Di bidang medis, antikoagulan (antikoagulan) telah menjadi alat penting dalam mencegah dan mengobati pembekuan darah. Di antara obat-obatan tersebut, penghambat faktor Xa langsung (xaban) seperti rivaroxaban, apixaban, dan edoxaban secara bertahap menggantikan obat antikoagulan tradisional seperti warfarin karena obat-obatan tersebut sangat menyederhanakan proses pengobatan dan persyaratan pemantauan pasien.
Penghambat faktor Xa langsung adalah golongan baru antikoagulan oral, yang utamanya digunakan untuk mengobati dan mencegah trombosis vena serta mencegah stroke dan emboli yang disebabkan oleh fibrilasi atrium. Golongan obat ini khususnya umum pada pasien dengan fibrilasi atrium nonvalvular untuk mengurangi risiko stroke.
Penghambat faktor Xa langsung dianggap sebagai alternatif warfarin, khususnya pada pasien yang perlu mengonsumsi beberapa obat lain secara bersamaan.
Meskipun golongan obat ini memiliki keuntungan yang jelas, terdapat beberapa kontraindikasi, seperti pendarahan yang terus-menerus atau pasien dengan risiko pendarahan yang tinggi. Efek samping penghambat faktor Xa langsung sering kali meliputi pendarahan, terutama di saluran gastrointestinal dan saluran kemih, dengan risiko pendarahan otak yang lebih rendah. Efek samping lainnya dapat meliputi gangguan gastrointestinal, pusing, anemia, dan peningkatan enzim hati.
Meskipun terdapat kejadian efek samping, dibandingkan dengan antikoagulan tradisional, penghambat faktor Xa langsung memiliki interaksi yang lebih sedikit, yang membuat manajemen pengobatan pasien lebih mudah.
Penggunaan penghambat faktor Xa langsung memerlukan perhatian terhadap interaksi obat. Misalnya, risiko pendarahan dapat meningkat jika digunakan dengan antikoagulan lain. Dalam kasus overdosis, tenaga medis dapat meminta pengujian Faktor Xa kuantitatif untuk memastikan efektivitas antikoagulan. Sejak tahun 2018, FDA telah menyetujui Andexanet alfa sebagai penawar khusus untuk overdosis dengan inhibitor Faktor Xa langsung.
Mekanisme kerja inhibitor faktor Xa langsung adalah mencegah aktivitas faktor Xa, sehingga menghambat jalur akhir koagulasi. Obat-obatan ini bekerja dengan cepat dan tidak memerlukan pemantauan waktu pembekuan yang sering, yang merupakan keunggulan tersendiri dibandingkan warfarin.
Dibandingkan dengan penggunaan warfarin, proses perawatan pasien disederhanakan dan masa rawat inap di rumah sakit dipersingkat.
Munculnya inhibitor faktor Xa langsung telah mengubah sejarah terapi antikoagulasi. Selama 60 tahun terakhir, warfarin merupakan satu-satunya antikoagulan oral, dan diperkenalkannya heparin dengan berat molekul rendah memungkinkan pasien yang dirawat di rumah sakit untuk pulang lebih cepat. Kemajuan ini juga dimungkinkan oleh perkembangan bioteknologi, yang mengarah pada keberhasilan pengembangan antikoagulan sintetis. Akan tetapi, obat-obatan baru ini harganya hingga 50 kali lebih mahal daripada warfarin, tetapi biaya pemantauan yang lebih rendah dapat mengimbangi sebagian perbedaan ini.
Munculnya penghambat faktor Xa langsung telah memberikan kemudahan bagi banyak pasien, dan penerapannya dalam terapi antikoagulasi secara bertahap menunjukkan keuntungan. Dengan kemajuan teknologi medis dan diperkenalkannya obat-obatan baru, bagaimana pengobatan trombosis akan berkembang dan berevolusi di masa depan?