Dalam hubungan interpersonal, kita sering kali secara tidak sadar membuat perhitungan: Dalam hubungan ini, apakah biaya yang saya investasikan sebanding dengan manfaat yang saya peroleh? Teori pertukaran sosial merupakan teori kunci untuk mengeksplorasi fenomena ini. Teori ini dikembangkan oleh banyak ilmuwan dan memiliki pengaruh yang luas dari psikologi sosial hingga sosiologi.
Teori pertukaran sosial menekankan bahwa ketika biaya suatu hubungan lebih besar daripada manfaatnya, orang akan cenderung mengakhiri atau meninggalkan hubungan tersebut.
Menurut teori pertukaran sosial, interaksi interpersonal harus melibatkan analisis biaya dan manfaat. Perhitungan ini berpotensi memengaruhi pilihan yang kita buat dalam hubungan persahabatan, romantis, atau profesional. Misalnya, ketika seorang teman terus meminta uang tetapi tidak pernah membalas budi, Anda mulai bertanya-tanya apakah hubungan tersebut layak dipertahankan. Di tempat kerja, jika Anda merasa bahwa upaya dan waktu yang Anda berikan tidak dihargai atau dipromosikan sebagaimana mestinya, apakah Anda akan mempertimbangkan untuk pindah pekerjaan?
Pemikiran berbasis kalkulasi semacam ini bukanlah sikap mementingkan diri sendiri secara negatif, tetapi perilaku sosial yang alami. Teori pertukaran sosial mengusulkan bahwa ketika orang mengevaluasi "nilai" suatu hubungan, baik itu interaksi spiritual atau transaksi material, hal itu dapat dianalisis menggunakan "kalkulasi nilai."
Konsep inti teori pertukaran sosial diusulkan oleh psikolog sosial Amerika John W. Thibaut dan Harold H. Kelley, yang menemukan bahwa ketika orang terlibat dalam interaksi sosial, hati sebenarnya bereaksi sesuai dengan harapan biaya dan manfaat. Hal ini membuat setiap hubungan interpersonal menjadi sangat dinamis dan kompleks.
Teori pertukaran sosial Homans didasarkan pada behaviorisme, yang menyatakan bahwa orang akan mencari imbalan untuk meminimalkan biaya.
Cendekiawan penting lain dalam teori pertukaran sosial adalah George C. Homans, yang percaya bahwa orang cenderung mengulangi perilaku yang membawa hasil positif dalam interaksi sosial karena pengaruh perilaku masa lalu. Perilaku. Demikian pula, ketergantungan antara satu sama lain membuat alokasi sumber daya menjadi penting.
Dalam teori pertukaran sosial, interaksi antara biaya dan manfaat terlihat jelas. Apa itu "biaya"? Biaya dapat berupa faktor waktu, uang, investasi emosional, dan apa pun yang mungkin terasa membebani kita. "Manfaat" adalah faktor positif apa pun yang dapat membawa kita pada kebahagiaan, kepuasan, dan bahkan status sosial.
Jika manfaat keseluruhan dari suatu hubungan lebih besar daripada biayanya, maka hubungan tersebut akan dianggap "berharga" dan orang akan cenderung mempertahankan hubungan tersebut; sebaliknya, jika biaya meningkat tetapi manfaatnya tidak meningkat, maka hubungan tersebut akan dianggap "berharga" dan orang akan cenderung mempertahankan hubungan tersebut; sebaliknya, jika biaya meningkat tetapi manfaatnya tidak meningkat, maka hubungan tersebut akan dianggap "berharga" dan orang akan cenderung mempertahankan hubungan tersebut; sebaliknya, jika biaya meningkat tetapi manfaatnya tidak meningkat, maka hubungan tersebut akan dianggap "berharga".Keterikatan akan dianggap "berharga". Menghadapi kemungkinan berakhirnya hubungan.
Dalam pertukaran sosial, prinsip timbal balik memegang peranan penting. Menurut sosiolog terkenal Gouldner, prinsip ini menekankan tanggung jawab sosial "harus memberi kembali" sehingga setiap orang dapat menjaga keadilan dalam interaksi. Rasa keadilan ini membantu menstabilkan hubungan interpersonal dan mengurangi potensi konflik yang muncul dari perilaku egois.
Usia dan pertukaran sosialTeori pertukaran sosial juga menunjukkan nilai uniknya di bawah perubahan sosial yang disebabkan oleh usia. Seiring bertambahnya usia, jaringan pendukung mereka berubah seiring dengan perubahan pengalaman sosial mereka. Saat Anda masih muda, hubungan mungkin terbentuk dengan cara yang lebih langsung, tetapi seiring bertambahnya usia, hubungan ini dibangun melalui dukungan dan bantuan timbal balik.
Seperti yang dikatakan sebagian orang, seiring bertambahnya usia, jenis dukungan yang kita terima akan semakin beragam, termasuk dukungan sosial, dukungan emosional, dan bahkan dukungan informasi.
Jaringan hubungan yang berkembang seiring waktu ini menunjukkan bahwa bentuk dukungan dan bantuan yang diberikan sepanjang hidup seseorang tidak pernah statis.
Di era digital saat ini, kerangka analitis teori pertukaran sosial terus berkembang dan diterapkan. Baik itu platform media sosial daring maupun interaksi interpersonal dalam kehidupan nyata, kita dapat melihat bayangan teori-teori ini, terutama cara mengevaluasi dan menghitung nilai tambah dari setiap interaksi. Kompleksitas interaksi ini memaksa kita untuk merenungkan apa yang paling penting: manfaat jangka pendek atau nilai jangka panjang?
Oleh karena itu, dalam masyarakat yang saling terhubung erat ini, apakah Anda juga secara tidak sadar menghitung biaya dan manfaat untuk memutuskan kapan harus membayar dan kapan harus menariknya? Ini bukan hanya pertimbangan penting dalam teori pertukaran sosial, tetapi juga masalah yang harus dihadapi setiap orang dalam mengejar hubungan interpersonal?