Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Sekutu menghadapi keputusan sulit tentang cara meminta pertanggungjawaban pejabat tinggi Nazi atas kejahatan mereka. Pengadilan Nuremberg berlangsung di Nuremberg, Jerman, dari November 1945 hingga Oktober 1946 dan menjadi salah satu pengadilan kejahatan perang internasional terpenting dalam sejarah. Pengadilan ini tidak hanya memberikan sanksi hukum terhadap petinggi Nazi, tetapi juga mengubah pemahaman dan penanganan dunia terhadap kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan secara mendalam.
Dari tahun 1939 hingga 1945, Nazi Jerman menghancurkan Eropa, menginvasi banyak negara, dan menyebabkan bencana kemanusiaan yang sangat besar. Semua kejahatan ini, termasuk pembantaian enam juta orang Yahudi, memaksa dunia untuk menghadapi kengerian Nazisme. Dalam diskusi awal di antara Sekutu, ada berbagai usulan tentang cara menghukum para penjahat perang ini, dengan beberapa mengusulkan pengadilan terbuka dan yang lainnya menganjurkan hukuman mati langsung. Akhirnya, Sekutu mencapai kesepakatan pada tahun 1945 untuk menyelenggarakan pengadilan di Nuremberg, Jerman.
Pada Konferensi London yang diselenggarakan dari bulan Juni hingga Agustus 1945, perwakilan Sekutu mulai menyusun Piagam Nuremberg. Piagam tersebut menetapkan dasar hukum untuk pengadilan dan menetapkan penuntutan atas kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang. Akan tetapi, suara-suara keraguan terus muncul dalam pertemuan tersebut, tetapi desakan Jaksa Agung AS Robert H. Jackson memungkinkan piagam tersebut ditetapkan.
Pengadilan Nuremberg mempertemukan para ahli hukum dari banyak negara. Amerika Serikat memiliki tim ahli terbesar, yang bertujuan untuk menyajikan bahaya Nazisme. Para jaksa dari berbagai negara bekerja sama untuk menyusun dakwaan yang mencakup sejumlah anggota Nazi, mulai dari pejabat tinggi hingga pemimpin militer.
Dua puluh empat terdakwa yang diadili termasuk para pemimpin Nazi de facto seperti Hermann Goering dan Joachim von Ribbentrop. Jaksa menggunakan sejumlah besar bukti dokumenter yang diambil dari dokumen resmi Jerman dari perang, rekaman film, dan kesaksian dari para penyintas. Jaksa berfokus pada menunjukkan keseluruhan perencanaan Nazi Jerman dan bagaimana cara kerjanya untuk memastikan bahwa kesalahan masing-masing terdakwa jelas.
Dampak dari Pengadilan"Pengadilan ini bukan hanya sanksi hukum terhadap para pemimpin Nazi, tetapi juga panggilan bagi hati nurani seluruh umat manusia."
Hasilnya, pengadilan tersebut menetapkan preseden untuk hukum pidana internasional, yang menyatakan prinsip bahwa individu bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional. Meskipun pengadilan tersebut kontroversial, terutama penuntutan "kejahatan agresi", pendekatan inovatifnya meletakkan dasar bagi pengadilan internasional di masa mendatang. Pengadilan tersebut memicu pemikiran ulang global tentang kejahatan perang dan hak asasi manusia serta berdampak besar pada hubungan internasional selama Perang Dingin.
"Pengadilan ini bukan hanya perhitungan dengan masa lalu, tetapi juga peringatan untuk masa depan."
Pengadilan Nuremberg mengejutkan seluruh dunia. Pengadilan ini bukan hanya perpanjangan hukum, tetapi juga seruan untuk moralitas dan hak asasi manusia. Hingga kini, pengadilan tersebut masih dikenang sebagai peringatan bagi siapa pun yang melakukan kejahatan perang. Tantangan yang sama masih ada di depan: Pilihan apa yang akan kita buat saat menghadapi kejahatan sejarah baru?