Jangkrik lapangan berbintik dua (Gryllus bimaculatus
) adalah spesies jangkrik lapangan yang ditemukan di wilayah subtropis Afrika, wilayah Mediterania, dan sebagian Asia. Jangkrik ini unik karena memiliki dua bintik di pangkal sayapnya, membuatnya menonjol di antara jangkrik lainnya. Selain itu, jangkrik ini tidak hanya memainkan peran penting dalam ekosistem, tetapi juga digunakan sebagai sumber makanan bagi reptil, sehingga menjadi pilihan populer bagi hewan peliharaan dan kebun binatang.
Di alam liar, jangkrik jantan bersaing ketat satu sama lain, memiliki toleransi yang rendah terhadap jenisnya sendiri, dan sering berkelahi untuk mengamankan wilayah.
Alasan mengapa jangkrik jantan berkelahi dengan rekan-rekannya terutama untuk mendapatkan kesempatan kawin, dan perilaku ini cukup umum di alam. Metode perkelahiannya adalah dengan membuka rahang, meraih rahang lawan, dan mendorong dengan kaki belakang. Meskipun perkelahian dapat menimbulkan ancaman, biasanya yang kalah akan mundur tanpa mengalami cedera yang berarti, perilaku yang tidak hanya menjaga kelangsungan hidup individu tetapi juga memastikan reproduksi gen. Pada malam hari, saat sinar matahari memudar, jangkrik jantan menggunakan kicauan uniknya untuk menarik perhatian betina dan mengusir jantan lainnya. Panggilan berirama ini bukan hanya bahasa sosial mereka, tetapi juga bagian dari proses berpacaran mereka. Saat mereka bertemu dengan jantan lain, mereka akan membuat panggilan berfrekuensi tinggi dan cepat, yang secara tidak terlihat meningkatkan keunggulan mereka dan mengurangi ancaman pesaing.
Jangkar betina memiliki organ khusus yang disebut ovipositor yang memungkinkan mereka untuk mengubur telur mereka langsung ke dalam tanah. Biasanya, telur akan menetas dalam waktu dua minggu, selama waktu tersebut kelembapan dan kualitas tanah lingkungan akan memengaruhi tingkat keberhasilan penetasan. Perlu dicatat bahwa jangkrik ini menunjukkan perilaku reproduksi poligami, di mana jangkrik betina sering kawin dengan banyak jangkrik jantan, sebuah strategi yang dikenal sebagai poliandri, yang membantu meningkatkan tingkat keberhasilan pembuahan karena betina dapat memperoleh lebih banyak jantan. Banyak sperma untuk dipilih. Para ahli mencatat bahwa preferensi jangkrik betina terhadap jantan sering membuat mereka memilih pasangan baru, sebuah perilaku yang dikenal sebagai hipotesis neo-mate. Metode ini tidak hanya membantu meningkatkan keragaman genetik, tetapi juga mencegah efek negatif perkawinan sedarah dan memastikan kesehatan generasi mendatang.
Perilaku reproduksi jangkrik itu rumit dan canggih, dan strategi mereka untuk memilih pasangan baru tidak hanya naluriah tetapi juga merupakan langkah yang disengaja untuk keragaman genetik.
Di lingkungan yang buruk, jangkrik ini akan mencari tempat-tempat terpencil untuk bertengger, seperti di bawah batang pohon, di rumput liar, atau bahkan di liang yang digali oleh hewan lain. Meskipun jangkrik jantan bersaing satu sama lain, mereka relatif toleran terhadap jangkrik betina dan bersedia berbagi tempat bertengger. Jangkrik betina terkadang melakukan kanibalisme ketika sumber daya terbatas, tetapi ini merupakan kejadian yang sangat jarang.
Selain kepentingan ekologisnya, Gryllus bimaculatus
memainkan peran penting dalam akuakultur. Sebagai makanan pokok bagi berbagai reptil, mereka dibudidayakan secara luas sebagai sumber makanan bagi hewan peliharaan dan hewan kebun binatang. Pada saat yang sama, di beberapa negara, jangkrik ini juga digunakan dalam kegiatan budaya seperti balap kriket, yang selanjutnya meningkatkan nilai komersialnya.
Dengan berkembangnya teknologi, para ilmuwan akhirnya merilis dua informasi genom jangkrik pada tahun 2020. Panjang total genom ini mencapai 1,66 Gb dan mengandung sebanyak 17.871 gen penyandi protein yang dianotasi, yang akan memainkan peran penting dalam mendorong penelitian biologi jangkrik di masa mendatang.
Jangkrik berbintik dua tidak hanya penting secara ekologis, analisis genomnya juga akan membantu manusia memahami akar fisiologi dan perilakunya, sehingga membuka jendela baru untuk penelitian di masa mendatang.
Dapatkah kita lebih memahami persaingan dan kerja sama di alam dengan mempelajari jangkrik yang menarik ini secara mendalam?