Dalam penanganan medis saat ini, reseksi prostat transuretral (TURP) masih menjadi salah satu tindakan bedah yang umum dilakukan untuk mengatasi pembesaran prostat. Namun, meskipun sudah dikenal luas, tindakan bedah ini berpotensi menimbulkan beberapa komplikasi yang jarang terjadi namun berpotensi membahayakan. Di antara semua komplikasi tersebut, sindrom TURP merupakan masalah yang harus mendapat perhatian khusus dari para tenaga medis. Dampaknya tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik pasien, tetapi juga dapat menyebabkan perubahan pada sistem saraf pusat, sehingga memengaruhi kondisi pasien secara keseluruhan.
Sindrom TURP sering terjadi akibat penyerapan cairan irigasi yang digunakan selama operasi. Proses penyerapan ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit dan hiponatremia, dan efek perubahan ini pada sistem saraf pusat dapat membahayakan. Gejala umum meliputi:
Kegelisahan, sakit kepala, mual dan muntah, kebingungan, gangguan penglihatan, edema serebral, kejang dan koma, dll.
Gejala sering kali tidak jelas dan tidak spesifik, dan profesional medis harus selalu waspada untuk mengenali tanda-tanda sindrom TURP pada pasien setelah operasi TURP.
Setelah operasi TURP, perubahan pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Di antaranya, edema serebral xifoid dan hiponatremia merupakan dua faktor utama yang memengaruhi.
Hiponatremia dapat menyebabkan perubahan pada tekanan osmotik cairan di otak, yang selanjutnya menyebabkan edema otak. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan koma atau bahkan mengancam jiwa.
Terutama ketika konsentrasi natrium turun di bawah 120mMol/L, situasinya sangat serius. Staf medis perlu memberi perhatian khusus kepada pasien ini dan mengambil tindakan segera jika ditemukan gejala yang sesuai.
Pencegahan adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko sindrom TURP. Aspek-aspek berikut harus dipertimbangkan sebelum operasi:
Setelah sindrom TURP dipastikan pada pasien, manajemen biasanya bersifat suportif dan kondisi pasien perlu dipantau secara ketat. Di antara perawatan ini adalah:
RingkasanDukungan oksigen, dukungan kardiovaskular, koreksi hiponatremia, dan manajemen keparahan gejala, seperti penggunaan antiemetik dan antikonvulsan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien yang menjalani TURP dan tim medis yang melakukan operasi untuk memahami dan mengenali perubahan halus dalam sistem saraf pusat. Sama seperti setiap detail operasi dapat memengaruhi proses pemulihan pasien, jika tidak diperhatikan, sindrom TURP akan menjadi ancaman potensial yang membebani pikiran. Saat Anda memikirkan kesehatan orang-orang di sekitar Anda, pernahkah Anda mempertimbangkan faktor-faktor utama ini setelah operasi dan memikirkan cara untuk lebih meningkatkan keselamatan diri sendiri dan orang lain?