Pada banyak pasien, dampak lesi Cameron sering kali tidak diketahui. Lesi kecil namun merusak ini tersembunyi di mukosa lambung pasien dengan hernia hiatus besar dan sebenarnya dapat menjadi pemicu anemia kronis. Banyak pasien mungkin tidak tahu bahwa masalah anemia mereka berasal dari lesi tersembunyi ini. Seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang kondisi ini, penting untuk memahami penyebab, gejala, dan pengobatannya.
Lesi Cameron mengacu pada tempat esofagus melewati diafragma dan memasuki lambung. Ketika bagian lambung di perut bagian atas tergeser ke atas karena hernia hiatus, erosi linier atau ulkus dapat terjadi di sana. Dalam kasus seperti itu, gesekan dinding lambung dan gerakan saat bernapas dapat menyebabkan trauma mekanis yang berkelanjutan, yang mengakibatkan perdarahan kronis. Kami memahami bahwa lesi ini dapat memicu perdarahan gastrointestinal yang berkelanjutan, yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
"Lesi Cameron umumnya terjadi pada orang dewasa dengan hernia hiatus besar dan ditemukan pada 42% pasien anemia."
Meskipun lesi Cameron mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, keberadaannya dapat menyebabkan beberapa gejala yang signifikan. Pasien mungkin mengalami gejala refluks gastroesofageal seperti nyeri ulu hati, kesulitan menelan, atau perut kembung. Jika anemia terjadi, orang sering merasa lemah, kesulitan bernapas, atau memiliki kulit pucat. Dokter biasanya dapat menemukan lesi Cameron selama diagnosis melalui endoskopi (esophagogastroduodenoscopy).
Untuk anemia yang disebabkan oleh lesi Cameron, pilihan pengobatan biasanya melibatkan suplementasi zat besi dan penekanan asam lambung. Dokter sering meresepkan penghambat pompa proton (PPI) untuk mempercepat penyembuhan. Operasi untuk memperbaiki hernia hiatus mungkin juga diperlukan bagi beberapa pasien, terutama jika gejala anemia parah atau diperlukan transfusi darah berulang.
"Keberadaan lesi Cameron dapat menyebabkan perdarahan kronis, yang menyebabkan anemia defisiensi besi."
Menurut penelitian, sekitar 10% pasien dengan hernia hiatus besar didiagnosis menderita anemia pada saat penyelidikan. Perbandingan kelompok non-anemia menunjukkan bahwa memang ada korelasi signifikan antara lesi Cameron dan anemia.
"Satu penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan anemia defisiensi besi dapat kehilangan hingga 15 mililiter darah per hari."
Seiring meningkatnya kesadaran akan lesi Cameron, komunitas medis mulai menyadari bahwa metode diagnosis dan pengobatan yang lebih efektif mungkin memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Penelitian di masa mendatang dapat difokuskan pada manifestasi lesi Cameron dan dampaknya terhadap anemia pada berbagai kelompok pasien. Penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan akurasi diagnosis endoskopi dapat memungkinkan lebih banyak pasien menerima pengobatan yang tepat pada tahap awal.
"Diagnosis dan pengobatan dini lesi Cameron sangat penting karena dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan pasien."
Dalam dunia kedokteran yang terus berkembang ini, dapatkah kita mengidentifikasi lesi samar ini lebih cepat untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan pasien?