Ketika menghadapi emosi yang sulit, banyak orang memilih untuk menghindari atau menekan diri untuk mengatasi perasaan tersebut. Namun, pendekatan terapi yang sedang berkembang—Terapi Penerimaan dan Komitmen (ACT)—mendukung pendekatan yang sangat berbeda: penerimaan. Jenis psikoterapi ini tidak mendorong orang untuk menghilangkan perasaan buruk, tetapi menerima dan memahaminya, memberikan dukungan untuk emosi yang sulit dalam hidup.
Inti dari Terapi Penerimaan dan Komitmen adalah fleksibilitas psikologis, yang memungkinkan orang untuk menghadapi emosi yang tidak menyenangkan tanpa memilih untuk melarikan diri atau bangkit kembali, dan dengan demikian dapat bertindak ke arah yang berharga bagi mereka.
Menurut para psikolog, kunci dari ACT adalah kemampuan untuk menerima. Ini bukan tentang menghilangkan perasaan sedih, tetapi tentang belajar untuk hidup berdampingan secara damai dengan perasaan tersebut. ACT pertama kali diusulkan pada tahun 1982 oleh Steven Hayes, seorang pelopor terapi ini, untuk membantu orang memahami dan menghadapi emosi mereka, sehingga menghindari tekanan psikologis yang lebih dalam yang disebabkan oleh penghindaran emosi.
ACT bukan hanya tentang menerima emosi, tetapi yang lebih penting, tentang "bergerak menuju perilaku yang berharga." Ini berarti mampu memilih jalan hidup yang mencerminkan nilai-nilai pribadi seseorang, bahkan saat menghadapi emosi yang tidak menyenangkan. Faktanya, nilai-nilai ini dapat berupa hubungan yang mendalam antara orang-orang, pencapaian dalam pekerjaan, atau proses pertumbuhan pribadi.
Pentingnya PenerimaanMenerima emosi negatif membantu kita mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan pengalaman kita. Satu studi menunjukkan bahwa kurangnya fleksibilitas psikologis sering dikaitkan dengan berbagai bentuk psikopatologi, seperti kecemasan dan depresi. ACT meningkatkan kesehatan mental orang dengan membantu mereka meningkatkan fleksibilitas ini.
Penerimaan, seperti yang dikatakan Hayes, adalah kunci karena memungkinkan orang untuk menghadapi kesulitan mereka dengan lebih efektif, daripada membiarkan mereka mengendalikan hidup mereka.
Teknik penerimaan yang efektif meliputi defusi kognitif, kontak dengan momen saat ini, dan mengidentifikasi nilai-nilai pribadi. Teknik-teknik ini bekerja sama untuk memungkinkan orang menjalani hidup dalam keadaan yang lebih terbuka, daripada menanggapi emosi dengan cara yang pasif.
Praktik ACT melibatkan serangkaian teknik dan latihan yang membantu individu belajar menerima dan memahami emosi mereka. Misalnya, melalui praktik kesadaran, individu dapat mengamati pikiran dan emosi mereka dengan lebih jelas dan belajar untuk tidak memandang perasaan ini sebagai label yang mendefinisikan diri mereka atau perilaku mereka. Selain itu, ACT mendorong orang untuk menetapkan tujuan tindakan spesifik yang sangat sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.
Banyak penelitian telah menemukan bahwa ACT efektif dalam meningkatkan kesehatan mental. Sebuah meta-analisis tahun 2020 menemukan bahwa ACT menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk kondisi seperti kecemasan, depresi, dan kecanduan, dan bahwa efeknya mirip dengan terapi perilaku kognitif tradisional.
Meskipun hasil terapeutiknya menjanjikan, ACT masih menghadapi kritik. Misalnya, beberapa ahli menunjukkan bahwa beberapa metode penelitian ACT tidak cukup ketat dan mempertanyakan keunikan serta efektivitasnya. Dalam konteks ini, para pendukung ACT juga mengatakan bahwa mereka tidak menampilkan diri sebagai obat mujarab, tetapi berharap untuk hidup berdampingan dengan terapi lain guna menyediakan berbagai pilihan pengobatan bagi pasien.
“ACCT tidak dimaksudkan untuk menggantikan psikoterapi lain, tetapi untuk menawarkan perspektif baru yang dapat membantu orang mengatasi emosi yang sulit dengan lebih baik dan dengan demikian membuat hidup mereka lebih bermakna.”
Singkatnya, ACT adalah psikoterapi revolusioner yang mendorong orang untuk mengeksplorasi dan menerima dunia batin mereka dan menggunakannya sebagai dasar untuk bergerak menuju kehidupan yang lebih bermakna. Apakah Anda siap untuk mulai menerima dan mengeksplorasi emosi yang sulit?