Mengapa anak-anak dengan gangguan perilaku biasanya tidak merasa bersalah atau kasihan? Psikologi mengungkap rahasianya!

Gangguan Perilaku (CD) adalah penyakit mental yang didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja yang ditandai dengan pola perilaku yang terus-menerus dan berulang yang sering melanggar norma sosial dan hak-hak dasar orang lain. Anak-anak dengan kondisi ini sering kali menunjukkan kurangnya rasa bersalah atau empati, salah satu karakteristik inti dari gangguan perilaku. Dalam artikel ini, kita akan menyelidiki akar psikologis dari perilaku ini dan dampaknya terhadap anak-anak dan masyarakat.

Perilaku kejam yang ditunjukkan oleh anak-anak dengan gangguan perilaku tidak hanya memengaruhi keluarga mereka, tetapi juga menimbulkan bahaya tersembunyi bagi masyarakat secara keseluruhan.

Pengertian dan manifestasi gangguan perilaku

Gangguan perilaku sering kali dianggap sebagai pendahulu berbagai perilaku antisosial. Gejalanya meliputi perilaku agresif terhadap orang lain dan hewan, vandalisme, menipu, atau mencuri. Untuk memenuhi kriteria diagnostik, perilaku tersebut harus terus-menerus dan mengganggu kehidupan sosial, sekolah, atau area penting lainnya dari fungsi anak.

Banyak anak dengan gangguan perilaku menunjukkan ketidakpekaan terhadap penderitaan orang lain, kurangnya empati yang mencegah mereka memahami atau peduli terhadap perasaan orang lain. Penelitian ilmu kognitif terhadap kondisi ini menunjukkan bahwa kurangnya rasa bersalah ini mungkin terkait dengan struktur dan fungsi otak.

Penelitian ilmu saraf menunjukkan bahwa anak-anak dengan gangguan perilaku mungkin menunjukkan kelainan pada area otak yang terlibat dalam pemrosesan rangsangan sosial-emosional.

Kurangnya emosi dan empati

Anak-anak dengan gangguan perilaku sering kali menunjukkan respons emosional yang berkurang, yang meliputi respons yang tidak memadai terhadap rasa takut dan tekanan. Penelitian menunjukkan bahwa disregulasi emosional dini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan empati, membuat mereka tidak dapat berempati dengan penderitaan orang lain. Situasi ini menyebabkan anak-anak ini sering kali menunjukkan rasa tidak hormat dan perilaku agresif dalam interaksi sosial, yang menimbulkan masalah perilaku yang lebih serius.

Tidak Ada Rasa Bersalah dan Konsekuensinya

Tidak ada rasa bersalah merupakan fenomena umum, yang membuat anak-anak dengan gangguan perilaku lebih mungkin mengulangi perilaku antisosial mereka tanpa terganggu oleh rasa sakit yang ditimbulkannya. Situasi ini tidak hanya menyebabkan mereka mengalami kesulitan di sekolah dan keluarga, tetapi juga dapat menyebabkan mereka melanjutkan pola perilaku ini hingga dewasa dan akhirnya mengembangkan gangguan kepribadian antisosial.

Anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku sering kali sangat terpengaruh secara sosial dan emosional karena mereka tidak dapat merasa bersalah.

Faktor dan strategi pengobatan

Perkembangan gangguan perilaku sering kali melibatkan banyak faktor, termasuk pengaruh genetik, biologis, lingkungan, dan sosiologis. Kondisi anak-anak ini dapat ditingkatkan secara efektif melalui pendekatan pengobatan yang fleksibel seperti terapi keluarga dan modifikasi perilaku. Keberhasilan strategi ini terletak pada membantu anak-anak belajar cara memahami dan memproses emosi mereka sendiri, yang memungkinkan mereka mengembangkan empati dan keterampilan sosial yang baik.

Melihat ke masa depan

Meskipun gangguan perilaku menimbulkan tantangan bagi perkembangan dan integrasi sosial anak, pemahaman kita tentang penyebab dan pengobatannya terus meningkat seiring dengan kemajuan psikologi dan ilmu saraf. Hal ini tidak hanya akan membantu meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga akan meningkatkan rasa aman saya secara keseluruhan dalam masyarakat.

Terakhir, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya perjuangan spiritual dan tantangan manusia seperti apa yang tercermin di balik perilaku yang tidak memiliki rasa bersalah atau belas kasih ini?

Trending Knowledge

Dari pencurian kecil-kecilan hingga konflik kekerasan: Mengapa beberapa anak mengalami gangguan perilaku?
Gangguan Perilaku (CD) adalah penyakit mental yang didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja yang ditandai dengan pola perilaku yang berulang dan terus-menerus, sering kali terwujud dalam perilaku
Kepribadian antisosial di masa depan? Bagaimana gangguan perilaku akan memengaruhi kehidupan seorang anak?
Gangguan Perilaku (CD) adalah penyakit mental yang didiagnosis selama masa remaja atau kanak-kanak yang ditandai dengan pola perilaku yang berulang dan terus-menerus, termasuk mencuri, berbohong, mela
Asal usul gangguan perilaku: Tahukah Anda apa itu “perilaku antisosial”
Gangguan perilaku adalah penyakit mental, yang biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja, yang ditandai dengan pola perilaku yang berulang dan terus-menerus, termasuk mencuri, berbohong,

Responses