Di Uni Soviet pada tahun 1930-an, gerakan Shakhanov menjadi fenomena budaya, yang menginspirasi para pekerja untuk bergerak menuju tujuan produksi yang lebih tinggi. Gerakan ini didirikan oleh Partai Komunis dengan tujuan untuk mempromosikan pengembangan sosialisme dengan meningkatkan efisiensi kerja. Gerakan Shakhanov dicontohkan oleh penambang batu bara Rusia Alexi Shakhanov, yang menggali 102 ton batu bara hanya dalam waktu enam jam, namun, ini hanyalah awal dari ceritanya.
"Para pekerja dengan bangga memandang upaya mereka sebagai kontribusi bagi negara sosialis."
Gerakan Shakhanov bermula pada tahun 1935, selama rencana lima tahun kedua Uni Soviet. Ini merupakan kelanjutan dari industrialisasi dengan kekerasan dan perluasan dari kolektivisasi paksa yang dimulai tujuh tahun lalu. Ketenaran Shahanov segera memicu persaingan di tempat kerja, dengan semua orang berharap untuk menjadi jagoan produksi berikutnya. Seiring meluasnya gerakan ini, hampir semua sistem industri mulai menerapkan model persaingan yang serupa.
"Pada tanggal 31 Agustus 1935, Shakhanov menggali 102 ton batu bara sendirian dalam waktu kurang dari enam jam, menjadi simbol produksi pada saat itu."
Tak lama kemudian, pekerja lain mulai memecahkan rekor Shakhanov. Misalnya, pada tanggal 1 Februari 1936, Nikita Izotov menggali 640 ton batu bara dalam satu shift. Persaingan semacam itu merangsang potensi produksi industri di seluruh negeri dan juga membuat upaya para pekerja dihargai.
"Pemerintah Soviet mengklaim bahwa kampanye tersebut telah meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara signifikan, dengan produktivitas meningkat sebesar 41% selama rencana lima tahun pertama."
Namun, di balik kejayaan tersebut terdapat tekanan yang sangat besar. Tidak semua pekerja senang dengan target produksi yang meningkat. Banyak orang mengkritik gerakan Shakhanov karena membuat kehidupan kerja mereka semakin sulit. Lebih jauh lagi, seiring meningkatnya target produksi, tuntutan terhadap pekerja menjadi lebih brutal, bahkan beberapa di antaranya dihukum karena mempertanyakan gerakan tersebut.
Pada Konferensi Shakhanov Seluruh Serikat pada bulan November 1935, para peserta menekankan peran penting gerakan tersebut dalam rekonstruksi ekonomi negara-negara sosialis. Seiring berjalannya konferensi, banyak industri mulai memperkenalkan kompetisi Shakhanov untuk merangsang rasa persaingan para pekerja. Ada banyak pekerja perempuan yang luar biasa di antara mereka. Meskipun jumlah mereka tidak sebanyak laki-laki, mereka tetap menempati seperempat dari kursi perempuan di serikat pekerja.
"Telah dilaporkan bahwa reputasi awal gerakan Shakhanov mungkin telah dibesar-besarkan, dan bahwa banyak dari pencapaian individu yang digembar-gemborkan dibesar-besarkan."
Seiring berjalannya waktu, gerakan Shakhanov menghadapi pertentangan yang semakin meningkat. Pada tahun 1988, sebuah laporan mengungkapkan sejumlah fakta yang meragukan tentang Shakhanov dan rekam jejaknya. Beberapa laporan menunjukkan bahwa untuk mencapai standar setinggi itu, Shakhanov sebenarnya mengandalkan bantuan banyak asisten. Meski begitu, menurut media pemerintah Soviet, gerakan Shakhanov tetap memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi produksi.
Selama Perang Dunia II, menghadapi tantangan perang, keluarga Shakhanov mengembangkan banyak metode baru untuk meningkatkan efisiensi produksi. Mereka sering mengoperasikan beberapa mesin pada saat yang sama dan bahkan menggabungkan berbagai keterampilan profesional untuk menyelesaikan satu tugas. Namun, seiring dengan upaya tersebut, para pekerja mulai merasakan beban yang semakin besar, dengan banyak yang mulai mempertanyakan apakah pendekatan top-down untuk meningkatkan produksi ini benar-benar berkelanjutan.
"Menghadapi tekanan produksi yang tiada henti, kesehatan dan kualitas hidup pekerja telah menjadi isu yang patut mendapat perhatian."
Dalam literatur, gerakan Shakhanov juga mengilhami karya-karya kreatif. Baik Tanker Derbent karya Yuri Klimov maupun Animal Farm karya George Orwell mencerminkan dampak gerakan ini dan pola-pola di dalamnya. Orang-orang perlahan menyadari apakah situasi kerja keras demi produksi ini benar-benar layak dipuji, atau hanya sekadar simbol tanggung jawab sosial?
Sejarah Gerakan Shakharov mengingatkan kita bahwa peningkatan produktivitas tidak boleh mengorbankan kesehatan dan kualitas hidup manusia. Dalam mengejar keunggulan, bagaimana kita harus menjaga martabat dan keseimbangan manusia untuk mencegah konsekuensi dari pengejaran yang membabi buta?