Dalam kimia organik, asetilena adalah hidrokarbon khusus yang memiliki setidaknya satu ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Karena adanya ikatan rangkap tiga ini, asetilena sangat reaktif, jauh melebihi hidrokarbon lain, seperti alkana dan alkena dalam hidrokarbon. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap sifat kimia unik asetilena dan mengeksplorasi mengapa ia berperilaku sangat aktif dalam reaksi kimia.
Rumus molekul asetilena adalah C2H2, dan struktur khususnya membuatnya sangat aktif dalam reaksi.
Sudut ikatan H–C≡C dalam molekul asetilena adalah 180 derajat, yang membuatnya berbentuk seperti batang. Struktur ini tidak hanya membuat asetilena sangat stabil, tetapi juga memungkinkannya melepaskan energi dengan cepat selama reaksi. Sebagai perbandingan, panjang ikatan C-C alkana adalah 153 pikometer, sedangkan panjang ikatan C≡C asetilena hanya 118 pikometer. Panjang ikatan yang pendek ini membuat energi ikatannya sangat kuat, sekitar 839 kJ/mol. .
Asetilena termasuk dalam golongan hidrokarbon tak jenuh dan biasanya sangat aktif dalam reaksi kimia. Hal ini karena adanya ikatan rangkap tiga memberi asetilena gaya dorong berenergi lebih tinggi, dan gaya dorong berenergi tinggi ini membuat asetilena sangat stabil secara termodinamika saat bereaksi dengan senyawa lain. Reaksi pembakarannya sangat kuat dan dapat melepaskan sejumlah besar panas, yang banyak digunakan dalam pengelasan industri.
Reaksi pembakaran asetilena digunakan dalam teknologi pengelasan oksiasetilena, yang sangat penting dalam bidang pemrosesan logam.
Asetilena dapat dibagi menjadi dua kategori menurut strukturnya: asetilena terminal dan asetilena internal. Rumus kimia asetilena terminal adalah RC≡CH, di mana salah satu ujungnya terhubung ke setidaknya satu atom hidrogen, yang membuat jenis senyawa ini lebih asam daripada asetilena internal. Keasaman asetilena terminal secara signifikan lebih tinggi daripada alkana dan alkena, dengan nilai pKa sekitar 25, sedangkan alkana sekitar 40.
Dalam tata nama kimia sistematis, nama asetilena berasal dari akar kata Yunani-nya, dan tidak ada huruf tambahan yang ditambahkan. Untuk hidrokarbon dengan empat atau lebih atom karbon, posisi ikatan rangkap tiga harus dinyatakan, misalnya, 3-oktina atau okt-3-ina, untuk memastikan bahwa ikatan rangkap tiga yang dimaksud memiliki nomor terendah. Nama umum untuk asetilena adalah "asetilen", dengan akhiran "-ina" yang digunakan dalam nama tersebut untuk menunjukkan adanya ikatan rangkap tiga.
Dalam kimia organik, asetilena dan turunannya diberi nama terutama menurut tata nama IUPAC.
Asetilena dapat disintesis dengan berbagai cara, yang tertua di antaranya melibatkan hidrolisis dari kalsium karbida. Secara industri, produksi asetilena terutama bergantung pada oksidasi parsial gas alam untuk membentuk reaksi 2 CH4 + 3/2 O2 untuk menghasilkan HC≡CH + 3 H2O, yang tidak hanya dapat secara efektif menghasilkan asetilena tetapi juga mengurangi beban lingkungan.
RingkasanSebagai hidrokarbon yang sangat reaktif, asetilena memainkan peran penting dalam berbagai reaksi kimia karena struktur ikatan rangkap tiganya yang unik. Dari reaksi pembakaran hingga sintesis dan aplikasi, asetilena telah menunjukkan perannya yang sangat penting dalam kimia organik. Pernahkah Anda berpikir tentang berapa banyak rahasia yang belum ditemukan yang tersembunyi di balik struktur kimia sederhana ini?