MCAS (sindrom aktivasi sel usus) adalah kelainan imun yang jarang diketahui tetapi kompleks yang memengaruhi banyak pasien. Penyakit ini terutama melibatkan enterosit sistem imun - sejenis sel darah putih yang, ketika melepaskan mediator kimia seperti histamin secara berlebihan, dapat menyebabkan berbagai gejala kronis termasuk masalah kardiovaskular, kulit, saluran pencernaan, neurologis, dan pernapasan. Meskipun ada beberapa dasar penelitian tentang bagaimana tubuh manusia menentukan keberadaan penyakit ini, proses diagnosis MCAS masih penuh dengan kesulitan.
"Banyak gejala yang sangat mirip dengan mastositosis karena keduanya mengakibatkan pelepasan mediator yang berlebihan dari sel mast."
Gejala yang paling umum meliputi:
MCAS memiliki banyak penyebab, reaksi alergi adalah salah satunya. Penelitian telah menunjukkan bahwa mutasi gen KIT
mungkin terkait dengan MCAS, terutama mutasi pada posisi 816. Penelitian terkait telah menemukan bahwa rentang mutasi KIT pada pasien MCAS lebih luas daripada pada pasien umum, yang mungkin menjadi alasan beragamnya gejala MCAS.
MCAS dapat dibagi menjadi tiga subtipe: MCAS primer, MCAS sekunder, dan MCAS idiopatik. Teori MCAS primer adalah bahwa ada ambang batas yang lebih rendah untuk pelepasan mediator. Oleh karena itu, ketika pasien dirangsang oleh rangsangan eksternal, sel-selnya akan bereaksi lebih kuat daripada orang normal. MCAS sekunder lebih umum dan memiliki etiologi yang tidak diketahui, yang mungkin terkait dengan alergi lingkungan atau mekanisme non-alergi, sedangkan MCAS idiopatik tidak memiliki tanda-tanda pada pemeriksaan etiologi dan biasanya muncul dengan hasil biopsi sumsum tulang jinak.
MCAS sering kali sulit didiagnosis karena gejalanya bervariasi dan tidak spesifik. Menurut kriteria diagnostik tahun 2010 dan 2019, tiga kondisi berikut biasanya diperlukan:
"Bahkan ketika ada beberapa kriteria diagnostik, strategi yang umum digunakan didasarkan pada tiga pendekatan diagnostik."
Obat-obatan untuk pengobatan MCAS terutama meliputi:
Prognosis MCAS masih belum jelas, dan perjalanan penyakit serta gejalanya sangat bervariasi dari pasien ke pasien. Komunitas medis masih bekerja keras untuk menemukan diagnosis dan pilihan pengobatan yang lebih baik. Namun, seiring dengan semakin mendalamnya pemahaman kita tentang MCAS, mungkin solusi dan dukungan yang lebih efektif dapat diberikan.
Jadi, dapatkah kita menemukan solusi yang efektif di masa mendatang sehingga semua pasien dapat memperoleh diagnosis, pengobatan, dan dukungan yang mereka butuhkan?