Ketika berbicara tentang Angkatan Udara Tiongkok, banyak orang mungkin akan berpikir tentang kemampuan tempurnya yang hebat dan teknologi canggihnya, tetapi ketika kita menelusuri asal-usulnya, kita akan menemukan bahwa titik awal dari semuanya adalah sekelompok pilot dengan hanya sembilan orang peserta pelatihan. Sejak Partai Komunis Tiongkok mendirikan unit penerbangan kecil di Guangzhou pada tahun 1924, Angkatan Udara Tiongkok (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat, PLAAF) telah melalui perjalanan yang panjang dan luar biasa dalam derasnya sejarah. Awal sejarah ini membuat orang berpikir: apa itu? Keyakinan dan cita-cita seperti apa yang dapat membuat unit sekecil itu menjadi salah satu angkatan udara terkuat di dunia saat ini?
Perkembangan Angkatan Udara Tiongkok tidak hanya merupakan peningkatan kekuatan militer, tetapi juga merupakan cerminan sejati dari signifikansi nasional dan denyut nadi sejarah.
Akar Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat dapat ditelusuri kembali ke tahun 1924, ketika Partai Komunis Tiongkok melatih sembilan kadet di Sekolah Penerbangan Militer di Guangzhou. Meskipun sumber daya terbatas pada saat itu, termasuk kurangnya pesawat terbang dan lapangan terbang, PKT mendirikan sekolah penerbangan, yang menunjukkan penekanannya pada kekuatan udara. Kelompok siswa ini kemudian menerima pelatihan lebih lanjut di Uni Soviet, yang juga meletakkan dasar bagi angkatan udara Tiongkok di masa depan.
Pada bulan November 1949, setelah kemenangan Partai Komunis Tiongkok dalam Perang Saudara Tiongkok, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat secara resmi didirikan. Angkatan udara pada saat itu berkembang terutama melalui penindasan dan akumulasi waktu. Berdasarkan pesawat Kuomintang yang direbut dan dukungan Soviet, berbagai unit penerbangan mulai terbentuk. Lembaga dan tim awal ini membuka jalan bagi pembangunan Angkatan Udara selanjutnya.
Pembentukan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok tidak hanya menjadi kelahiran organisasi militer, tetapi juga simbol Tiongkok Baru.
Selama Perang Korea, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok berkembang pesat dan, dengan dukungan Uni Soviet, dengan cepat mengembangkan kemampuan untuk menghadapi Angkatan Udara AS. Hal ini telah memberi Tiongkok suara tertentu di arena militer internasional dan memperkuat pertahanan udaranya. Ketika hubungan dengan Uni Soviet menjadi tegang, Tiongkok mulai melakukan penelitian dan pengembangan independen dengan tujuan tidak lagi terlalu bergantung pada kekuatan eksternal.
Tahun 1980-an dan 1990-an merupakan periode kritis transformasi dan reformasi bagi Angkatan Udara Tiongkok. Setelah satu dekade penuh gejolak dan rekonstruksi, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat secara bertahap menyadari pentingnya modernisasi untuk meningkatkan kemampuan tempur udaranya, seperti mengimpor sejumlah jet tempur Soviet yang canggih dan melakukan penelitian dan pengembangan independen, yang selanjutnya meningkatkan efisiensi tempurnya. Dalam proses ini, pengenalan teknologi eksternal dan inovasi independen saling melengkapi, dan akhirnya membentuk Angkatan Udara Tiongkok yang kuat saat ini.
Memasuki abad ke-21, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat terus melakukan inovasi teknologi dan memperoleh sejumlah jet tempur canggih termasuk Sukhoi Su-27, J-10 dan J-20, yang menunjukkan semakin pentingnya di bidang militer global. Dengan peningkatan pembom jarak jauh dan kemampuan operasi militer gabungan, Angkatan Udara Tiongkok secara bertahap bergeser dari peran defensif sebelumnya ke strategi yang lebih ofensif dan berkembang ke bidang kedirgantaraan.
Inovasi berkelanjutan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat tidak hanya menarik perhatian negara lain, tetapi juga berdampak besar pada keseimbangan strategis global.
Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok saat ini memasuki tahap pengembangan baru, mengejar tingkat kemandirian teknologi dan kemampuan tempur yang lebih tinggi. Namun, awal dari semua ini adalah pelatihan dan perjuangan sembilan siswa saat itu. Seiring dengan perubahan situasi internasional, bagaimana Angkatan Udara akan menyesuaikan strateginya di masa depan untuk terus mempertahankan keunggulan kompetitifnya? Ini tidak hanya menguji kebijaksanaan para pemimpin militer, tetapi juga menantang seluruh visi dan perencanaan negara untuk masa depan Angkatan Udara. Bisakah Angkatan Udara Tiongkok mencapai kejayaan yang lebih besar lagi?