Proses perkembangan bayi selalu menjadi fokus orang tua dan ilmuwan, terutama hubungan antara kecerdasan dan tonggak-tonggak awal. Seiring bertambahnya usia bayi, mereka menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam bidang fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Penelitian terkini menunjukkan bahwa ada korelasi yang tak terduga antara seberapa dini Anda belajar berjalan dan IQ Anda.
Tonggak-tonggak perkembangan awal, seperti belajar berjalan dan berbicara, tidak hanya memengaruhi kemampuan bayi Anda untuk hidup, tetapi juga dapat memiliki efek jangka panjang pada kecerdasan. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada 5.000 bayi yang lahir di Inggris pada tahun 1946, ditemukan bahwa untuk setiap bulan bayi belajar berdiri satu bulan lebih awal, IQ bayi dapat meningkat sebesar 0,5 poin pada usia 8 tahun.
Penelitian ini menantang kepercayaan lama bahwa tingkat perkembangan dalam batas normal tidak terkait dengan kecerdasan.
Meskipun pencapaian tonggak perkembangan bervariasi antara individu, para ahli mengatakan bayi yang terlambat mencapai tonggak tertentu mungkin menghadapi tantangan intelektual atau fisik. Misalnya, bayi yang tidak dapat mengucapkan kalimat lengkap sebelum usia 2 tahun cenderung memiliki IQ rata-rata yang lebih rendah saat dewasa daripada anak-anak yang menunjukkan keterampilan bahasa awal.
Ketika bayi dapat berjalan secara mandiri, itu bukan hanya tonggak fisik, tetapi juga momen penting untuk memperdalam kemampuan kognitifnya. Kemampuan berjalan memungkinkan bayi untuk menjelajahi lingkungan sekitar, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk belajar dan memahami. Kemampuan berjalan lebih awal sering kali berarti bahwa bayi memiliki pemahaman lebih awal tentang cara kerja dunia di sekitarnya.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan berjalan dan kecerdasan.
Menurut beberapa penelitian, lingkar kepala dan tonggak-tonggak perkembangan awal dapat menjelaskan 6% dari variasi IQ. Faktor-faktor yang lebih erat kaitannya dengan kecerdasan meliputi status sosial ekonomi orang tua, yang menjelaskan 23% dari varians kecerdasan. Data-data ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan memainkan peran yang sama pentingnya dalam perkembangan intelektual.
Selain lingkungan fisik dan sosial ekonomi, gaya pengasuhan juga penting. Cara orang tua menanggapi dan berinteraksi dengan perilaku bayi mereka akan memengaruhi ekspresi emosional dan perkembangan sosial bayi. Penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang pernah mengalami rumah yang penuh kekerasan atau pelecehan mungkin mengalami kesulitan menanggapi kebutuhan bayi mereka dengan peka, yang dapat menghambat perkembangan anak yang sehat.
Seiring pertumbuhan anak, mereka mulai mengembangkan emosi dan kesadaran diri yang lebih kompleks. Saat anak mulai mengenali perbedaan antara diri mereka dan dunia luar, mereka mengalami berbagai emosi, seperti bangga dan malu. Oleh karena itu, periode ini bukan hanya periode perkembangan fisik, tetapi juga tahap penting pematangan mental dan emosional.
Peningkatan kesadaran diri berdampak besar pada perkembangan emosional anak.
Secara umum, cepat atau lambat Anda belajar berjalan memiliki hubungan yang tidak dapat diabaikan dengan perkembangan intelektual. Meskipun setiap anak memiliki kecepatan dan tonggak perkembangannya sendiri yang unik, orang tua harus mendorong anak-anak mereka untuk keluar dan menjelajahi dunia di sekitar mereka, yang dapat berdampak besar pada perkembangan intelektual mereka di masa depan. Dalam masyarakat yang berubah dengan cepat ini, haruskah kita lebih memperhatikan perkembangan awal anak-anak untuk meningkatkan potensi intelektual mereka?