang jelas dalam prosesor multi-inti dan komputasi berperforma tinggi, skalabilitas dan kompleksitas pemrogramannya masih menjadi masalah yang belum terpecahkan. Untuk banyak aplikasi, pemanfaatan semua prosesor secara efisien tetap menjadi tantangan. Dengan munculnya teknologi NUMA (akses memori tidak seragam) dan komputasi kluster, SMP mungkin memerlukan penyesuaian lebih lanjut untuk beradaptasi dengan kebutuhan masa depan.
Dalam perkembangan teknologi di masa depan, sistem SMP akan terus mempertahankan posisi pentingnya dalam arsitektur komputer. Namun seiring kemajuan teknologi, dapatkah kita menemukan cara yang lebih efisien untuk memanfaatkan daya komputasi kita yang terus meningkat?