Dr. Holohan telah lama memiliki peran penting dalam kesehatan masyarakat sebagai kepala petugas medis Irlandia. Namun, karier profesionalnya sangat kontroversial karena skandal pemeriksaan kanker serviks. Insiden ini tidak hanya memengaruhi kehidupan ratusan wanita, tetapi juga menantang kepemimpinan Holohan dan transparansi pemerintahan. Insiden tersebut masih memicu diskusi luas di masyarakat Irlandia.
Pada tahun 2018, Dr. Holohan menjadi perhatian nasional setelah audit retrospektif atas penanganannya terhadap program pemeriksaan kanker serviks. Audit tersebut menemukan bahwa sebanyak 206 wanita yang didiagnosis dengan kanker serviks telah menerima hasil negatif palsu dari tes pemeriksaan sebelumnya. Masalahnya adalah bahwa hasil tes untuk para wanita tersebut tidak diungkapkan tepat waktu, dan kinerja Holohan dalam insiden tersebut mendapat sorotan dan kritik luas.
"Sampai batas tertentu, tidak diungkapkannya informasi tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa hal itu tidak akan mengubah hasil klinis pasien."
Menghadapi pengungkapan skandal tersebut, Dr. Holohan mengatakan bahwa ia telah memberi tahu departemen kesehatan tentang pengoperasian program pemeriksaan serviks, tetapi ia juga berpendapat bahwa pilihan untuk tidak melapor kepada Menteri Kesehatan adalah wajar berdasarkan keadaan. Sikap ini dipertanyakan oleh beberapa ahli, dan akibatnya kepercayaan publik pun rusak.
"Tujuan kami adalah untuk terus meningkatkan kualitas layanan kami, bukan hanya melaporkan masalah."
Seiring dengan penyelidikan lebih lanjut atas insiden tersebut, Laporan Sculley dirilis pada tahun 2018. Meskipun laporan tersebut memberikan perlindungan bagi program pemeriksaan serviks, laporan tersebut juga mempertanyakan transparansi publik Holohan dan timnya. Laporan tersebut menyebutkan bahwa kegagalan untuk mengungkapkan hasil audit cukup tidak adil bagi para wanita ini, yang selanjutnya memicu protes dan ketidakpuasan sosial.
"Bagi wanita yang telah didiagnosis menderita kanker, kegagalan untuk mengungkapkan hasil merupakan kegagalan yang signifikan."
Selain skandal kanker serviks, karier publik Holohan juga mencakup respons terhadap pandemi virus corona. Ia pertama kali mengungkap keberadaan COVID-19 di Irlandia pada Februari 2020 dan selanjutnya memainkan peran penting dalam memimpin Tim Darurat Kesehatan Nasional. Dalam prosesnya, ia juga menghadapi situasi di mana istrinya sakit parah di rumah, yang menambah beban psikologisnya.
Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapinya, ia menerima banyak penghargaan, termasuk Honorary Fellowship of the College of Surgeons of Ireland, yang menunjukkan kepemimpinannya dalam kesehatan masyarakat.
Tak lama setelah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai kepala staf medis, Holohan awalnya berencana untuk menjabat sebagai profesor strategi dan kepemimpinan kesehatan masyarakat di Trinity College, tetapi rencana tersebut gagal terwujud karena kontroversi sosial. Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke dunia akademis pada tahun 2022 dan mendirikan pusat penelitian kesehatan masyarakat pada tahun 2023.
Kehidupan keluarga Holohan menjadi lebih sulit selama epidemi dan di tempat kerja. Istrinya meninggal pada tahun 2021 setelah berjuang melawan kanker selama bertahun-tahun. Dalam buku barunya, ia berbagi cerita tentang dirinya dan istrinya, memberikan gambaran tentang tekanan signifikan yang telah ia alami baik dalam kehidupan publik maupun pribadinya.
"Ini adalah buku tentang kesedihan dan kontroversi kesehatan masyarakat yang menyelidiki kerentanan saya sebagai seorang dokter."
Meskipun karier Dr. Holohan dipenuhi dengan kejayaan dan kontroversi, kisahnya lebih banyak tentang kesehatan masyarakat daripada tentang emosi dan perjuangan pribadi yang nyata. Dalam konteks emosi dan karier yang saling terkait, dapatkah tindakan dan pilihan Holohan sering kali mencerminkan wajah sebenarnya seorang pemimpin?