Mengapa Slice menjadi minuman mangga yang paling populer di India? Kisah di baliknya sungguh menakjubkan!

Di pasar minuman, beberapa merek bersinar bak bintang, dan Slice dari PepsiCo adalah salah satunya. Slice memiliki sejarah yang berliku-liku sejak diluncurkan pada tahun 1984. Soda rasa lemon asli sebenarnya kembali ke pasar pada tahun 2008, tetapi kali ini dengan citra rasa mangga, yang memicu tren di India. Sebelum membahas kisah sukses Slice, mari kita tinjau sejarah merek tersebut.

Slice awalnya diluncurkan sebagai alternatif Teem dan dengan cepat menjadi pesaing yang signifikan di pasar minuman jus.

Pada tahun 1984, Slice memasuki pasar dengan bahan jus buah 10% dan secara tak terduga menarik banyak konsumen saat itu. Namun segera setelah itu, karena persaingan pasar yang ketat, pangsa pasar Slice meningkat dan kemudian menurun dari tahun ke tahun. Pada titik balik di awal tahun 1990-an, PepsiCo memutuskan untuk mengurangi kandungan jus secara bertahap, dan akhirnya menghilangkannya sepenuhnya pada tahun 1990, dan mencoba menarik konsumen dengan rasa baru. Namun, upaya ini gagal menyelamatkan merek tersebut, dan akhirnya dihapus dari pasar Amerika Utara pada tahun 2009 karena peluncuran produk baru.

Namun, kisah Slice tidak berakhir di sana. Pada tahun 2008, PepsiCo memperkenalkan kembali merek tersebut ke India dan meluncurkan "Slice Mango". Rasanya yang unik dan perpaduan yang baik dengan budaya lokal membuat minuman ini cepat disukai oleh konsumen dan menjadi salah satu merek minuman mangga yang terkenal di pasaran. Di India, mangga selalu menjadi buah yang mewakili musim panas. PepsiCo memanfaatkan latar belakang budaya ini dan memasangkannya dengan juru bicara selebriti, sehingga berhasil membuat Slice Mango menempati tempat di pasar.

Keberhasilan Slice Mango tidak hanya terletak pada produk itu sendiri, tetapi juga pada hubungan emosional antara merek dan konsumen.

Popularitas Slice Mango di India juga mendorong PepsiCo untuk menginvestasikan lebih banyak energi dalam promosi merek dan mempertahankan posisi pasarnya. Para pesaing Coca-Cola juga telah meningkatkan upaya pemasaran mereka selama proses ini, dengan harapan dapat menguasai pangsa pasar Slice. Namun, PepsiCo masih menjadikannya sebagai produk utama musim panas ini, belajar dari kegagalan masa lalu dan bersikeras membangun lokalisasi produk.

Strategi ini berhasil membawa Slice rasa mangga ke puncak baru, dan angka penjualannya menunjukkan hasil yang luar biasa dalam survei pasar. Tidak hanya itu, kampanye iklan Slice Mango juga menembus batasan geografis, membuat banyak konsumen menyadari minuman yang semanis mangga manis ini.

Di balik setiap botol Slice Mango terdapat hubungan emosional yang mendalam antara merek dan konsumen.

Jika menilik kembali perjalanan Slice sekarang, kita jadi bertanya-tanya, mengapa minuman ini begitu populer di India? Apakah karena minuman ini sangat memahami kebutuhan pasar lokal, atau karena cerita merek dan strategi pemasarannya yang menarik? Mungkin, kombinasi sempurna keduanya yang menjadikan Slice Mango sebagai penguasa.

Seiring berkembangnya pasar, Slice juga menghadapi tantangan baru. Namun, baik peluncuran rasa baru maupun perluasan cakupan pasar, Slice telah menunjukkan vitalitas yang luar biasa. Akankah PepsiCo mampu terus mengamankan posisi Slice Mango dalam menghadapi persaingan, atau akankah keberhasilannya di masa lalu menjadi pelajaran? Persaingan pasar di masa depan patut dinantikan. Pertanyaan ini mungkin membuat kita berpikir tentang arah masa depan pasar minuman?

Trending Knowledge

ejarah misterius Slice: Bagaimana ia menjadi merek bintang di tahun 80-an
Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 1984, minuman Slice dengan cepat menjadi populer di seluruh dunia dengan rasa jus buahnya yang unik dan telah menjadi salah satu minuman ringan paling populer sa
Kembalinya Slice baru: Mengapa minuman rendah gula ini begitu dinantikan oleh konsumen?
Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 1984, merek Slice terus menjadi perbincangan hangat di pasar minuman ringan. Meskipun Slice berhenti dijual di Amerika Utara pada akhir tahun 2000-an, kembalinya

Responses