Etana, senyawa organik alami dengan rumus kimia C2H6, tidak hanya memainkan peran penting dalam produksi industri, tetapi strukturnya yang unik dan hambatan rotasinya juga telah memenuhi komunitas ilmiah dengan topik-topik yang menarik.
Kegunaan utama etana adalah sebagai bahan baku untuk produksi etilena, dan ketidakteraturan rotasi strukturalnya memungkinkan untuk digunakan sebagai contoh klasik dalam penelitian kimia.
Pada awal tahun 1834, Michael Faraday mensintesis etana untuk pertama kalinya. Selama elektrolisis larutan kalium asetat, ia keliru mengira bahwa produk yang diperoleh adalah metana dan tidak membahasnya secara mendalam. Selanjutnya, antara tahun 1847 dan 1849, percobaan oleh Hermann Colby dan Edward Frankland menghasilkan pemahaman lebih lanjut tentang etana, yang akhirnya dijelaskan pada tahun 1864 oleh Karl Scholemaire.
Etana adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau pada suhu dan tekanan standar. Titik didihnya adalah -88,5°C, sedangkan titik lelehnya adalah -182,8°C. Ada banyak variasi bentuk padat etana, salah satunya adalah kristal plastik khusus tempat atom hidrogen dapat berputar bebas pada sumbu panjang molekul.
Energi minimum yang diperlukan untuk memutar substruktur molekuler disebut penghalang rotasi, dan penghalang rotasi etana sering digunakan sebagai paradigma kimia dasar.
Secara khusus, tolakan antara atom hidrogen molekul etana di kedua ujung molekul merupakan salah satu penyebab utama hambatan rotasi. Sejak awal tahun 1890-an, ahli kimia mengusulkan bahwa molekul etana akan lebih stabil dalam konfigurasi yang tidak teratur.
Etana menempati jumlah jejak di atmosfer Bumi, dengan konsentrasi permukaan laut saat ini sebesar 0,5 ppb. Penelitian telah menunjukkan bahwa emisi etana berfluktuasi karena pembakaran ladang gas alam. Etana juga telah terdeteksi di atmosfer empat planet raksasa, dan tanda-tanda etana cair bahkan telah ditemukan di bulan Saturnus, Titan.
Keberadaan etana tidak terbatas di Bumi, ia telah meninggalkan jejak pada komet dan planet purba, membuat orang penasaran tentang asal-usulnya.
Reaksi etana terutama melibatkan reaksi radikal bebas, khususnya proses halogenasi radikal bebas saat bereaksi dengan halogen. Selain itu, pembakaran etana melepaskan sejumlah besar energi panas, sehingga menjadikannya sumber energi yang penting.
Dalam industri, penggunaan utama etana adalah dalam produksi etilena. Teknologi perengkahan uap menjadikan etana sebagai sumber etilena yang sangat efisien dan menyediakan dasar untuk produksi produk kimia lainnya.
Di laboratorium, etana digunakan sebagai media untuk membekukan sampel terhidrasi dengan cepat untuk mikroskopi elektron. Proses ini menunjukkan keragaman dan pentingnya etana dalam penelitian ilmiah.
Meskipun etana merupakan bahan kimia yang relatif aman, sifat mudah terbakarnya yang tinggi memerlukan kehati-hatian. Jika konsentrasinya dengan udara berada di antara 3,0% dan 12,5%, ia akan membentuk campuran yang mudah meledak, yang tidak dapat diabaikan.
Dengan kemajuan teknologi, penelitian tentang etana terus berlanjut, dan bahan kimia kuno ini mungkin memiliki lebih banyak sifat dan aplikasi yang belum ditemukan.
Menghadapi hambatan rotasi etana dan dampaknya di banyak bidang ilmiah, kita tidak dapat tidak berpikir tentang mengapa molekul yang begitu sederhana dapat memicu begitu banyak minat dan eksplorasi dalam komunitas penelitian ilmiah?