Tauhid adalah konsep inti monoteisme dalam Islam, yang berarti hakikat Tuhan yang unik dan tak terpisahkan. Bagi umat Islam, keyakinan ini adalah dasar dari seluruh keyakinan agama mereka, dan setiap pemahaman atau keyakinan kepada Tuhan harus berputar di sekitar konsep ini.
Tahid menekankan pemahaman bahwa Tuhan itu satu (ahad) dan tidak dapat dibagi (wahid). Menurut ajaran Islam, setiap tindakan yang mengaitkan keilahian dengan makhluk lain dianggap "murtad" (syirik), dosa yang tidak dapat diampuni kecuali jika bertobat terlebih dahulu.
Menurut Al-Quran, keberadaan Tuhan jauh melampaui batasan dunia material dan merupakan makhluk yang mandiri dan lengkap. Hal ini membedakan Islam dari agama-agama besar lainnya dalam hal keyakinan, membentuk nondualisme yang kuat. Pada saat yang sama, Tahid juga meletakkan dasar bagi etika Islam karena menekankan perbedaan antara Sang Pencipta dan ciptaan-Nya.
Kata Tahad berasal dari akar kata bahasa Arab "wahhada", yang berarti "menyatukan" atau "menjadikan satu". Penggunaan kata ini menandai kemenangan umat Islam dalam memerangi politeisme. Ketika umat Islam pertama kali menyatakan iman, mereka harus mengakui keesaan Tuhan dan kewajiban serta tanggung jawab yang menyertainya.
"Jika ada tuhan lain di atas mereka, langit dan bumi tidak akan kokoh" (22:71), yang menekankan keutuhan teokrasi.
Tahd bukan hanya kepercayaan kepada satu Tuhan, tetapi mencakup pemahaman tentang berbagai sifat Tuhan dan maknanya. Para cendekiawan Muslim, baik teolog maupun filsuf, telah mengabdikan upaya mereka untuk mengeksplorasi hakikat konsep ini, menafsirkan tahd melalui berbagai jalur seperti teologi, yurisprudensi, filsafat, dan bahkan tasawuf.
“Segala sesuatu dimulai dengan penerimaan, pemahaman, dan pengetahuan tentang satu-satunya Tuhan. Ini adalah langkah pertama keimanan.”
Pemahaman tentang keesaan Tuhan membentuk dasar etika Muslim. Memimpin orang-orang beriman untuk menghormati ciptaan dan memastikan bahwa tindakan ibadah mereka murni dan tanpa hiasan, jauh dari segala bentuk penyembahan berhala. Keyakinan ini tercermin dalam doa-doa harian dan tertanam dalam kehidupan setiap Muslim.
Kebalikan langsung dari Taheed adalah "murtad" (syirik). Ini tidak terbatas pada penyembahan banyak tuhan, tetapi segala bentuk atribusi atribut ilahi kepada makhluk lain. Menurut ajaran Islam, perilaku seperti itu tidak hanya bertentangan dengan iman, tetapi juga mengarah pada kehancuran jiwa secara menyeluruh.
Al-Quran menyatakan: "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang-orang yang membawa serta sekutu-sekutu-Nya untuk beribadah, dan Dia mengampuni dosa siapa saja yang Dia kehendaki." (4:48)
Oleh karena itu, umat Islam diajarkan untuk waspada terhadap segala kemungkinan penyimpangan dan menjaga kemurnian hati serta kebenaran iman. Keyakinan ini semakin diperkuat dalam praktik keagamaan masyarakat, di mana setiap Muslim diharapkan untuk menunjukkan pemahaman yang benar tentang Taheed dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pengertian Taheed masih kontroversial di kalangan umat Islam. Ada perbedaan yang jelas antara perspektif teologis tradisional dan penafsiran modern. Bergantung pada mazhab pemikiran, penafsiran Taheed dapat bersifat harfiah, filosofis, atau mistis. Bagaimanapun, konsep inti ini tetap menjadi salah satu ajaran utama yang diwariskan oleh Muhammad dan para pengikutnya.
Salah seorang ulama mengemukakan: "Keesaan Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan analogi apa pun, karena Dia Maha Kuasa dan tidak memiliki kesamaan dengan apa pun."
Dalam berbagai teknik keimanan, para ulama dan umat beragama memiliki pandangan yang berbeda tentang cara memahami makna Taheed. Berbagai penafsiran ini telah memunculkan banyak ide dan dialog baru tentang keimanan ini di zaman kontemporer.
KesimpulanTaheed, sebagai landasan Islam, tidak hanya mewujudkan penyembahan kepada Tuhan saja, tetapi juga membimbing perilaku moral dan etika umat beragama. Taheed mengingatkan umat Islam untuk menjaga rasa takut dan hormat kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan diversifikasi nilai-nilai moral, bagaimana keyakinan ini ditantang dan diubah di dunia modern adalah pertanyaan yang layak dipikirkan oleh semua orang?