Gangguan kepribadian narsistik (NPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa penting diri yang berlebihan, kebutuhan berlebihan untuk dikagumi, dan kurangnya empati. Menurut penelitian psikologis terbaru, tipe narsisis ini dapat meraih kesuksesan berulang kali dalam kehidupan sosial dan profesional, tetapi di balik kesuksesan ini terdapat motivasi psikologis dan pola perilaku yang kompleks.
Apa yang mendorong seorang narsisisMeskipun memiliki aspirasi yang tampak luhur, para narsisis ini sering kali dipenuhi dengan keraguan dan rasa malu terhadap diri sendiri.
Para narsisis yang berfungsi tinggi sering kali mencapai tujuan mereka melalui penghargaan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri. Keberhasilan mereka sering kali datang dari keinginan yang kuat untuk pengakuan dan pujian sosial. Mereka akan menggunakan keterampilan sosial mereka yang unggul untuk membangun jaringan dan meningkatkan status sosial mereka.
Pasien NPD memiliki rasa harga diri yang sangat rapuh, yang mudah terpengaruh oleh evaluasi eksternal. Hal ini membuat mereka terus-menerus mencari pujian eksternal di tempat kerja, dan dalam prosesnya mereka dengan hati-hati merancang "topeng kesuksesan" yang memungkinkan mereka menonjol dalam tim.
Motivasi narsisis ini untuk berprestasi dan meningkatkan diri sering kali mengesampingkan kebutuhan hubungan emosional, yang memungkinkan mereka unggul dalam bidang tertentu.
Narsisis yang berfungsi tinggi sering kali memiliki kebutuhan yang kuat untuk berinteraksi sosial dan mengejar otoritas. Mereka akan melebih-lebihkan pencapaian mereka jika perlu, bahkan sampai membangun rasa superioritas diri yang lebih tinggi di antara rekan kerja mereka. Mereka cenderung menggambarkan diri mereka sebagai satu-satunya orang yang dapat memahami keinginan atasan, yang pada gilirannya meningkatkan status sosial mereka.
Selain itu, mereka lebih cenderung mengeksploitasi reaksi emosional orang lain untuk memanipulasi situasi guna mempertahankan kekuasaan mereka atas orang lain. Mereka menikmati perasaan memiliki kendali dan wewenang dan karenanya pandai memberikan pengaruh di berbagai lingkungan kerja.
Pola perilaku seperti itu sering membuat mereka sukses di beberapa bidang profesional, tetapi juga membawa tantangan pada hubungan interpersonal mereka.
Meskipun narsisis yang berfungsi tinggi dapat unggul dalam karier mereka, mereka sering mengalami kesulitan mempertahankan hubungan interpersonal. Karena mereka sering kali kurang peka terhadap kebutuhan orang lain, mereka mengalami kesulitan memahami rasa sakit emosional orang lain. Mereka sering membandingkan diri mereka dengan orang lain dan merasa bahwa orang lain iri pada mereka, yang membuat mereka sulit untuk benar-benar membentuk hubungan yang mendalam.
Narsisis yang berfungsi tinggi sangat peka terhadap kritik dan dapat bereaksi dengan keras ketika ditantang atau ditentang, yang sangat kontras dengan pengejaran harga diri mereka. Hal ini membuat hubungan di tempat kerja mereka sering kali penuh dengan konflik dan ketegangan.
Sifat-sifat tersebut membuat mereka sangat menginginkan pujian di satu sisi, tetapi tidak tahan dengan kegagalan atau kritik di sisi lain.
Meskipun sifat-sifat narsistik tampaknya membawa kesuksesan, tekanan psikologis jangka panjang dan kesulitan bergaul dengan orang lain adalah harga yang harus dibayar. Meskipun banyak narsisis yang berfungsi tinggi sangat sukses dalam pekerjaan mereka, mereka mungkin merasa kesepian dan hampa dalam kehidupan pribadi mereka. Kontradiksi ini mencegah mereka menikmati rasa kesuksesan yang sebenarnya.
Lebih jauh, kesuksesan narsisis yang berfungsi tinggi sering kali dibangun di atas struktur psikologis yang rapuh. Ketika menghadapi tekanan atau kegagalan, mentalitas mereka cenderung runtuh, yang pada gilirannya memengaruhi potensi pengembangan masa depan mereka.
KesimpulanMereka mungkin memiliki prestasi luar biasa, tetapi tekanan emosional yang mendasarinya membuat mereka sulit menemukan kepuasan batin yang sejati.
Keberhasilan kaum narsisis yang berfungsi tinggi mungkin tampak sebagai pencapaian yang didorong secara internal, tetapi perjuangan psikologis yang mendalam dan defisit hubungan yang mereka hadapi tidak dapat diabaikan. Apakah kemampuan mereka untuk mengatasi hambatan ini dan menjadi orang yang lebih lengkap merupakan kunci keberhasilan mereka yang berkelanjutan?